Chapter 29 : Sorry

5.1K 563 241
                                    

TBC

Impian akan selalu jadi angan ketika kita memilih untuk berfikir itu hanya mimpi milik orang besar. Pilihlah jalan selangkah untuk bertindak sampai tanpa sadar selangkah-selanngkah itu mengantarkan kita pada capaian terbesar yang tuhan kehendaki. Tuhan akan memberi apa yang terbaik bukan apa yang kau inginkan. Usahamu bukan sia-sia, hanya percaya Tuhan akan memberi gantinya lebih baik dari yang kau kira.
-OrangeLaa-

Sudah 2 bulan berjalan. Bilah benar benar sendiri. Hal menakutkan benar-benar terjadi padanya. Melakukan kemoterapi sendiri tanpa ada yang menemani. Kedua sahabatnya pun kini sudah sangat jauh dari jangkauan Bilah. Bilah begitu lelah dengan keadaan.

1 minggu ini Bilah tak masuk sekolah, mengingat efek kemoterapi yang ia dapat berupa demam tinggi, bahkan ia selalu memuntahkan apapun yang ia makan. Wajahnya yang kian lama semakin pucat dan tubuh yang kian lemas membuat ia tak sanggup pergi ke sekolah. Efek yang paling membuat Bilah sedih adalah, rambutnya yang semakin menipis. Setiap ia menyisir rambutnya, air mata selalu keluar dari mata Bilah. Pilihan terakhir yang Bilah lakukan adalah membuat kepala nya botak. Ya, ia sangat menyayangkan hal itu.

Hari ini Bilah memutuskan pergi kesekolah setelah 1 minggu masa sekolahnya hilang. Ia memilih menggunakan wig yang terlihat natural. Bilah harap teman-temannya tidak mempertanyakan apa-apa tentang dirinya.

***

Bilah memasuki kelas dengan wajahnya yang selalu tersenyum untuk teman-temannya.

"Lo habis darimana 1 minggu gak masuk Bil?" tanya Diana dengan wajah keponya. Bilah duduk dikursinya sambil membuka handphonenya, "Liburan panjang, keliling dunia dong."

"Enakk banget dah lu Bil. Gue juga pengen tau kayak gitu," ucap Diana.

"Jangan, gak enak tau jalan jalan terus."

"Lo habis potong rambut ya Bil?"

Bilah mengibas rambutnya bangga. "Iya nih, bagus gakk?"

"Ih lu mah."

Suara langkah sepatu yang khas membuat murid-murid sigap duduk ditempatnya. Siapa lagi jika bukan guru pengajar yang membuat para murid menghela nafas sedikit kecewa kenapa tidak jam kosong saja.

Setelah jam pelajaran kian berlalu, Bilah masih tetap dibangkunya. Ia tak banyak bicara. Rasanya sangat lemas dan pusing yang dirasa. Ia membawa roti dari rumah sehingga tak perlu keluar kelas untuk ke kantin. Kini jam menunjukan waktu untuk pulang. Bilah berjalan lemas dan lunglai di setiap koridor kelas. Tanpa sengaja ia menabrak seseorang dan terjatuh. Bilah tak ambil pusing langsung mengucap kata maaf. "Maaf, gak lihat."

Bilah tak sadar yang ditabrak adalah Kelvin. Kelvin dan Bilah saling tatap, Kelvin menyerngit bingung dengan perubahan Bilah, wajahnya yang pucat meskipun tertutup oleh liptint dan badannya yang terlihat lemas dengan mata sayunya. Dan rambut baru yang ia lihat, bahkan tubuhnya semakin kurus. Banyak yang berubah batin Kelvin.

"Kelv--" belum sempat Bilah mengucap namanya tapi Kelvin pergi begitu saja tanpa menghiraukan Bilah. Kali ini Bilah tak ambil pusing ia terus berjalan pulang dan segera mengurus online shop yang ia punya.

Bilah teringat sesuatu, ia sama sekali tak pernah mengunjungi taman belakang sekolah sekarang. Bilah jadi rindu. Rindu menyapa kataknya yang lucu. Apa kabar ia sekarang? Mungkin tak ada salahnya mampir kesana sebentar bukan?

DISAPPEARED [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang