Kak Dena with Bella

680 23 0
                                    

"Kamu laper ngga Bell?" tanya Kak Dena mengalihkan pembicaraan mereka.

Bella mengangguk semangat, mengiyakan pertanyaan Kak Dena tadi, ia merasa perutnya sangat lapar, cacing yang ada diperutnya serasa berteriak-teriak agar segera diberi makan. Kejadian tadi membuat banyak kalorinya terpakai hingga tak tersisa sedikit pun untuk saat ini.

Kak Dena hanya tersenyum simpul melihat respon si Bella, ia melihat ekspresi Bella yang begitu menggemaskan baginya, bisa-bisanya Nada memiliki teman semanis Bella.

"Hayuk, kalo gitu sekarang kita makan! Seru Kak Dena lalu memutar kemudinya, berniat untuk singgah disalah satu restaurant terdekat dari rutenya kali ini.

Sepeeti biasa Kak Dena memilih sebuah restaurant Chinese yang ada di dekat pantai, ia sudah sering mengunjungi restaurant ini, bahkan karena saking seringnya karyawan disini sudah sangat hapal dengan nama dan pesanan yang sering Kak Dena pesan.

"Ayo masuk Bel!" ajak Kak Dena sembari meraih tangan Bella dan mengajaknya berjalan beriringan menuju ke dalam restaurant.

Bella yang kala itu tidak siap dengan perlakuan Kak Dena merasa sedikit terkejut dan tertegun, namun tetap menerima perlakuan Kak Dena terhadapnya.

"Mau pesen apa?" kata Kak Dena ketika para waitress sudah menyodorkan beberapa menu dihadapan mereka.

"Hmm" gumam Bella malu-malu. Sebetulnya ia ingin memesan berbagai macam makanan saat ini, karena menu yang ada disini hampir sebagian besar kesukaan Bella, namun ia tentu saja tidak akan berani memesan makanan sebanyak itu apalagi saat ini ia makan dengan Kak Dena yang notabenenya baru ia kenal seminggu yang lalu.

"Bilang aja Bell jangan malu-malu sama Kak Dena. Kak Dena yang traktir, anggap aja ini sebagai ucapan terima kasih Kak Dena ke kamu!" lanjut Kak Dena lagi.

Bella seketika menunjukan senyumnya yang lebar, merasa senang mendengar kata-kata yang diucapkan Kak Dena. Ia sangat suka terhadap segala sesuatu yang bersifat "Gratis" .

"Heheheh, siap Kak! dengan senang hati aku akan melaksanakan perintah Kak Dena!" Girang Bella.

Kak Dena hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, sungguh wanita macam apa ini yang diciptakan oleh tuhan, paras nan cantik dan manis namun kelakuan pecicilan kayak gini, membuat Kak Dena semakin gemas dengan wanita di depannya ini.

Cukup lama mereka berdua tak ada mengeluarkan sepatah katapun, mereka sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Bella yang fokus dengan handphone ditangannya, dan Kak Dena yang fokus mencari cara untuk mencairkan suasana hening ini.

Tiba-tiba Kak Dena membalikkan kepalanya, berusaha menjangkau paras cantik Bella, ia memandangi lekat wajah Bella yang kala itu masih terfokus dengan ponselnya. Bella sama sekali tak menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh laki-laki tampan yang ada di sampingnya saat ini.

Kak Dena tersenyum dan menarik nafas pelan "Kamu cantik kalo lagi senyum Bell, tetep senyum kayak gini ya!" Kata Dena yang mulai mengubah nada bicaranya.

Bella tersentak kaget mendengar kata-kata yang dikatakan Kak Dena tadi, ia seketika mengalihkan pandangannya kearah Kak Dena, entah kenapa ia merasa gugup berhadapan dengan Kak Dena saat ini, tatapan hangat dan tegas itu membuat Bella tak berani menatap Kak Dena lama-lama.

Jika ia boleh jujur, Bella sangat kagum dengan paras dan penampilan Kak Dena yang tentunya cukup mampu menarik perhatian kaum hawa. Ia begitu sederhana akan tetapi tetap terlihat tampan dan menggoda.

Bella lalu tersenyum simpul merespon pernyataan Kak Dena, ia bingung harus berbuat dan berkata apa untuk saat ini.

Kak Dena kemudian menjangkau kedua tangan Bella, ia semakin lekat memandangi wajah Bella yang sangat terlihat jelas malu merah padam akibat perlakuannya tersebut.

TANGIS atau TAWA (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang