EIGHTEEN

3.5K 414 58
                                    

Cafe di dekat kampus adalah salah satu tempat yang sering ia gunakan dulu saat masih menjabat sebagai mahasiswa. Tempat itu selalu dipenuhi oleh berbagai macam mahasiswa. Memiliki keadaan yang tidak ada bedanya dengan kantin yang ada di kampus, hanya saja tempat ini memiliki dekorasi yang terlihat nyaman dan modern sehingga tidak aneh menjadi sorotan oleh setiap kalangan.

Begitupun dengan saat ini, suasana masih tetap sama dengan beberapa tahun yang lalu. Hanya terdapat beberapa dekorasi baru di setiap titik tertentu. Suara lonceng di pintu berhasil menyentaknya dari lamunan, membuatnya tersadar dengan maksud kedatangannya ke cafe ini.

Matanya langsung melirik kesana-kemari untuk mencari seseorang yang sudah mengundangnya untuk datang. Siapa lagi jika bukan Jung Yunho. Sebenarnya ia sudah dapat menebak apa yang akan menjadi topik pembicaraan mereka, topik yang sama saat ibu Krystal mengajaknya berbicara,

Ketika atensinya menemuka orang yang dicari, perasaan takut mulai menyelimuti dirinya. Helaan napas panjang adalah hal yang pertama kali ia lakukan sebelum melangkahkan kakinya. Ia berusaha mengenyahkan rasa takutnya itu, sudah cukup selama ini ia bersembunyi di balik punggung orang-orang terdekatnya.

Kali ini ia harus berani menghadapi ayah dari gadis yang ia cintai. Ia tidak peduli jika mendapatkan penolakan kembali, hanya saja ia akan berusaha keras memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi miliknya.

"Kau terlambat 15 menit." Itu kalimat sambutan pertama saat ia baru saja menampakkan batang hidungnya di hadapan Yunho.

"Maaf karena membuat anda menunggu, aku terjebak macet." Ucap Sehun

"Tidak masalah, aku bisa memakluminya." Jawab Yunho.

"Silahkan duduk, aku tidak akan lama menyita waktumu yang berharga itu." Lanjut Yunho masih dengan nada angkuhnya.

Setelah ia duduk, Yunho tidak langsung berbicara. Pria itu langsung memanggil pelayan dan memesan beberapa menu yang ada di cafe itu, juga sempat bertanya padanya ingin memesan apa. Ia hanya meminta teh hangat untuk menenangkan dirinya.

Sehun tidak mengerti dengan dirinya sendiri, dulu ia tidak sedikitpun takut jika harus berhadapan dengan Jung Yunho. Sangat mudah untuk dirinya jika harus berdebat dengan dosennya ini, tetapi apa yang sekarang ia rasakan? Untuk mengucapkan satu patah katapun terasa sangat sulit. Jangankan berbicara, hanya sekedar duduk saja tangannya sampai berkeringat.

"Bolehkah aku bertanya?" Suara Jung Yunho berhasil memecahkan lamunannya, lagi.

Ia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, sedikit menahan napas saat ayah Krystal mulai membuka topik pembicaraan mereka. Keberanian yang sudah ia kumpulkan sejak tadi mulai terkikis sedikit-sedikit, telapak tangannya mulai basah oleh keringat. Jangan lupa lututnya juga mulai lemas. Sehun bisa melihat jika sebelah sudut bibir pria di depannya ini naik sedikit.

"Penyebab kakimu terluka seperti itu karena terjatuh saat terakhir kali datang ke rumahku, benarkan?" Tanya Yunho dan berhasil membuat Sehun menahan napasnya untuk kesekian kali.

"Aku memohon maaf karena masuk ke rumah anda tanpa izin." Ujar Sehun menundukkan kepalanya. Yunho mendengus seraya memalingkan wajahnya.

"Apa yang akan kau lakukan jika tahu anak perempuanmu di perkosa?" Itu sebuah pertanyaan jebakan untuknya. "seorang pria yang sama sekali tidak memiliki perasaan apapun pada anakmu dan sekarang kau tahu bahwa pria itu selalu masuk ke rumahmu dengan seenak jidatnya."

"Bagaimana perasaanmu? Apa kau hanya akan diam dan duduk manis seperti sedang menonton drama?"

"Jawabannya tentu saja tidak, semua ayah di dunia ini yang sangat menyayangi anak perempuan mereka tidak akan tinggal diam melihat putrinya diperlakukan seperi itu. Kau juga pasti akan melakukan hal yang sama dengan apa yang aku lakukan walau pria itu memohon untuk bertanggung jawab." Ujar Yunho dalam sekali tarikan napas.

Sacrifice [EXO Fanfiction]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang