Buku Gratis

1.2K 44 0
                                    

Pagi itu aku menjalani hari-hari seperti biasanya. Sibuk dengan kegiatan sekolahku yang selalu dipenuhi dengan berbagai tugas dan soal-soal rumit yang entah kapan akan berakhir.

Aku melangkahkan kakiku gontai, berjalan ke lantai bawah untuk menemui semua anggota keluargaku pagi ini.

Kebetulan saat itu ayah, ibu dan Kak Dena sudah berkumpul terlebih dahulu di ruang makan.

"Kak anter gue ke sekolah dong!!" Kataku manja sembari menempelkan pipi kananku ke lengan kekarnya tersebut.

"Apaan sih, pagi-pagi udah nempel ke tokek lo!!" ketus Kak Dena. Mendengar responnya tersebut, aku merasa sedikit kesal, aku memajukan bibirku beberapa senti dan berkata "Ayolah!!!" paksaku lagi.

"Ya gue anter, sarapan dulu!" Jawab Kak Dena pasrah.

Aku tersenyum penuh kemenangan, gampang sekali memang membuat hati Kak Dena luluh seperti ini, ia sungguh seorang kakak laki-laki idaman.

Hari ini, aku memiliki rencana akan ke toko buku untuk membeli sebuah novel terbaru bersama Bella sepulang sekolah.

"Oh iya Kak, entar jangan jemput gue ya, gue mau beli buku sama Bella pulang sekolah" sambungku lagi.

"Hmm" Jawab Kak Dena singkat sembari melanjutkan kegiatannya memakan sepotong roti.

***
Bell pulang sekolah pun sudah berdering dengan keras, ini merupakan salah satu suara terindah bagi para siswa dan siswi di sekolah.

Aku dan Bella segera meluncur dan menjalankan rencana yang sudah kami atur sebelumnya. Yups, kami akan pergi ke salah satu toko buku terbesar di dekat daerah kami, dengar-dengar disana sedang mengadakan diskon besar-besaran selama tiga hari kedepan.

"Bell, lo beli buku apa?" Tanyaku saat berada di dalam toko buku tersebut, melihat ribuan buku yang tertata rapi disana membuatku begitu linglung akan keputusan untuk mencari buku apa.

"Gak tau, bingung gue!" Jawabnya yang juga merasa kebingungan.

"Baca buku yang ini aja dulu, isinya bagus, mendidik lagi!" tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki yang rasanya pernah aku dengar. Seketika aku dan Bella dengan cepat menoleh ke arah sumber suara, dan ternyata

"ANDREAN lagi?" batinku terkejut.

"Kenapa? Kaget?" Tanyanya padaku.

Aku sempat tak mampu mengenalinya, penampilannya sangat berbeda dengan hari kemarin saat ia mengantar ku pulang, hari ini ia terlihat bukan seperti Andrean yang biasa ku lihat, ia terlihat begitu berwibawa, dengan jas hitam dan kaos putih didalamnya, rambutnya juga terlihat sangat rapi dengan kedua sisinya yang berukuran pendek dan ditambah bagian atasnya yang sedikit panjang namun tersisir rapi, membuat ia begitu terlihat maskulin dan tampan.

Aku sempat terperangah dengan penampilannya saat ini, hingga ia kembali mengeluarkan suaranya dan mulai menyadarkanku dari lamunan "Hey!!" ucapnya sembari melambaikan tangannya di depan wajahku.

Aku tersadar dalam lamunan, dengan cepat aku mengalihkan topik agar tak terlihat seperti seorang manusia bodoh.

"Ngapain disini?" tanyaku balik dengan nada yang sedikit meninggi.

Andrean kembali tersenyum tipis, sungguh senyumnya kala ini sangat terlihat begitu menawan.

"Anjay, apa yang tadi gue bilang? Menawan? Sadar Nadd, sadar!! sumpah ni otak kayaknya udah ikutan sinting" lawanku dalam hati.

"Aku pemilik toko buku ini Nad" Katanya sembari tersenyum.

"Buset Nadd, dia tajir ternyata!!!" Bisik Bella terkejut disebelah kiri telingaku.

TANGIS atau TAWA (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang