Malam yang hening, namun tak seperti perasaan seorang lelaki yang sedang termenung di balkon. Dia tak bisa mendeksripsikan perasaan nya saat ini. Hanya angin yang menemani nya dan hanya sesekali dedaunan jatuh dari pohon yang berada di samping nya.
“perasaan ini.. Argghh kenapa tidak bisa ku simpulkan? Tapi aku tidak ingin kehilangan nya, ya.. aku egois.” ucap Hafidz kepada diri nya sendiri karena tidak ada seorangpun selain dia, dan sambil menenggelamkan kepala nya di pagar balkon.
Hafidz mengangkat kepala nya sambil menatap ke arah depan “aku harus shalat istiqoroh.” lirih Hafidz.
Flasback on
“jodohin Qirani.” ucap Arka dengan mantap.
Deg
“Apa!?” sela Hafidz sambil bangkit dari duduk nya dan menatap intens teman nya ini sekaligus kakak nya Qirani, yang bodoh nya ingin menjodohkan perempuan yang apabila dia bertemu dengan nya degupan jantung nya tak beraturan.
“eh eh.. Antum kenapa sih?” ucap Arka sambil medudukan kembali Hafidz. Walaupun sudah tahu akan reaksi Hafidz.
'aduh.. Fidz, reaksi nya gitu amat, si amat aja nggak gittu*ehh, ane juga tau fidz kalo antum itu suka sama Qirani, ayo fidz ane milih antum buat pedamping adik ane ini, langsung khitbah kek' batin Arka.
Mereka hanya diam setelah pembicaraan itu, Arka menunggu Hafidz berbicara. Namun, Hafidz masih tenggelam dalam pikiran nya sendiri. Sampai..
“ka..” lirih Hafidz.
“apa?” ketus Arka.
“beneran mau ngejodohin Qirani secepat ini?” ucap Hafidz.
Tanpa disangka Qirani mendengar pembicaraan mereka.
“apa? Aku mau di jodohin?” ucap Qirani.
Arka dan Hafidz menoleh ke asal suara. Wajah mereka sudah menyimpulkan mereka syok atas kehadiran Qirani.
'waduh.. Qirani? Berarti dia dengar dong pembicaraan tadi, rencana nya pasti gagal nih, padahal ini cuma kebohongan biar si bodoh ini langsung khitbah kamu Qirani! ' batin Arka.
' Qirani mendengar nya? Berarti.. Pasti dia akan setuju di jodohkan, karena dia pasti nurut ke kakak nya. Terus gimana nasib ku ini? ' batin Hafidz. (udah abang Hafidz sama author aja, wkwk 😂di lanjut..)
“kakak beneran mau jodohin Qirani?” ucap Qirani sambil duduk di samping Arka.
'aduh, harus jawab apa nih? Kalau mau jujur ada si Hafidz, kalau nggak jujur arghh tau ah' batin Arka.
“e-ehh iya..” gugup Arka.
“oh”
Hafidz dan Arka tercengang atas jawaban dari Qirani. Mereka langsung melongo melihat Qirani langsung bangun dari duduk nya dan pergi kekamar nya.
'biasa nya kalau kebanyakan cewe mau dijodohkan itu kan, marah dulu. Wahh.. Emang adik ku ini beda dari yang lain' batin Arka.
'apa!? Hanya 'oh' nggak salah? Qirani, tolong dong bilang nggak mau.. Tunggu aku dulu.' batin Hafidz.
“beneran mau ngejodohin Qirani?” ucap Hafidz sambil memelas melaskan muka nya.
“iyaa, ane udah mantep sama perkataan ane tadi. Emang nya antum kenapa sih? Kata nya nggak suka sama Qirani, tapi nggak mau Qirani dijodohin.” ucap Arka sambil menaikan alis nya. Padahal dalam diri nya dia sedang cekikikan nggak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qirani (sudah Di Terbitkan)
SpiritualPart sudah tidak lengkap untuk kepentingan penerbitan:) ------------------- Seorang ibu yang ia cintai meninggalkan diri nya, seorang ayah yang ia benci malah selalu dekat dengan nya, yang selalu mencoba menghancurkan masa depan nya, yang tak mau ca...