“Eunaa!!!”
“Cubbyyy!!”
Suara Yugyeom menggelegar dari depan pagar rumah Eunha. Ia datang dengan sekotak donat titipan mamanya.
“Heh”
Yugyeom sedikit terkejut ketika tiba tiba seseorang menyentuh pundaknya, membuat ia reflek berbalik dan mendapati Eunha tengah bersedaku lengan sambil menatapnya garang. Yugyeom hanya bisa cengengesan. “Ngapain teriak teriak?”
“Abis lo nggak keluar ehehe”
“Kaya rumah gue nggak ada bel aja lo sering banget teriak teriak”
“Ehehe”
‘bego dasar’ cibir Eunha, pasalnya ini Yugyeom emang kerjaannya cengengesan kaya orang bego.
“Ini na, mamah nitipin ini buat lo”
Eunha menerima sodoran kotak dari Yugyeom. Di atas kardus itu terdapat nama toko kue milik mama yugyeom yang memang baru launching pagi tadi ‘cake mama kim’
“Lo pake pakean kaya gini dari tadi teriak teriak?” Eunha hampir mengumpat, melihat Yugyeom dari atas sampai bawah. Sandal jepit dengan celana kolor selutut berwarna biru bergambar gunung dan laut ditambah kaos you can see hitam yang sering ia gunakan.
Yugyeom mengangguk lucu.
“Yaelah na, orang rumah Cuma depan aja masa harus pake bomber sama jeans sobek sobek?”
“Yaya terserah Kim Yugyeom aja” Eunha melengos berjalan menuju pagar membuat Yugyeom sedikit bergeser.
“Ekhm” Yugyeom menginterupsi, membuat Eunha menoleh, walaupun sedetik kemudian sibuk kembali dengan pagarnya. “Dari mana na? Tumben banget page baju terusan?"
“dari perpus gue, besok senin kan ada ujian” Eunha berhenti sekejap lalu merogoh tasnya untuk mencari sesuatu.
“Sama siapa? Kok nggak ngajak gue?”
“Jungkook” balas Eunha tanpa menoleh, masih sibuk dengan sesuatu di dalam tasnya.
“Kok sekarang lo sering banget sih sama Jungkook? Di kampus juga, di kantin juga” cerca Yugyeom sambil menatap langit kosong, seakan sedang mencurahkan perasaannya pada tuhan.
“Ah masa? Perasaan lo aja kali?”
“enggak kok, toh sekarang lo lebih milih ke perpus sama Jungkook dari pada sama gue”
Eunha kemudian berhenti. Menatap ke arah Yugyeom , menghela nafas kasar “Kim Yugyeom, Jungkook itu kalo nggak ditemenin dia nggak akan belajar, kalo lo kan kalo gue temenin malah ga jadi belajar, dan lagian tadinya gue mau ngajakin lo tapi gue ke inget hari ini launching toko kue nya mama lo. Terus juga kalo yang di kampus itu, itu karena Jungkook temennya Junhoe. You know what i mean, gue selalu sama Rose dan Junhoe pasti ngintilin”
Yugyeom hanya diam, memandang lekat manik mata Eunha yang juga menatap ke arahnya.
“Udah deh jadi cowok nggak usah baperan gitu” Eunha kemudian berbalik arah dan berjalan cepat.
“Mau kemana na?”
“Hape gue ketinggalan di mobilnya Jungkook” teriak Eunha.
“Gue anter, bentar gue ambil motor NAAA!!!” Pekik Yugyeom. Eunha berhenti. Memandang Yugyeom sebentar, mungkin lebih tepatnya kepada pakaian Yugyeom.
“Enggak makasih, mending lo mandi biar laku!” kata Eunha.
“Emang lo tau dimana?”
“ngg” Eunha berpikir sebentar, pikirannya ragu “tadi sih bilang dia di tempat nongkrong”
Eunha kemudian berlari menjauh, meninggalkan Yugyeom yang masih berdiri di depan pagar rumah Eunha, melihat Eunha berlari kecil dengan sekotak roti darinya.
Yugyeom tau, seharusnya ia tidak seperti ini. Semua antara dirinya dan Eunha terasa salah, semua terasa sama dan Yugyeom tidak pernah sadar. Sampai tiba tiba Jungkook datang dan membuka mata hati Yugyeom, membuat ia jadi benar benar tahu bahwa ia sangat membutuhkan Eunha, yang bahkan Eunha sendiri tidak merasakannya. Cara Eunha berbicara, cara Eunha berpakaian, bergaul, berperilaku.
Semuanya terasa mulai berubah.
Eunha sudah mulai terbiasa tanpa Yugyeom. Tapi tidak dengan Yugyeom, ia terlalu nyaman dengan Eunha yang sejak kecil bersamanya, hingga ia serakah, ia ingin Eunha selamanya menjadi sahabatnya, ia tidak mau yang lain, Yugyeom hanya mau bersahabat dengan Eunha selamanya, dengan Eunha satu satunya untuk Yugyeom dan Yugyeom satu satunya untuk Eunha, Yugyeom tidak mau di nomer duakan.“Nak Yugyeom , ayo masuk dari pada berdiri Cuma koloran disitu? Mau pamer?”