Wonderfull

1.8K 65 0
                                    

"Bella, Kak Dena bisa minta ID Linenya gak? biar gampang kakak ngehubungin kamu!" Kata Kak Dena sedikit canggung, ia dan Bella belum terlalu kenal jadi wajar saja jika rasa gugup itu datang saat ini.

"Boleh kok Kak, mana ponsel kakak? biar aku tambahin langsung!" Sahut Bella santai.

Kak Dena segera memberikan ponsel miliknya, dan diterima dengan ramah oleh Bella.  Kak Dena tersenyum puas, selain ia lega karena sudah ada yang akan ia ajak ke acara pernikahan Keyla, ia juga sangat lega karena bisa mendapat partner yang baik dan ramah seperti Bella.

"Makasi banyak ya Bell, kamu udah mau bantuin Kak Dena, Kak Dena bingung mesti bales perbuatan kamu pake apa!" Kata Kak Dena setelah Bella selesai mengutak-atik ponsel milik Kak Dena.

Bella tersenyum sembari mengangguk-anggukan kepalanya dengan sigap. "Santai aja kak" Balasnya kemudian.

"Buset lo Kak! please jangan alay, lebay, jablay lagi! jangan malu-maluin gue di depan temen gue, tampang aja keren lo kak!" Sahutku menimpali, rasanya jika tak dapat mengejek Kak Dena sehari saja lidahku terasa sangat gatal.

"Iri lo!!" Dengus sinis Kak Dena.

Saat ini kami bertiga asik bercerita, saling berbagi pengalaman dan kisah hidup masing-masing. Bella juga nampaknya sudah mulai terbiasa dengan Kak Dena, Bella yang memiliki sikap yang ramah dan sopan ditanding dengan Kak Dena yang memiliki sikap wellcome dan humoris membuat mereka cepat sekali bisa beradaptasi satu sama lain.

Jam menunjukan pukul 17:00, dering dari ponsel Bella kini berkumandang. "DRT...DRT...DRT..." Bella dengan sigap meraih ponselnya dan memastikan siapa yang menghubunginya, terlihat sebuah pesan masuk yang belum terbaca olehnya.

From : Mom

"Hallo cantik, kamu dimana? mama dan papa nungguin kamu di rumah syg, cepet pulang ya"

Membaca pesan tersebut, Bella tak ingin mengulur waktu lagi. Ia segera berpamitan kepadaku dan Kak Dena.

"Nad, udah sore gue pamit pulang dulu ya?" Kata Bella hendak mengakhiri pembincangannya.

"Hmm, iya-iya deh Bell! Maaf ya gue ngajak lo main ke rumah sampek sore begini" Pintaku merasa bersalah.

"Nggak apa kok Nad! Kak Dena aku pulang dulu yaa!!  Nad, titip salam buat ibu sama ayah lo!" Kata Bella sembari melangkahkan kakinya menuju ke luar pintu utama rumah.

Aku mengangguk dan berjalan mengiringinya keluar rumah.

"Makasi banyak ya Bell!" kataku sekali lagi.

Ia mengangguk mantap sembari melambaikan tangannya  dan segera menjauh dari pandangku dan Kak Dena.

***

"Ehh dek, gue mau masuk kamar ya?" Kata Kak Dena saat bayangan Bella telah mulai  menghilang dari pandangan kami.

"Bilang apa?" jawabku sedikit menggodanya.

"Apa?" tanyanya bingung.

"Semprul lo! udah gue bantu, bilang makasi kek!" gerutuku mulai kesal.

"Hehehe makasi dedek manis" kata Kak Dena sembari mengelus pipi kananku lembut.

"Jijikz!" responku sembari mengusap-usap pipiku. Kak Dena terkekeh melihat kelakuanku sembari berlari kecil meninggalkan aku sendiri yang masih berdiri di teras rumah.

***

Kak Dena merebahkan badannya diatas kasur, hari ini ia sangat merasa lega dan senang. Ia juga sangat merasa bersyukur memiliki adik sepertiku, selalu setia ikut menyelesaikan masalah yang ia miliki.

TANGIS atau TAWA (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang