5 tahun kemudian
Matahari mulai berencana menghangatkan bumi. Ia naik perlahan dengan anggun nya. Suara bising yang ditimbulkan dari gesekan rel kereta api pun dapat mengalihkan pandangan semua orang dari keindahan sang fajar, mereka mulai menghampiri kereta yang berhenti itu, mereka mencari-cari seorang yang di tuju nya, sambil tersenyum hangat.
Banyak sekali orang yang pergi dan pulang di tempat ini. Ekspresi mereka pun terlihat bahagia. Mungkin?
Tetapi lain hal nya dengan seorang gadis cantik berpenampilan syar'i itu, tidak ada satupun orang yang menjemput nya ataupun menghampiri nya. Ia menyampukan pandangan nya, tidak ada satupun orang yang ia kenal.
'huftt'Ia melangkahkan kaki nya dengan perlahan. Ia tak percaya dia akan datang di tempat ini, di kota ini, sebenar nya jika ia tidak tugas kuliah yang mengaharuskan dia datang disini. Mungkin tidak akan pernah.
"kenapa harus kebagian di kota ini sih, ishh" ia meringis. Ia tidak ingin datang ke kota ini karena ia tau bahwa kota ini adalah tempat dimana seorang; cinta pertama nya yang sempat 'mengecewakan' nya tinggal. Ya mungkin kota ini luas, tetapi jika Allah mempertemukan mereka (lagi)? Ah tidak tidak, luka yang dulu saja belum sesembuh itu, bagaimana bila bertambah?
Ia berjalan untuk keluar dari stasiun itu sambil menenteng koper nya. Sampai nada dering telpon nya berbunyi yang menandakan ada seseorang yang menelepon nya.
"ya? Assalamu'alaikum ka?" salam nya kepada sang penelpon.
"waalaikumsalam.. udah nyampe dimana dek? Tadi ka-"
Brukk
Ia tersungkur plus dengan barang bawaan nya. Mungkin itu tidak terlalu sakit, tapi malu nya itu. Pikir nya.
"aduh kaka cantik, maafin aku yaa nggak sengaja, tadi kaka nya ngalangin aku sih" ujar si gadis kecil itu.
Gadis kecil itu, terlihat imut dengan tampilan nya yang terlihat sangat sopan, karena dibalut dengan gamis ungu ditambah krudung kecil yang diatas nya terdapat Aksesoris telinga kelinci. Uhh menggemaskan.
Dan ah apa lagi ini? Boneka muslimah dengan kaca mata dan pipi bapau nya. Seperti nya orang tua gadis kecil ini sangat berhati-hati ketika memberikan mainan kepada putri kecil nya.
Seketika tatapan nya beralih menatap mata gadis imut itu..
Deg
Gadis kecil itu mempuanyai mata biru yang indah, seperti.. Hafidz?
"haloo kak? Kaka cantik nggak papa?" ucap nya sesekali dengan kibasan tangan munyil nya.
Ia tersadar dan langsung menggelengkan kepala nya kuat agar pikiran tentang hal itu kembali sirna.
"oh ya, nggak papa" ia bangun dan merapikan barang bawaan nya yang berceceran di sana, termasuk ponsel nya.
Setelah dipastikan semua nya beres, ia berbalik dan ia masih melihat gadis kecil itu masih berdiri dengan muka lucu nya sambil menatap dengan mata indah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qirani (sudah Di Terbitkan)
SpiritualPart sudah tidak lengkap untuk kepentingan penerbitan:) ------------------- Seorang ibu yang ia cintai meninggalkan diri nya, seorang ayah yang ia benci malah selalu dekat dengan nya, yang selalu mencoba menghancurkan masa depan nya, yang tak mau ca...