Perempuan bersurai terang itu tersenyum ketika menginjak tangga bus. Manik matanya bergetar pertanda senang menemukan ia menaiki bus yang sama dengan laki laki itu lagi.
Setelah pertemuan sebelumnya laki laki itu mau menegur Eunseo, kali ini Eunseo jadi tak canggung untuk mengambil tempat duduk di samping laki laki itu.
Tanpa sadar gadis itu tersenyum dan berlari mendekat, membuat Jungwoo jadi melirik.
"Jungwoo!" Seru Eunseo sambil menghempaskan tubuhnya ke samping pemuda betmata coklat itu.
"Senyam senyum"
"Hihi"
Jungwoo. Anak baru dari ipa 2 yang baru saja bergabung dalam osis dan masuk menjadi sekbid seni sekaligus merangkap menjadi bendahara bersama Eunseo. Membuat mereka berdua mau tak mau jadi harus sering sering berkomunikasi.
"Lo ga bawa kendaraan jung?"
Yang ditanya hanya menggeleng.
"Lo selalu balik sendiri?" Kini pandangan Jungwoo jadi beralih menatap perempuan berkulit secerah mutiara itu.
"Iya. Sebernya bisa bareng Yebin sih, atau nebeng Donghyun"
"Terus kenapa naik bus?"
"Enak pulang sendiri. Enak pulang sendiri naik bus. Enak sendirian deh pokoknya"
Jungwoo tertegun. Menyadari Eunseo seperti cerminan dari dirinya.
Tidak ada suara. Terlalu canggung untuk si anak baru dan si gadis cantik ini.
"Lo kok selalu diem kenapa si seo?"
Eunseo terkejut. Jadi menoleh "hah? Masa sih? Enggak deh kayaknya"
"Ya kalo ga penting ga ngomong. Kalo ga di ajak ngomong duluan ga ngomong. Pendiem itu namanya"
"Ga pendiem sih sebenernya. Gue lebih suka denger dari pada di denger. Lebih suka merhatiin juga, gue nggak terlalu pandai jadi peran utama"
Lagi lagi, Jungwoo diam. Hati kecilnya mengagumi sosok Eunseo.
"Eh lo bukannya turun di halte 3 ya?"
Jungwoo tersadar. Jadi mengangguk cepat.
"Terus kenapa belum turun?"
Pandangan pemuda itu mengitar, menyadari busnya tengah berhenti di halte 3. Ia buru buru berlari menuju pintu tak sempat berpamitan.
Kemudian saat bus mulai berjalan. Eunseo merapat ke jendela, membalas lambaian tangan Jungwoo.
Setelah bus hilang dari jarak pandang, dahi Jungwoo berkerut "gue kenapa jadi dadah dadah?"
Tanpa mereka sadari. Pola itu terus berulang.
Dari
"Jungwoo!"
"Sini sebelah sini"
Menjadi
"Lama amat sih, gue keluar dari tadi, sampe bus yang biasa udah lewat"
"Hihhhh ya maafin piket dulu"
Dari yang awalnya suka pulang sendiri. Berubah menjadi sepi jika sendirian. Dari awalnya hanya butuh satu bangku, jadi mengadah jika hanya tersisa satu bangku yang kosong.
Eunseo tak pernah sadar jika kebiasaannya yang suka mendengar berubah menjadi didengar jika bersama Jungwoo.
Dan Jungwoo juga tidak pernah sadar, bahwa telinganya yang biasanya tersumpal headshet dan berisi lagu lagu, jadi terngiang suara Eunseo setiap ia berbagi cerita di bus.
Mereka belum akan sadar, hingga suatu kejadian akan datang dan membantu menyadarkan mereka.
Bahwa sesuatu tidak akan benar benar nyata hingga mereka benar benar merasakannya.