9

2.6K 244 14
                                    

.

Itachi sangat ingat dengan balapan 2 hari yang lalu bersama Gaara dan Sasuke melawan kelompok pria berambut orange kemerah-merahan bersama dua orang temannya. Mereka mendapat kemenangan dan tiga buah supercar merk terbaru dengan mesin NOS. Itachi juga sangat ingat dengan wajah masam lawannya. Menendang bumper mobil hingga penyok.

Mereka anak-anak brandalan dari Suna High School. Sasori, Sai, dan Kyuubi.

Itachi berdecih "Untuk apa kau datang ke sini?" matanya menatap nyalang pada pria berambut orange. "Jika kau tidak menerima kekalahanmu kemarin, maka aku tidak akan meladeni." lanjutnya

Kyuubi membalas dengan tatapan tajam, "Tidak, tapi aku ingin kau dan kelompokmu itu kembali berlomba dengan kelompokku." Di menolehkan kepala, melihat pada Sai yang tengah mengecupi daun telinga Naruto, "Si pirang itu yang akan jadi taruhan."

"Jangan libatkan dia, brengsek! Kau tidak bisa seenaknya menetapkan taruhan. Kau pikir dia barang?" Itachi melangkah ke dekat Sai dan Naruto, tetapi Kyuubi dan Sasori menghadangnya.

Kyuubi terkekeh, "Kau pikir berurusan denganku segampang membuang air ludah? Tidak Uchiha, selangkah lagi kau mendekat, maka si pirang manis itu akan mati," ujarnya memberi kode pada Sai dan pemuda itu mengarahkan pisaunya pada pangkal tenggorokan Naruto.

Pikiran Itachi berkecamuk, dia tidak ingin Naruto terluka hanya gara-gara masalahnya, pemuda pirang tidak tahu apa-apa dengan urusan mereka. Sementara itu, Naruto sudah berkeringat dingin di ubun-ubun.

"Baiklah Sialan! Aku terima tawaranmu." Jawab Itachi lantang dan tanpa pikir panjang, "Tapi kau lepaskan dulu Naruto!"

Mata Kyuubi kembali melihat Sai, menyuruh si pemuda klimis untuk melepaskan Naruto. Sai mendengus karena mainannya harus dilepaskan. Sedangkan Naruto merosot dan terduduk di tanah.

Pria onyx segera berlari ke arah Naruto, menge-check keadaan si pirang. Lalu tidak menemukan luka. Hanya saja dua buah titik kemerahan di bahu Naruto berhasil membuat Itachi menggeram marah.

"Kau tidak apa?"tanyanya.

Anggukan lemah diberikan Naruto, wajahnya sudah pucat dan yang demikian itu membuat Itachi semakin cemas.

Bagaikan pahlawan, pria pemilik mata onyx menggendong Naruto. Pemuda pirang mengalungkan lengannya pada leher Itachi, erat. Tangan besar Itachi berada di paha dalam Naruto. Si pirang dapat menghirup aroma farfum Itachi.

"Ingat janjimu, Uchiha! Jika kau lupa, aku tidak jamin hidup kekasihmu itu baik-baik saja." ujar Kyuubi, kemudian bersama Sai dan Sasori melompati pagar dan berlari di jalan setapak yang menghubungkan Suna dengan Konoha. Itachi kembali menggeram mendengar ancaman rendahan Kyuubi.

Tidak berselang lama, Gaara datang dengan dua minuman kaleng di kedua tangannya. Dahinya mengernyit melihat Naruto yang berada dalam gendongan Itachi. Minumannya dibuang begitu saja saat mendapati wajah pucat Naruto dan bajunya yang koyak di bagian leher.

"Naruto kenapa?" Tanyanya.

Itachi tergesa, ia hanya sempat berkata, "Nanti akan aku jelaskan." Ujarnya berjalan cepat menuju UKS dan akan meng-check keadaan Naruto di sana.

.

Sasuke menyumpah dalam hati, dia tidak suka dengan kehadiran Sakura. Dia benci jika harus bertemu calon tunangannya itu sekarang. Lebih baik Sasuke melompat dari tebing dari pada harus menampakkan wajahnya pada Sakura.

"Hn, terserah padamu," jawabnya acuh tak acuh setelah Sakura bertanya padanya apakah boleh dia duduk di samping Sasuke.

Sakura tersenyum manis sedangkan Sasuke hanya memandang dingin. Tapi itu tidak masalah, mereka adalah teman kecil walaupun dia jarang bicara dengan Sasuke, tetapi mereka berada dalam satu taman kanak-kanak yang sama.

Pemilik rambut merah jambu ini sering memperhatikan Sasuke, tidak jarang Sakura mengintip si raven dan mencatat menu makan apa saja yang di sukainya. Sakura juga mencoba untuk membuat onigiri dan akan memberikan bekal itu pada Sasuke, tetapi niatnya tidak pernah tersampaikan. Sakura terlalu malu untuk bicara dan berdekatan dengan Sasuke.

Dan sekarang dia sangat bahagia ketika mendengar ayahnya dan ayah Sasuke sepakat untuk menjodohkan mereka. Sakura tidak tahu harus berterimakasih dengan cara apa pada tuhan. Ternyata kesabaran Sakura yang menunggu sudah sangat lama, terbayarkan.

Ia ingin berteriak sebenarnya. setelah sekian lama tidak bertemu dengan Sasuke, kini pemuda onyx lebih tinggi darinya dan jangan lupakan wajah yang sempurna itu. Kulit seputih porselein dan garis wajahnya yang tegas, membuat pemilik mata aquamarine semakin jatuh hati. Tetapi ia lebih memilih bersikap anggun. Tentu ia tidak ingin disamakan dengan fangirls Sasuke yang rendah.

Sakura mendudukkan bokongnya pada bangku yang disediakan. Sesekali mencuri pandang pada Sasuke yang sama sekali tidak mengacuhkannya. Tidak masalah jika dia harus satu kelas dengan para pria yang sedari tadi melempar pandangan mesum kearahnya. Asalkan di sini ada Sasuke, semua itu tidak masalah.

.

Itachi mendudukan tubuh Naruto di ranjang. Si pirang masih bergetar ketakutan. Shock dengan kejadian mengerikan yang baru saja dia alami.

Itachi yang berdiri di sebelah kanan, Menyibak rambut pirang Naruto ke belakang. Sedangkan Gaara yang berada di sebelah kiri menggenggam tangan Naruto dengan erat seakan ia ingin menyampaikan bahwa 'dia khawatir dan Naruto harus tenang'. Mengusap punggung tangannya lembut.

"Tenanglah.. Naruto, Tidak apa-apa. Disini ada aku dan Gaara," ujar Itachi lembut.

Naruto menoleh dengan mata berkaca. Melompat pada Itachi, memeluk lehernya erat. Terisak-isak kecil. Itachi yang masih dalam keterkejutannya ragu-ragu membalas pelukan Naruto, mengusap punggung si pirang lembut.

"Tidak apa.. Tidak apa..."

Tidak ada yang lebih sakit daripada ini. Gaara lebih baik mati daripada merasakan sakit yang sangat pada jantungnnya. Rasanya seperti ditembak. Membuat dadanya sesak. Ia hanya mengalihkan pandangan kemudian berujar rendah,

"Cepatlah Itachi. Akan ku tunggu kau di luar."

Gaara meraih handel pintu, membukanya kemudian menutupnya kembali dari luar. Ia berdiam diri dengan tatapan yang kosong.

.

"A-aku ta-takut..." Suara Naruto bergetar.

"Tidak usah takut, Naru. Aku akan menemanimu," Itachi kembali menyibak poni Naruto, menyeka setitik air mata yang berada di sudut mata si pirang.

"Aku berjanji, bahwa hal seperti tadi tidak akan terulang lagi."

Itachi bahkan ragu-ragu dengan ucapannya walaupun, parasnya tampak tenang dan yakin. Ia hanya tidak tahu saja masalah seperti apa yang akan di hadapinya nanti...

.

.

.

TBC

ps : Sorry for TYPO(s)... ^^

ENMYTI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang