Dua Delapan~

2.6K 128 6
                                    

Maaf banget part ini ada kesalahan, jadi aku unpublish:'(. Nggk tau kenapa aku lupa siapa guru les Qirani.. Seharus nya kan kak manda, tapi malah aku tulis Misha 😫 asli ini kecerobohan aku, aku juga tau sebagai pembaca, pasti imajinasi kalian tentang cerita 'Qirani' ini terganguuu:' maaff bangettt..  Alhamdulillah sekarang aku udah revisi 😊 selamat membaca:*

***

Terlihat banyak sekali murid berpakaian putih abu meramaikan jalan. Ada seorang siswi yang berpenampilan mencolok dari yang lain nya. Bukan gara-gara pakaian nya yang bewarna ataupun make up yang tebal. Tapi karena ia memakai hijab yang sesuai dengan syariat nya, hijab yang menjuntai dan membungkus indah dirinya.

Sekarang Qirani sedang ada di perjalanan pulang, dia berjalan dengan agak malas sambil menendang krikil yang ada di hadapan nya. Setelah seharian di berikan menu pelajaran yang agak rumit dan masalah hati--Ah! Hati..

"hati? Kenapa dengan hati ku?" ucap Qirani sambil berhenti dan menarik nafas panjang. Walaupun dia tau apa-- Maksud nya 'siapa' yang memberantakan nya.

Membarantakan? Pikir Qirani sambil menggelengkan kepala nya.

"hati. maafkan aku yang selalu menyakiti mu."

***

"Dimana dia?" gumam Hafidz yang masih stay di motor kesayangan nya.

Hafidz berniat untuk menjemput Qirani dari sekolah nya, tapi Hafidz tidak menemukan nya.

Ketika ia sedang mengamati segerombolan anak sekolah, ada salah satu anak yang tertinggl jauh di belakang nya. Yap!

"Qirani!" teriak Hafidz. Qirani menoleh dan menampilkan wajah keterkejutan.

Bukan Qirani saja yang menoleh, anak anak yang lain pun ikut juga menoleh, dan pasti nya disertai dengan berbisik.

Hafidz menampilkan senyum nya kepada Qirani. Qirani yang melihat itu pun hanya bisa menetralkan hati nya yang seperti nya berdegup lebih cepat dari biasa nya.

"Assalamualikum.." Qirani bingung kenapa Hafidz bisa ada di sebelah nya sekarang. Apakah ia terlalu asik menetralkan jantung nya? Ahh.. Entahlah..

"wa-waalaikumsalam.." jawab Qirani sambil menggigit bibir bawah nya.

"ayo pulang" ajak Hafidz. Qirani masih diam..

"afwan Gus, saya mau pulang sendiri" jawab Qirani dan meleos meninggalkan Hafidz.

Hafidz melongo atas prilaku Qirani. Ingin rasa nya mendapatkan prilaku manis dari nya. Ingin rasa nya mengejarnya, ingin sekali..

Tapi..

Hafidz tidak bisa memaksa, apakah ini jalan yang baik untuk nya, padahal dia belum mempunyai hak untuk mendapatkan semua itu.

Ah.. Entahlah, sekarang Hafidz hanya bisa terdiam dan melihat Qirani berjalan sampai ia tak nampak dari penglihatan Hafidz.

***

"apakah dia gadis yang di bicarakan ayah mu?" tanya nya.

"ya, cepat bawa dia!" perintah Clara kepada teman nya itu.

"Akan ku laksanakan dengan senang hati" ucapnya sambil tersenyum devil.

***

Qirani (sudah Di Terbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang