Seorang menarik tangan Bilah kasar dan menggeretnya menuju tempat sekolah yang sepi. Dia mendorong Bilah ke pojok tembok.
Dugh!
"Apa yang udah lo lakuin, huh?!" Dia Rania, saudara kembar Bilah yang tak identik. Entah apa yang membuat Rania seperti ini. Bilah rasa ia tak melalukan apa-apa yang membuat Rania marah.
Bilah terkejut dengan kepalanya yang sering pusing ini membuatnya bertambah pusing mendengar Rania yang tiba-tiba marah padanya ditambah lagi badannya terasa sakit menabrak tembok "Bi-Bilah? Bilah gak ngelakuin apa-apa kok Ran."
Rania tersenyum miring dan menendang botol yang disampingnya membuat Bilah kaget, "A... Ada apa Ran?"
Rania mendekatkan wajahnya pada Bilah dengan rahang yang mengeras, "Lo yakin gak berbuat sesuatu, huh?!"
Bilah semakin bingung, "Aku gak ngerti Ran."
Rania mencekram pipi Bilah kasar, "Apa yang udah lo bilang sama Thalia. Kenapa dia sampai tau kalo lo saudara gue huh?! Kenapa lo selalu mengacaukan segalanya Bil!"
Bibir Bilah gemetar hebat mendengar suara Rania yang begitu dekat dan keras dengan tanganmya yang mencengkram pipinya. "Gu--gue gak bilang duluan Ran. Tha-Thalia yang tau duluan dan gue kira percuma nutup-nutupin itu. Papa dalam bahaya kalo sampai gue gak ngaku Ran."
Rania tersenyum dan tertawa mengejek dan mendorong kepala Bilah dengan telunjuknya, "Lo bodoh? Dia gak tau Bil! Thalia gak tau apa-apa! Dia cuman pancing lo biar lo ngaku! Kenapa lo dangkal sih Bil!"
Butiran itu menetes lolos dari mata Bilah, wajahnya menunduk hanya mendengar Rania berteriak memarahinya, "SEMUA KARENA LO BIL!"
Rania mengguncang bahu Bilah dengan marah-marah bahkan sampai menangis yang membuat Bilah semakin bingung, "Semua kacau Bil! Gara-gara lo! Semua kacau!" ucap Rania sambil menangis.
"Gue benci lo Bil! Dan kenapa lo malah hadir di hidup gue Bil?!"
Rania kembali mengguncang bahu Bilah membuat Bilah semakin terseduh. "Jawab Bil! Kenapa?!gue benci lo Bil! Semua kacau!"
"Apapun yang bersangkutan sama lo selalu kacau! Dosa apa yang gue buat Bil? Jawab Bil? Apa?!!" emosi Rania semakin tak terkendali dengan tangisnya yang juga pecah.
"Kenapa juga lo begitu bodohnya kasih tau ke Thalia? Dia itu iblis Bil! Dia bahkan berhasil ngancem gue dengan ngasih tau keseluruh sekolah kalo lo itu saudara gue!"
"Gue gak mau Bil!" ----- "Gue gak mau itu terjadi! Gue malu Bil!"
Bilah terkejut dan tak tega melihat Rania menangis. "Ran-- jangan nangis ya? Bilah gak suka liat Rania nangis," ujar Bilah mengusap air mata Rania dan memaksa berdiri dengan keadaan yang lemah.
Rania menghempas tangan Bilah yang hampir menyentuh pipinya. "Gak nangis? Lo nyuruh gue gak nangis? Gue benci Bil!"
"Lo yang udah buat papa sama mama cerai Bil! Lo Bil! Lo orangnya! Andai mereka gak cerai, gue masih dapet kasih sayang dari papa."
"Gue benci lo Bil! Benci gue sama lo bukan sebatas karena perceraian mama dan papa. Lebih dari itu Bil!"
Rania mengusap air matanya kasar dan melangkah pergi meninggalkan Bilah yang terkejut mendengar tuturan Rania tentang perceraian yang disebabkan oleh Bilah? "Kenapa Bilah, Ran? Bukan Bilah penyebab mereka bercerai."
KAMU SEDANG MEMBACA
DISAPPEARED [COMPLETE]
Teen FictionRanaya Sabilah, seorang gadis korban perceraian orangtua dan tinggal sendiri di apartment. Dia berumur 16 tahun yang memiliki 2 sahabat cowok sejak kecil. Mereka adalah Kelvin dan Mario. Kelvin dan Mario memiliki hobi khusus. Apalagi, jika bukan men...