Seperti hari-hari sebelumnya, ia akan dilanda morning sickness. Kali ini lebih parah dari sebelumnya. Bahkan hanya untuk melangkahkan kakinya terasa sangat sulit. Hanya cairan putih yang keluar dari mulutnya. Tetapi itu sangat menyiksa. Beruntungnya ada Baekhyun yang dengan sigap membantunya.
"Mau aku buatkan bubur?" Tanya Baekhyun seraya memapahnya kembali ke tempat tidur.
"Aku belum melihatmu makan dari kemarin," ujarnya lagi dengan nada khawatir.
Ia hanya menggelengkan kepalanya, menolak untuk makan. Sepupunya itu hanya menghela nafas pasrah. Sungguh, perutnya seperti tidak bisa menerima apapun yang ia makan. Semuanya akan berakhir di closet.
"Oh! Kau tidak berangkat sekolah?" Tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Mana mungkin aku meninggalkanmu dalam kondisi seperti ini, aku tidak ingin menemukan mayat saat pulang sekolah." Jawab Baekhyun tak acuh, ingin sekali ia menjahit bibir milik pria itu.
Mereka terdiam, sibuk dengan pemikiran masing-masing dan entah apa yang mereka pikirkan. Hanya helaan nafas yang terdengar.
"Jung ... apa kau yakin jika pria itu akan bertanggung jawab?" Tanya Baekhyun pelan tetapi berhasil sampai ke pendengarannya. Ia tersenyum miris dan menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tahu," Krystal menundukan kepalanya. Memainkan jemarinya sendiri.
"Jika pria itu tidak mau bertanggung jawab, aku mohon jangan melakukan hal bodoh. Biarkan bayi itu hidup dan melihat dunia." Ucap Baekhyun seraya menyentuh pundaknya.
"Mana tega aku melakukan hal itu, tidak masalah jika ahjussi itu tidak mau tanggung jawab. Toh, masih ada kau yang bisa membiayai hidupku dan anakku," balasnya berusaha mengalihkan pembicaraan lagi.
"Yak!!" Pekik Baekhyun tak terima.
Jujur saja, selama seminggu ini ia berusaha meyakinkan dirinya. Meyakinkan diri jika pria itu akan tanggung jawab. Ia tidak tahu harus melanjutkan hidupnya bagaimana. Hidupnya tidak bisa bebas seperti dulu, orang-orang ayahnya pasti akan menangkapnya jika ia terus berkeliaran.
Hanya Baekhyun dan mungkin Seulgi yang menjadi tempatnya bergantung saat ini.
"Ingat kau masih memilikiku dan Seulgi," ucap Baekhyun seakan tahu apa yang ada dipikirannya. Ia tersenyum dan memeluk erat kakak sepupunya itu.
"Kalian yang terbaik!" Pekik Krystal girang, bahkan ia semakin mengeratkan pelukannya pada Baekhyun.
"Karena kau baik, antar aku ke rumah sakit oke!"
+++
Tidak jauh dari keadaan Krystal. Belakangan ini Sehun sering melamun, membuat Jongin dan Taewoo -sekretarisnya harus menegur Sehun berulang kali. Pria itu selalu kehilangan fokus saat memimpin rapat.
"Presdir, apa ada yang mengganggu pikiranmu? Kau terlihat tidak fokus selama rapat." Itu Irene, Bae Irene, sekretaris Jongin.
"Aku? Tidak, tidak ada masalah." Balas Sehun pelan.
Kepalanya terasa berdenyut. Ia tidak bisa berhenti memikirkan gadis berambut sebahu itu. Terutama saat ia dan Jongin mengetahui sebuah fakta. Yah, fakta yang mereka dapatkan di hotel dekat klub itu.
Mereka menemukan sebuah fakta, jika Sehun dan Krystal benar-benar mendatangi hotel itu juga memesan sebuah kamar. Terutama bagian dimana, mereka berdua berjalan dengan lengannya yang merangkul bahu gadis itu.
"Sehun-ah, kau akan ke rumah sakit pukul berapa?" Tanya Jongin melongokan kepalanya di pintu.
"Saat makan siang, kenapa memangnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [EXO Fanfiction]✔
Fanfiction[LENGKAP] Oh Sehun (25) adalah pria yang mencintai kebebasan dan sangat tidak suka jika ada orang yang mengusik kehidupan pribadinya. Tetapi semua kebebasannya hilang begitu saja, ketika seorang gadis berusia 18 tahun masuk ke dalam alur kehidupanny...