Delapan

925 127 11
                                    

Pagi ini benar-benar dingin. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi lewat 15 menit tapi diluar masih sedikit gelap. Mungkin karena langit yang tertutupi awan hitam juga Hujan yang sudah jatuh membasahi bumi. Hujan yang lumayan deras untuk mewakili awal selasa hari ini.

Masih bergelut manja dibawah selimut tebalnya. Cewek cantik ini masih betah memejamkan matanya walau alarm sudah berkali-kali menjerit minta dimatikan.

Hingga seseorang duduk disebelahnya tanpa Ia sadari. Seseorang yang dengan sangat jail membuka selimut tebal itu dan menepuk-nepuk pelan pipi cewek yang masih tertidur itu.

"Adek, adek bangun. Katanya uda sehat. Kok jam segini belum bangun?" Seseorang itu yang ternyata adalah Dimas, abang dari Yuki.

"Engggg" keluhan Yuki dan ingin kembali menarik selimut itu tapi ditahan oleh Dimas.

"Mau tidur lagi. Kamu gag kuliah? Katanya kangen Abang. Mau pergi bareng abang. Abang bentar lagi ngantor loh dek. Yakin gag mau bangun?" Ucap Dimas tanpa jeda. Dan Yuki pun membuka kedua bola matanya secara perlahan dan menatap manik mata Abangnya dengan bibir manyun.

"Abang tega? Adek masih ngantuk loh bang. Lihat deh diluar aja masih gelap. Abang kok cepat banget siap-siapnya? Adek ngantuk ih." Seru Yuki dan kembali menarik selimutnya untuk menutupi wajahnya.

"Uda mau jam setengah tujuh loh dek. Alarm kamu aja uda jerit-jerit tadi pas abang masuk." Kata Dimas dan kembali beranjak untuk duduk di single sofa kamar Yuki.

Dengan berat hati Yuki pun bangun sambil mengucek kedua matanya lalu turun dari ranjang dan ingin memasuki kamar mandi tapi suara Abangnya berhasil menghentikan langkahnya.

"Kecuali Adek masih sakit. Abang bisa ninggalin Adek dan nitipin keempat curut itu." Ucap Dimas lalu beranjak dari sofa itu dan menghampiri Yuki.

"Apaan pake titip-titipan segala. Emangnya Adek anak kecil apa? Adek kuliah Bang. Libur sehari aja rugi banget Adek rasa. Yauda sana Abang kebawah. Adek mau mandi." Yuki berbicara tanpa membalik badannya untuk melihat kearah Abangnya yang senyum-senyum minta ditabok itu. Setelah bicara seperti itu Yuki pun masuk kedalam kamar mandinya.

Dimas keluar dari kamar Yuki dan melangkah menuruni anak tangga menuju ruang makan.

Dimas duduk tapi tidak langsung sarapan melainkan hanya meminum sedikit kopinya sambil membaca koran hari ini sambil menunggu Adek kesayangannya turun dan bergabung bersama dengannya.

☆☆☆

SemVak Keren 😆

Verrel : uda siap-siap belum 💩?

Read (4)

Verrel melongo melihat kelayar ponselnya yang hanya diread doang oleh keempat sahabatnya itu.

Eh, tapi tunggu dulu. Keempat? Berarti Yuki juga membaca chatnya dong ya.

Tanpa diduga Verrel menarik sudut bibirnya keatas.

Verrel : diread aja terus. Kebiasaan lo pada. 😢

Max : gag usah sok drama gto deh lo. Jijik gue liat emot lo. 😒

Verrel : 😂😂 makanya jangan diread doang chat dari gue 💩. 😡

Adi : lo pagipagi ngajak ngadoh yaa jambul. 😠 gue masih ngantuk 💩 diluar ujan enak banget ini molor sampek sore. 😃

Cinta AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang