3

90.2K 7K 330
                                    

Seorang perempuan bergelung dalam selimutnya dengan kondisi menggenaskan. Seluruh barang yang berada dalam satu ruang dengannya telah berhamburan, hancur dan tergeletak tak berdaya.

Ting nong..

Suara bel mengusik tidurnya, mata yang terlihat membengkak itu perlahan terbuka. Bangun dan terduduk dipinggiran kasur. Sejenak mengumpulkan kesadarannya sebelum beranjak membuka pintu apartementnya untuk tamu yang tidak tahu diuntung. Berani sekali mengganggu tidurnya.

"Huh, cleaning servish tak bergu.." ucapan wanita itu terputus, yang dilihatnya kini tak sesuai perkiraan. Dia fikir cleaning servish yang selalu datang disore hari untuk membersihkan apartementnya tapi ternyata bukan..

"...Andrean"

Ya, orang itu Andrean. Berkat orang-orang suruhannya, ia bisa menemukan seorang wanita yang akan mengacaukan pernikahan mereka berdua. Wanita yang sangat dicintainya-Griya-

Andrean mendorong Griya masuk lebih dalam ke apartemen dengan menutup pintu sekali sentak, membuat Griya tersadar dari keterkejutannya.

"Kuharap kau bisa menjelaskan semuanya padaku, Griya"

***
Tidak ada seorang wanita yang ikhlas hal berharga dalam dirinya di renggut paksa terlebih lagi oleh orang yang bukan suaminya. Pasangan halalnya melainkan orang asing.

Begitu pun dengan Marsha. Dua hari ini setelah ia pulang bekerja, ia tak langsung pulang. Memilih berdiam diri di taman kota merenungkan nasibnya hingga malam menyapa. Pulang ke rumah larut di sambut cacian ibunya dan saudara-saudaranya. Ia tak ambil hati mengenai hal tersebut. Biasa baginya di tanggal tua. Toh, mereka akan masa bodoh dengannya nanti, ditanggal muda. Hah!

Tidurnya pun tak lagi nyenyak. Dua sampai tiga kali ia tiba-tiba bangun dan tidak bisa kembali tidur.

Mendekati hari H semakin membuatnya kehilangan fokus. Apalagi teror-teror pesan singkat ibu dari Griya terlalu mengusiknya. Mengancamnya agar tidak kabur, ia pun merasa selalu diawasi. Belum lagi hal ini belum ia beritahukan pada orang tuanya dan keluarganya. Ia bingung. Jujur, ia tidak menginginkan semua ini.

Menghela nafasnya, Marsha merapikan meja kerjanya. Kemudian beranjak untuk ke tempat biasanya. Menenangkan diri.

Sampai di luar kantor, sebuah mobil berhenti didepannya. Si pengendara keluar, dan berkata padanya tentang hal mendatangkan firasat buruk dalam hatinya ditambah pertemuan terakhir yang buruk. Oh, Tuhan. Semoga tidak terjadi apa-apa' do'anya dalam hati.

"Tuan Andrean ingin bertemu anda sekarang, Nona"

***

Andrean membuka kasar pintu rumah yang akan ia tinggali bersama istrinya setelah menikah. Wajah merah padam serta rahang yang mengeras. Terlihat sekali auranya. Syarat akan kemarahan.

"Aku melihat kekaguman dimata Marsha untukmu. Dibalik kisah hidupnya yang menyedihkan, aku merasa kasihan. Saat aku memberikan undangan pernikahan kita dia memintaku menjauhimu, dia mencintaimu dan ingin menikah denganmu. Meski berat, aku mengabulkannya. Aku ingin melihatnya bahagia. Apalagi dia meminta imbalan balas budi atas pertolongannya padaku, dengan melepasmu untuknya"

Setiap langkah keras Andrean, ia terngiang penjelasan Griya padanya yang membuat kemarahan dalam dirinya semakin menumpuk disetiap langkah kakinya, ternyata selama ini semua dugaannya benar. Tuduhanannya benar. Coba pikir, mana ada perempuan yang rela-rela saja di jadikan pengantin pengganti kalau perempuan itu tidak menginginkannya juga. Begitu pikiran Andrean mempengaruhi otak pintarnya-

"Akhirnya aku pergi dengan skenario yang dia buat. Kepergianku, tempat tinggalku untuk bersembunyi darimu, semua dia rencanakan. Sungguh, maafkan aku Andrean. Aku tidak bersalah, kau tahu aku sangat mencintaimu, setiap malam rasa bersalahku padamu menghantuiku. Lihat betapa kacaunya diriku sekarang. Aku hancur, Andrean! Kumohon maafkan aku"

Pengganti ( Selesai ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang