PART 6

833 114 15
                                    

"Hyung... oy Hyung!!" Mingyu memukul bahu Seungcheol.

"ah. ya. wae?!" Seungcheol gelagapan.

"kau tidak mendengarkanku?" tanya Mingyu kesal.

Seungcheol menggaruk belakang lehernya. Mingyu menghela napas, "apa yang sedang kau lakukan hari ini Hyung? kau banyak melakukan kesalahan."

"ya! jangan berbicara seolah kau bosku!"

"kenyataannya seperti itu Hyung.."

"sudahlah. aku mendengarkanmu kok, sedikit." Seungcheol berdeham, "jadi sekarang kau ingin bagaimana?"

"aku ingin membawanya kembali. malam ini juga!"

"hah? apa kau bodoh? kita bahkan tidak tahu dia dimana!"

"kau lebih bodoh Hyung. untuk apa aku meminta pertolongan padamu si jenius pembobol?"

"ya! kau benar-benar..." Seungcheol menggeram kesal.

"ayo Hyung kita segera ke apartemenmu. ke duniamu yang mengetahui segalanya" Mingyu merangkul bahu Seungcheol yang sedang menggerutu tidak jelas seraya berjalan menuju mobilnya.

"ya. aku juga membawa mobil" ucap Seungcheol menghentikan langkahnya.

"tinggalkan saja disini, Hyung!"

"YA MINGYU-YAA!! KAU HARI INI KURANG AJAR!!" Seungcheol memukul punggung Mingyu dan berjalan menjauh, menuju mobilnya yang di parkir di arah yang berlawanan dari Mingyu.

"aku duluan Hyung" Mingyu melambaikan tangannya saat melewati Seungcheol yang masih berjalan menuju mobilnya dan meninggalkannya lebih dulu ke apartemen Seungcheol.

cih, akan ku beri pelajaran anak kurang ajar itu! lihat saja nanti. gerutu Seungcheol tanpa akhir.

Seungcheol menjalankan mobilnya keluar dari arena parkiran. dan demi apapun Seungcheol masih terbayang pria cantik di sebrang jalan tadi, astaga!
.
.
.
.
.
.

Wonwoo membalikkan posisi tidurnya berkali-kali sambil memeluk guling namun tetap tidak bisa tidur. sementara Junhui benar-benar meninggalkannya sendirian. oh itu memang maumu, Jeon Wonwoo.

dan sekarang, Wonwoo dilanda dilema yang sangat besar. Wonwoo tidak tahan, sangat, untuk berjauhan seperti ini dengan Mingyu. tapi, semuanya kembali ke pokok permasalahan. Wonwoo tidak bisa meneruskan hubungannya jika ingin Mingyu bahagia dan hidup normal.

Wonwoo kembali mengingat saat Mr. Kim, ayah Mingyu menemuinya pagi-pagi di depan apartemen Mingyu saat Mingyu sudah berangkat ke kantor karna ada laporan mendadak yang harus diselesaikan.

"ku harap kau tidak berbuat dan berlaku macam-macam pada anakku" ucapan Mr. Kim saat itu membuat jantung Wonwoo seakan berhenti berdetak. Wonwoo berusaha mengontrol ekspresinya.

"apa maksud anda, Mr. Kim?"

"apa aku terlihat bodoh, Tuan Jeon? kau beberapa kali terlihat begitu dekat dengan Mingyu dan bahkan kau tinggal di apartemennya. apa kau tidak memiliki rumah?" ucap Mr. Kim sarkas.

"maafkan aku.."

"ku peringatkan sekali lagi. jangan terlalu dekat dengan anakku. meskipun kau seorang dosen sastra atau pemilik perguruan tinggi sekalipun, aku tidak peduli. Mingyu tidak membutuhkan teman."

setelah itu, Mr. Kim meninggalkan Wonwoo yang masih mematung di ambang pintu dengan perasaan yang kacau.

dan ya bisa dipastikan apa yang terjadi selanjutnya.

siang harinya setelah makan siang, Wonwoo memutuskan hubungan secara sepihak dengan alasan bosan. hah demi apapun bahkan Wonwoo tidak pernah terbesit sedikitpun rasa bosan pada Mingyu.

Wonwoo lagi-lagi merasakan sakit di dadanya. begitu sakit. sungguh. dia rindu Kim Mingyu saat ini. sekarang juga.

Wonwoo memeluk erat gulingnya berusaha untuk tidak lagi-lagi menangisi Mingyu.

.
.
.
.
.

"yak! Hyung, kau lama sekali!" teriak Mingyu dari arah dapur saat Seungcheol memasuki apartemen mewahnya. apa ini masih bisa disebut apartemen? atau bisa saja penthause? ah Seungcheol tidak peduli.

"akan ku buat kau menyesal Mingyu telah kurang ajar padaku hari ini" Seungcheol menunjuk memperingati Mingyu yang terdiam menatapnya polos sambik berkedip. dasar menjijikan, runtuk Seungcheol.

Seungcheol berjalan ke ruangannya. ruangan dimana dia bisa mengakses apapun. dia juga bisa membobol entah itu keamanan yang sederhana atau yang sangat sulit sekalipun seperti keamanan gedung putih.

jemari Seungcheol mulai menari diatas keyboardnya, matanya tidak lepas dari monitor yang tidak hanya satu didepannya. bahkan bisa terbilang banyak.

Mingyu masuk ke dalam dan duduk disamping Seungcheol, memberikan secangkir kopi sambil ikut memperhatikan monitor.

"dapat!" ucap Seungcheol membuat wajah Mingyu berbinar.

"ah, ini tidak jauh dari tempat aku menemukan dia sebelumnya" ujar Seungcheol sambil memperhatikan maps yang memberikan tanda keberadaan Wonwoo.

"aku akan segera menyusulnya!" Mingyu langsung bangun dari duduknya namun di hentikan Seungcheol saat Mingyu hendak meraih gagang pintu.

"kau jangan terburu-buru, Mingyu-yaa. aku belum menemukan rumahnya. tenanglah.." Seungcheol kembali mengotak-atik komputernya dan Mingyu tetap berdiri di ambang pintu.

Seungcheol mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu sebelum memberikannya pada Mingyu.

"nih. alamatnya lengkap. jalurnya pun bisa di akses mobil"

"terima kasih, Hyung" Mingyu memeluk Seungcheol.

"sama-sama" Seungcheol menepuk punggung Mingyu. "semoga berhasil"

Mingyu yang tidak ingin menyia-nyiakan waktu langsung melesat keluar penthause Seungcheol menuju besment dan melajukan mobilnya menuju alamat yang diberikan Seungcheol.

"tunggu aku, sayang.."






*****




maaf ya kalo ada typo bertebaran, aku males edit mau langsung update:'D
aku udah lunasin hutangnya ya😅 nanti sore sampai malam aku sibuk banget jadi semoga ini bisa memuskan kalian meskipun aku gak yakin😅

happy reading^^

VOTE AND COMMENT PLEASE JUSEYO~~

Bring him back [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang