PART 5

884 116 4
                                    


.
"YA! LEPASKAN KENAPA KAU MENARIKKU?!" Wonwoo meronta berusaha melepaskan cengkraman tangan Junhui dipergelangan tangannya. napas Wonwoo sudah sesak karna sedari tadi keduanya berlari tanpa henti.
.
"kau yang memilih aku, makanya aku langsung membawamu ke tempatku. kau juga tidak ingin ikut Hyung-mu, kan?" tanya Junhui sambil bertolak pinggang menatap Wonwoo yang sedang mengatur napas.
.
"tapi tidak perlu menyeretku seperti itu, bodoh!"
.
"yaa yaa terserah kau. ayo, rumahku sudah terlihat" Junhui menunjuk rumah besar di ujung jalan dan berjalan mendahului Wonwoo yang mengikutinya dari belakang.
.
keduanya tidak melakukan perbincangan sama sekali. Junhui menepati janjinya untuk tidak bertanya-tanya pada Wonwoo .
.
Junhui mempersilahkan Wonwoo masuk dan memberikan Wonwoo sendal rumahan setelah Wonwoo melepas sepatunya dan menaruhnya di rak dekat pintu masuk.
.
"kemana orang tuamu?" tanya Wonwoo mengikuti Junhui ke arah dapur.
.
"mereka di China." ucap Junhui sambil menuangkan jus jeruknya ke dalam gelas dan memberikannya pada Wonwoo yang masih menelurusi setiap sisi rumah Junhui.
.
"sejak kapan?" tanya Wonwoo sebelum menenengguk jus jeruknya.
.
"aku lupa. sepertinya saat aku memasuki tahun pertama sekolah menengah atas, mereka mengirimku lagi kesini dan memberikan rumah ini untuk aku tinggali." penjelasan Junhui sukses membuat Wonwoo tersendak.
.
"jadi sejak kau sekolah menengah atas kau tinggal sendiri?"
.
Junhui mengangguk, "jadi, sekarang kau yang cerewet dan menanyaiku hal yang seperti itu?"
.
Wonwoo mendengus dan membuang muka, "baiklah aku berhenti"
.
"tidak, aku hanya bercanda. aku memang berniat ingin memberitahumu."
.
Wonwoo menoleh sambil mengangkat sebelah alisnya dengan tangan kanan yang masih menggantung didepan mulutnya yang hendak menengguk lagi jus jeruk yang tinggal setengah.
.
Junhui bergerak ke arah Wonwoo, mendekatkan wajahnya ke wajah Wonwoo menatapnya lekat. Wonwoo otomatis langsung melotot karena jarak wajahnya dengan Junhui sangat dekat. bahkan hidup mereka hampir bersentuhan.
.
tapi kemudian Junhui terkekeh melihat wajah kaget Wonwoo dan kembali menarik dirinya.
.
"kau tidak berubah sama sekali, Wonwoo-yaa.. masih polos!"
.
hah! dia mempermainkanku. gerutu Wonwoo. dan apa tadi katanya? aku polos? aku tak lagi polos seperti yang kau bayangkan jika sudah bersama Kim Mingyu!
.
Wonwoo tersendak ludahnya sendiri begitu menyadari otaknya secara tiba-tiba memikirkan Kim Mingyu. apa Wonwoo merindukannya? oh bagaimana tidak, seharusnya jam segini Wonwoo dan Mingyu susah berada diatas kasur dengan posisi saling berpelukan hingga pagi menjelang. atau bahkan bisa lebih dari itu...
.
Wonwoo segera mengenyahkan perasaan itu lagi dan kembali memusatkan perhatiannya pada Junhui yang masih menatapnya.
.
"dimana aku harus tidur?" tanya Wonwoo mengalihkan.
.
"dikamarku?"
.
"dan kau sendiri?"
.
"aku juga tetap di kamarku."
.
"TIDAK!"
.
"kenapa?"
.
"aku..." Wonwoo celingukan. "aku, si sofa itu saja." tunjuk Wonwoo pada sofa besar di ruang tengah dengan tv besar didepannya.
.
"apa kau yakin? disini dingin dan tidak ada penghangat ruangan. hanya kamarku yang memiliki penghangat ruangan"
.
"kau hanya tinggal memberikanku beberapa selimut tebal, bodoh!" ucap Wonwoo sambil berjalan ke arah sofa di ruang tengah meninggalkan Junhui.
.
Wonwoo terduduk dalam diam. matanya menerawang lurus ke arah tv yang tidak menyala. sepertinya Junhui pergi ke atas untuk mengambil selimut dan juga bantal.
.
apa Wonwoo bisa tidur jika tidak ada pelukan dari Mingyu?
.
.
.

Bring him back [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang