Dua Enam~

2K 114 2
                                    

Vote! Vote! Vote! Voteeeee!!!🙌

****

"apa yang kamu maksud Clara!?" bentak Hafidz. Sungguh dia tidak tahan lagi melihat Clara-orang yang di tolong nya- berbuat seenak nya dengan menyebut diri nya sebagai pacar.

Pacar? Apa? Hafidz saja tidak pernah berniat untuk melakukan aktivitas itu. Dan sekarang? Seorang wanita yang sudah di tolong nya sekaligus teman masa kecil nya itu mengaggap diri nya sebagai pacar? Oh tidak, dan lebih parah nya dia bebicara di hadapan seseorang yang Hafidz cintai saat ini. Qirani.

Bila mengingat Qirani, perasaan Hafidz sangat tidak dapat di definisikan saat ini. Otak nya masih memutar perkataan yang di lontarkan Qirani. Yap! Semua yang di utarakan Qirani itu benar. Memang nya siapa dia di kehidupan Qirani.

Tetapi, mungkin perkataan itu masih mengganggu pikiran Hafidz, itu semua masih ternyiang nyiang di pikiran nya. Tak di pungkiri, bahwa hati Hafidz sangat tersentak atas penuturan itu. Sesak menjalar ke tubuh nya. Kaki nya lemas, bila saat itu dia tak mengoptimalkan degupan jantung nya, mungkin dia sudah menjatuhkan diri nya jurang.

Sekarang Hafidz sedang memalingkan pandangan nya dari Clara. Mungkin dia masih memaklumi saat Clara menyebutnya pacar di hadapan lelaki berbadan kekar itu, toh dia hanya bertujuan untuk menyelamatkan nya. Oh sungguh! Semua ini tak pernah di bayangkan oleh Hafidz dan tak pernah di inginkan oleh Hafidz.

"karena a-aku mencintai kamu Hafidz!" ucap Clara sambil menempatkan jari jemari lentik nya ke tangan Hafidz. Hafidz yang di perlakukan seperti itu langsung menghempaskan tangan Clara.

Hafidz mengacak rambut nya frustasi, Sungguh Hafidz tidak ingin di situasi ini. Dan..

Apalagi in!? Allah..

"maaf Clara, aku.. Aku tidak bisa kar-"

"kenapa Hafidz!? Tadi kau menyelamatkan ku, dan menyebutku sebagai pacar mu! Dan sekarang kenapa!? Hah?"

Sial, apa yang dia maksud. Bagaimana pola pikir nya. Jelas-jelas Hafidz hanya ingin menolong nya.

"dengar, Clara.. Maksud aku tadi mengatakan kamu sebagai pacar adalah hanya untuk menolong-" ingin sekali Hafidz menjelaskan semua kepada Clara. Tetapi dia selalu memotong perkataan Hafidz.

"sudahlah, aku tau kamu pasti lebih memilih wanita sok suci itu.." Clara tersenyum licik dengan tatapan meremehkan nya.

"jaga perkataan mu Clara!" bentak Hafidz dengan wajah yang memerah akibat menahan amarah nya sejak tadi.

Clara yang di perlakukan seperti itu oleh Hafidz ke dua kali nya langsung menampilkan tangisan buaya nya.

"Hafidz, aku mohon.. Aku mencintai mu.." lirih Clara.

Hafidz diam dan menatap tak percaya kepada Clara. Pemikiran seperti apa ini, batin Hafidz.

"jika kamu masih memilih anak sok suci itu, dan jangan harap kalian bisa bersatu!" lanjut Clara dengan menekankan kata di ujung kalimat yang lebih tepat nya sebagai ancaman.

Clara meninggalkan Hafidz yang sedang diam mencerna semua perkataan nya tadi.

Mata Hafidz terbuka lebar. Dia terkejut atas apa yang di katakan Clara. Muka Hafidz sudah berubah menjadi sangat merah, rahang nya mengatup, dengan tangan yang mengepal kuat.

"astagfirullah.." Hafidz duduk di bangku taman sambil memijit pelipisnya. Dia harus menahan emosi nya dengan sebaik mungkin. Dia tidak mau mengkuti sisi syetan nya. Saat ini hati nya masih di lingkupi dengan kaliamat tasbih, untuk menenangkan jiwa dan raga nya.

Qirani (sudah Di Terbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang