Chapter 4

6.7K 510 12
                                    

Happy Reading!

"Halo Pa, papa ada waktu gak? Bilah pengen ngomong Pa."

"Apa Bil? Papa sibuk ini."

"Itu Pa, Papa bisa kan ambil raport Bilah minggu ini?" tanya Bilah pada papanya ditelfon.

"Bilah minta ambilin mama aja ya, papa juga mau ambil raport Talia, udah dulu ya papa sibuk."

"Tapi pa, mama--"

Tuuuttttt.....

Bilah menghembuskan nafas kasar, ia berjalan kaki karena sekarang sudah pukul setengah 6 sore, tidak ada angkot yang lewat sama sekali.

Bilah berjalan masih menggunakan seragam sekolahnya hingga pukul 7 malam. Sungguh malang nasibnya, ingin ia menelpon kedua sahabatnya tapi Bilah tak tega membuat mereka kesusahan karenanya.

Dalam pikirannya selalu ada dimana dulu saat orangtuanya selalu ada untuk Bilah bahkan berebut ingin menggendongnya, tapi sekarang? Bahkan mereka seperti saling melempar barang.

Di ujung jalan Bilah berjalan mendapati tiga sosok lelaki dengan baju yang urakan dan rambut yang berantakan "Hai cantik," goda laki-laki remaja yang duduk menaiki motornya.

Bilah menghiraukan mereka dan terus berjalan cepat menghindari mereka "Kok cepet banget sih jalannya?" tanya laki-laki yang satunya dengan mencolek dagu Bilah.

"Jangan berani-berani pegang-pegang!" teriak Bilah menunjuk mereka bertiga, lalu Bilah berusaha kabur dari mereka namun sayang laki-laki itu mencekal tangan Bilah dan menggeret Bilah, Bilah menangis seketika meronta ingin dilepaskan "Lepasin atau teriak!?"

Laki-laki itu tersenyum genit "Teriak aja sayang, gak ada yang denger."

Bilah menunjuk arah dibelakang mereka sambil berteriak "Polisi! Sini! Tolongin!?" seketika pandangan mereka teralih kebelakang dan Bilah menendang alat vital lelaki itu hingga mereka berlutut kesakitan, hinggah Bilah berlari terbirit sambil mencari persembunyian sementara, tidak mungkin Bilah terus berlari, pasti ia kalah cepat.

Bilah bersembunyi dibalik gerobak sampah dan sambil menangis sesenggukan dan menutup mulutnya agar tak terdengar dari mereka.

"Lo gak akan bisa bersembunyi dari kita cantik, lebih baik lo keluar sekarang!" ujar laki-laki itu yang sudah berdiri didepan gerobak dibalik Bilah bersembunyi.

"Ayolah, kita main-main dulu sayang," ujar pria yang satunya lagi.

Bilah menangis ketakutan dan ia tahan agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun, ia mengeluarkan handphone nya dan mencari grup miliknya.

(Anak buah Bilah)

RanayahSabillah : guys! Tolongin gue, please! Cepet kesini!

Mario : lo dmn Bil? Knp lo?

Kelvin : bil seriusan gak lucu.

RanayahSabillah : gue digangguin orang, digodain.gue takut sumpah. Skrng gue smbunyi! Cepet jemput gue di jalan agronang 3.

Mario : tunggu gue

Kelvin : Bil, lo tunggu disitu, sembunyi!

RanayahSabillah : cepet gue takut!

Bilah masih menangis dengan lutut yang ditekukmya sambil meringis ketakutan.

"Dalam 3 detik lo gak keluar, kita jemput lo sendiri dan lebih siksa lo,"

Bilah semakin mengeluarkan air matanya dan memeluk lututnya sangat erat, yang ia takutkan bagaimana jika nanti ia menjadi korban pembunuhan dan pelecehan?

DISAPPEARED [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang