For Kak Dena

2K 48 2
                                    

"Sial! tiga hari lagi acara pernikahan Keyla dan Andrean!" Gerutu Kak Dena setelah datang dari rumah sakit.

Saat ini aku dan Kak Dena sedang berada di ruang tamu, menikmati quality time hari ini. "Emang kenapa Kak? kamu belum dapet pacar buat diajak ke sana? siapa suruh bilang kayak gitu kemaren?" ejekku menimpalinya.

"Diem lo ah! bantuin gue napa!" jawabnya sembari memegang keningnya yang aku rasa pasti tidak sedang sakit.

"Hmm" gumamku memikirkan sesuatu.

Selang beberapa detik kemudian, ku tersenyum lebar ketika sebuah ide tiba-tiba hinggap di otakku. "Ahayy gue punya ide!"seruku tiba-tiba. Kak Dena diam sembari menoleh kehadapanku, menunggu apa yang akan aku katakan selanjutnya. "Gue punya temen namanya Bella! dia cantik, putih, bersih, pinter lagi. Kalo lo mau, lo bisa pinjem dia buat jadi pacar boongan lo selama kondangan kesana, mau?" aku mengatakan apa yang ada dalam otakku saat ini.

"Buset! lo nawarin temen kayak nawarin barang!"  Sahut Kak Dena sedikit tercengang.

"Yee!!! kan biar Kak Dena tertarik! gimana? mau?" tawarku kembali. Aku bergegas membuka layar ponselku dan membuka galeri untuk memperjelas bayangan Kak Dena tentang Bella.

"Nih fotonya! gue kenal deket sama dia. Anaknya baik!" Lanjutku sembari menunjukan salah satu foto Bella ke Kak Dena.

Ia pun nampak kebingungan memutuskannya. "Emang dia mau jadi pacar palsu gue?" tanya Kak Dena sedikit ragu.

"Ya gue usahain lah!" Kataku mencoba meyakinkan Kak Dena.

Kak Dena mengangguk-anggukan kepalanya berlagak seperti orang yang sedang berpikir keras.

"Oke gue mau!"sahut Kak Dena setelah beberapa saat terdiam. "Pinjem sehari doang ya dek! pokoknya lo harus paksa dia, mau gak mau harus MAU!!! bilang aja Kakak lo ini ganteng, gak bakal nyesel deh kalo dia jalan bareng sama kakak!" lanjut Kak Dena bersemangat sembari menyombongkan dirinya.

"Idih pinjem-pinjem mata lu  peak!" *UEKK "Jijik banget gue dengernya!" kataku sedikit geli dengan pernyataan Kak Dena tadi.

"Terus kalo gak minjem mau gimana? maksud lo gue musti jadian dulu sama dia? abis acara selesai, hubungan kita selesai juga?  kalo kayak gitu ya makin sakit hati anak  orang! apalagi liat kakak seganteng ini, pasti gak rela kalo kakak putusin" Cengir kakakku semakin menjadi-jadi.

"Anjir! sumpah jijik gue dengernya! buktinya Keyla gak nyesel tuh putus sama Kakak"  Ejekku lagi kali ini mampu membuat Kak Dena diam tak bersuara.

"Jangan bahas dia! gue enek banget denger namanya!" kata Kak Dena tak peduli sembari menutup telinganya rapat-rapat. 

"Oke-oke, Bella lo boleh pinjem, nantik gue usahain biar dia mau bantu lo!" Kataku sembari mengangguk-anggukan kepala pelan.

"Nah gitu dong, lo emang adik terbaik gua dah!" Sahut kak Dena puas.

"Ehh tapi jangan seneng dulu, ini ngga gratis ya!!!" Jawabku sembari tersenyum penuh kemenangan dan langsung berlari meninggalkan Kak Dena sendirian.

"Woee! Ada mau nya aja lo baik sama gua! Sini lo gue tusuk pake tusuk gigi baru tau rasa lo!! Woee Nada, anjeng loo!" Teriak Kak Dena tak terima.

***

Keesokan paginya, seperti biasa aku melaksanakan aktivitas keseharianku, Yups bersekolah. Hari ini aku diantar oleh kakak semata wayangku "Kak Dena".

Tak seperti hari-hari sebelumnya, ia hari ini nampak kelihatan segar dan bersemangat, mungkin ia sudah mulai bisa menerima kenyataan yang dialaminya tempo lalu. Sungguh bagiku ini adalah kenyataan yang sangat menyakitkan untuk Kak Dena, ditinggal nikah oleh wanita yang masih sangat ia cintai.  Tapi sudahlah, mungkin mereka berlum berjodoh dan belum waktunya untuk bersatu.

TANGIS atau TAWA (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang