~~Happy reading~~
Apapun masalah kalian, tetap jalani dan tersenyum ^__^Kenapa dia terus mengikutiku? Seakan-akan dia mengenaliku. Aku takut, aku takut kalau aku mengenalinya. Entah apa yang aku takuti kepadanya,
~Karina Talitha~Di pagi yang cerah ini, Karin masih tidur, dengan memeluk guling dan tubuh yang tertutupi selimut.
Beepp... beeepp.. beepp
Tidur Karin terhenti, mendengar jam alarm. Mencari-cari sumber bunyi tersebut dan menekan alarm yang berada di samping lampu tidur, dengan keaadaan masih setengah sadar. Dia bangun dari tidur, dan membuka kelopak matanya secara perlahan.
Karin mandi tidak lebih dari 15 menit, hanya selama 5 menit. Kalau di bilang mandinya Karin itu, mandi jurus bebek. Setelah mandi, Karin memakai seragam sekolah, dan merapihkan buku-buku yang di bawa untuk hari ini.
"Okee dehh, sepertinya sudah lengkap." Karin menaruh buku satu-persatu di dalam tasnya.
Tapi dia merasa kurang yakin, akhirnya dia mengecek ulang untuk memastikan kembali. Ternyata rasa kurang yakin Karin benar, buku yang begitu penting baginya hilang.
"Aduuhhh... buku aku kemana yaa? Aku lupa lagi aku taruh mana ya? Di dalam buku itu kan penting banget," ucap Karin panik.
Dia mencari keberadaan bukunya, di tempat meja belajar, di kolong tempat tidur, di kasur, di lemari pakaian sampai dia cari tuhh buku di lobang semut. Hasilnya tetap tidak ada. Akhirnya dia pasrah. Mengingat waktu yang telah terbuang sia-sia, dia sudahi pencarian buku yang hilang. Dia keluar dari kamar, mencari keberadaan mamanya.
"Ma... ma... mahh..." ucap Karin berteriak.
Dia mencari mamanya di mana-mana, sampai dia cari di kolong bangku. Tanpa dia sadari orang yang di carinya berada di belakang.
"Karin... ngapain dek cari mama di kolong bangku, di kira mama kucing," ucap mamanya melipat kedua tangan.
Karin kaget dengan kehadiran mamanya secara tiba-tiba, yang membuat Karin terburu-buru, dan bunyi suara "jeduggg" di sana.
"Aduhhh kepala aku, amnesia dehhh aku," Karin mengusap kepalanya.
"Ahh lebay dehh, Lagian kamu mahh ada-ada saja kelakuannya." ujar mamanya, menggelengkan kepala.
"Hahaha iya abisnya mama, aku panggil gak datang-datang." Balas Karin merapihkan seragamnya.
"sorry. Mama gak dengar, soalnya mama lagi masak nih di dapur. Ayokk kita makan, makanan sudah siap." balas mamanya.
"tidak dehh ma. Aku berangkat saja langsung, biar tidak telat." Balas Karin mengangkat satu alisnya.
"Makan dulu dek. Apa perlu mama suapin?" Tanya mamanya meledek.
"Ahh mama. Sudahlah, aku kan sudah besar. Bukan anak kecil lagi. Udah ya mah. bye, aku sayang mama." Karin mengecup pipi kanan mamanya, dan berlalu pergi meninggalkan mama.
"Uhhh benar-benar dehh anak ini." mamanya tersenyum.
***
Karin kali ini datang ke sekolah tidak telat, seperti hari biasanya. Dan dia memang benar menepati janjinya. Dia memasuki sekolah, dan mendatangi satpam yang sedang duduk di pos yang berada di samping gerbang. Dia menganggap pak satpam sudah seperti keluarganya.
"Selamat pagi bapak, kali ini saya menepati janji saya kan pak?" Tanya Karin tersenyum.
Pak satpam melihat ke arah yang menyapanya, dan ternyata Karin, dan di lihat jam di pergelangan tangan, ya... Memang benar hari ini Karin tidak datang terlambat.
![](https://img.wattpad.com/cover/123982112-288-k169193.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pujangga Mentari
Ficção AdolescenteBagaimana jadinya kalau cinta pertama kalian, disukai juga sama sahabat kalian? Memilih tetap berusaha dengan orang yang kamu cintai? Atau bahkan mengubur perasaan kamu demi sahabat? Mungkin menurut kalian ceritaku ini sudah tidak asing lagi. Tapi...