TWENTY-ONE

3K 370 88
                                    

Krystal terus menundukkan kepalanya, tidak berani mengangkatnya sedikitpun. Tidak ingin bertatap muka dengan adik kembarnya itu. Ia benar-benar malu. Rasanya ingin menenggelamkan diri di Sungai Han.

"Nuna ... sudahlah." Panggil Jaehyun untuk kesekian kalinya.

Ini semua berawal ketika ia sedang memeriksa kandungangannya. Mulanya Dokter Choi, dokter langganannya, tidak berkata yang aneh-aneh. Dokter Choi hanya mengatakan jika tidak ada masalah dengan kandungannya. Bayi-bayinya tetap sehat di dalam sana. Saat ini kandungannya sudah hampir mencapai angka 8. Itu artinya kurang dari 2 bulan ia pasti akan melahirkan. Dan ketika Dokter Choi membahas tentang aktivitas ranjang, maka saat itu juga ia ingin menghilang.

...

"Di usia kandungan yang sudah tua begini tidak masalah untuk berhubungan badan."

"Kau tidak perlu menahan, hormon ibu hamil benar-benar harus dipuaskan. Itu akan terasa menyiksa."

"Katakan saja pada Sehun jika kau sedang ingin."

"K-kami tidak pernah melakukan itu ..."

"Eiii ... kau tidak perlu malu. Aku masih ingat beberapa waktu yang lalu Sehun menelponku untuk menanyakan posisi seks yang baik ketika usia kehamilan sudah memasuki usia tua."

"Katakan saja apa yang kau mau pada Sehun, jangan menahannya."

...

Astaga!! Bahkan ia masih bisa mengingat dengan jelas setiap untaian kata dari Dokter Choi. Bahkan ekspresi wajah menggoda dokter wanita itu masih terekam jelas diingatannya. Juga, setiap deheman canggung dari Jaehyun saat Dokter Choi menjelaskan. Itu benar-benar hal paling memalukan yang pernah ia rasakan. Melebihi rasa malu ketika ia mengakui sedang mengandung anak Sehun di depan umum.

"Nuna ... tidak usah malu. Kami sudah tahu kalian sering melakukan itu." Ucap Jaehyun frustasi. Pria itu sudah jengah dengan posisi nuna-nya itu yang terus menunduk.

"Kau tidak tahu bagaimana rasanya Jaehyun-ah!!" Pekik Krystal kesal, wanita itu mengangkat kepalanya. Menunjukkan wajahnya yang sudah sepenuhnya merah. Merah karena malu.

"Aku tahu, aku tahu bagaimana panasnya wajah menahan malu. Kita kembar, aku bisa merasakan apapun yang nuna rasakan." Jelas Jaehyun, menangkup wajah Krystal. Memberikan tatapan seakan ia mengerti apa yang wanita itu rasakan.

"Jadi, hentikan rasa malumu padaku. Hari ini kita berulang tahun, ayo kita bersenang-senang, hmm ..." bujuk Jaehyun.

"T-tapi jangan beritahu hal ini pada siapapun." Cicit Krystal pelan.

"Untuk apa aku memberitahu mereka, jika mereka sudah tahu hal ini." Balas Jaehyun polos seraya menyalakan mesin mobil.

"M-maksudmu?" Tanya Krystal dengan jantung yang sudah berdegup dengan kencang.

"Aku, Baekhyun, Jongin Hyung, bahkan ibu dan ayah sudah tahu jika nuna dan Sehun Hyung sering melakukan itu. Seperti yang Dokter Choi jelaskan, itu adalah hormon ibu hamil. Jadi, tidak usah khawatir kami sudah memakluminya." Jelas Jaehyun dengan senyum manisnya. Senyuman manis yang terlihat seperti malaikat, yah malaikat pencabut nyawa bagi Krystal.

Ia kembali menundukkan wajahnya. Merasa tidak memiliki muka untuk berhadapan dengan orang-orang terdekatnya. Harga dirinya seperti sudah terjatuh bebas ke dasar jurang. Krystal tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi mereka ketika mengetahuinya. Apalagi adik kembarnya, Jaehyun, pria itu mengatakannya dengan enteng. Ia benar-benar malu!!

"Astaga nuna! Berhenti mengacak-acak rambutmu!! Orang lain bisa salah paham!!" Pekik Jaehyun, bocah itu langsung melirik ke kanan dan kiri, mencari spot yang bagus untuk berhenti. Nuna-nya harus benar-benar ditenangkan.

Sacrifice [EXO Fanfiction]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang