TWENTY-THREE

3K 368 70
                                    


Wanitanya masih tertidur lelap, dengan berbagai macam alat medis yang menempel di tubuhnya. Bahkan bernapaspun harus menggunakan alat bantu. Ini sudah hampir satu bulan dan mata cantik itu belum mau terbuka. Jujur saja, ia tidak tega melihat Krystal berbaring tak berdaya seperti ini. Hatinya seperti tercabik-cabik. Andai saja bisa, ia rela bertukar posisi dengan Krystal.

Awalnya Dokter Choi memberitahukan pada mereka agar menunggu paling lama sekitar tiga hari, tetapi di hari kedua Krystal mengalami kejang dan tekanan darahnya semakin tinggi. Jantungnya seperti lepas dari tempatnya saat Dokter Choi mengatakan jika Krystal koma.

Anak-anaknya sudah tidak di incubator lagi, hanya saja mereka masih dalam pengawasan dokter bersamaan dengan ibunya. Mereka tidak bisa meminum asi dari Krystal karena sudah tercampur dengan obat-obatan, maka dari itu pihak rumah sakit memberikan susu yang didapatkan dari Bank Asi.

"Hyung kau bisa istirahat dulu, biar aku yang menjaga nuna." Itu suara Jaehyun, anak itu baru kembali dari Busan.

"Oh kau sudah datang? Bagaimana proyekmu?" Tanya Sehun basa-basi.

"Proyeknya lancar." Jawab Jaehyun setelah mendudukkan dirinya di sofa.

Sehun, Baekhyun dan Jaehyun. Selama sebulan ini mereka silih berganti untuk menjaga Krystal. Jika salah satunya harus melakukan hal penting maka akan diganti oleh yang lainnya. Seperti Jaehyun, anak itu harus pergi ke Busan selama seminggu. Maka Sehun lah yang menjaga Krystal selama seminggu penuh. Sebenarnya Sehun tidak mau seperti ini, inginnya ia yang terus menjaga Krystal, tetapi perusahaan tidak bisa ditinggal begitu saja jika tidak ingin kehilangan investor penting.

"Aku dengar hyung akan pergi ke Jerman selama seminggu." Ucap Jaehyun.

"Hm ... sebenarnya aku tidak mau, tetapi mereka ingin aku langsung yang datang. Mereka tidak mau diwakili, walaupun itu oleh Jongin." Jelas Sehun.

"Pergi saja, seminggu ini aku tidak ada yang harus aku kerjakan. Aku akan menjaga nuna." Ucap Jaehyun tersenyum pada Sehun.

Hening, mereka hanya menatap Krystal dalam diam. Tidak menyangka jika orang yang mereka pikir kuat akan terlihat seperti ini. Hanya satu yang mereka harapkan saat ini, yaitu orang yang sedang terbaring lemah itu segera mendapatkan kesadarannya kembali. Bukan hanya untuk mereka saja, tetapi untuk anak-anaknya juga. Mereka sangat membutuhkan dekapan hangan ibunya.

"Ayah masih belum datang kemari hyung?"

"Belum, tetapi dia mulai menelponku dan bertanya keadaan Krystal."

Benar, semenjak Krystal dinyatakan koma, Hung Yunho tidak mau melihat bagaimana keadaan anaknya. Pria paruh baya itu benar-benar memiliki trauma tentang hal seperti ini. Bahkan Yunho tidak mau datang ke rumah sakit untuk chek-up kesehatannya. Pria itu memilih mendatangkan dokter langsung ke rumahnya. Alasannya karena ia tidak sanggup melihat putri kesayangannya dalam keadaan tak berdaya.

Sedari dulu Jung Yunho memang seperti itu. Ia paling tidak mau melihat anak-anaknya terbaring di rumah sakit dengan segala macam alat medis yang menempel di tubuh sebagai alat penunjang hidup. Dulu, Jaehyun pernah terserang demam berdarah dan thypus, pria itu sama sekali tidak mau menengoknya. Jika datang ke rumah sakit, tidak akan sampai masuk ke dalam ruangan, dia akan datang hanya sampai sebatas pintu.

"Jika bertemu dengan ayahmu katakan padanya, datanglah ke rumah sakit. Siapa tahu Krystal akan bangun jika ayah yang menengok. Mungkin nuna-mu bosan hanya dijaga oleh kita." Canda Sehun, ia benar-benar tidak mengerti bagaimana jalan pikiran profesornya itu.

"Benar, bisa jadi. Aku akan menyeret ayah untuk datang kesini. Tidak peduli jika pria tua itu akan mengamuk." Kesal Jaehyun. Ia hanya terkekeh pelan mendengar ucapan Jaehyun.

Sacrifice [EXO Fanfiction]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang