PREVIEW CHAPTER :
.
.
"10. Kau tidur selama sepuluh bulan."
Kenyataan itu membuatnya sama sekali tidak terkejut. Itu artinya satu semester sudah berlalu, berarti mereka sudah kelas 2. Tidak, bukan mereka tapi hanya Naruto dan Gaara. Dan Itachi? Ke universitas mana dia melanjutkan pendidikannya? Ia tidak heran lagi kenapa Itachi jarang menjenguknya akhir-akhir ini. Sasuke hanya melihat wajahnya minggu lalu, dan itu yang terakhir. Pria itu mungkin akan kuliah di luar Tokyo. Mungkinkah dia ke Amerika? seperti yang sering diceritakannya pada Sasuke ketika masih Sekolah Dasar?
.
.
CHAPTER 17
.
.
.
"Kau tidak punya pertanyaan lain?" Naruto mengangkat alis, menawarkan Sasuke untuk mengujarkan -mungkin- banyak pertanyaan yang menggerogoti kepalanya.
"Tidak." Si raven menjawab cepat. Lebih cepat dari yang Naruto duga.
"Ya sudah, aku pulang dulu, Jaa~ne."
"Tunggu!" Sasuke menyambar lengan Naruto dan pemuda pirang itu berbalik padanya. Seolah bertanya mau-apa-lagi?
"Besok kau datang lagi 'kan?"
Ada senyum dibibirnya sebelum menjawab, "Aku tidak tahu. Masalahnya proposal untuk camp musim panas harus selesai dan di berikan ke kepala sekolah besok sore. Aku tidak bisa melalaikan tugas itu sebagai sekretatis Osis." Naruto merona ketika Sasuke memandangnya bingung. "Apa aku terdengar Sombong dan sok sibuk?"
Si pirang menunduk berguman sesuatu yang samar-samar dapat di dengar Sasuke. "Padahal Gaara bisa memilih seorang gadis untuk jabatan itu..."
Ah. Sekarang Sasuke mengerti. Sabaku brengsek! Seenaknya saja dia merekrut anggota baru tanpa sepengetahuannya. Setelah ia bisa kembali ke sekolah dan menduduki bangku Student Council President lagi, dia akan menjitak kepala sahabatnya itu dengan kekuatan badak. Ia tidak peduli itu akan menurunkan image-cool kawannya. Itu akan mengingatkannya bahwa sangat tidak bagus jika membuat Sasuke marah. Tetapi disamping itu dia juga merasa lega karena Gaara memilih Naruto. Hanya pemuda pirang itu yang pernah masuk keruang Osis selain mereka dan beberapa perangkat Osis yang lain dan Naruto adalah orang yang juga dekat dengan mereka. Jadi disini dia adalah satu-satunya orang yang bisa di percaya.
"Apa kau marah padaku Sasuke?"
Marah pada Naruto? Tentu saja tidak. "Aku tidak punya alasan untuk memarahimu."
"... Tapi.. apa kau pikir aku pantas menjadi salah satu dari anggota kalian?"
Sasuke hanya diam, menatapnya dengan muka datar yang Naruto tahu dia hanya membuat si raven kesal dengan banyak bicara. Ia kembali menundukkan kepalanya. "M-maafkan aku.."
Dia berbalik segera meyingkir dari pandangan Sasuke tanpa ucapan selamat tinggal. Kali ini Sasuke membiarkannya. Ia kembali memikirkan kata-katanya beberapa saat yang lalu.
Besok kau datang lagi 'kan?
Benarkah dia yang mengucapkan? Ini berita buruk, dia merasa semakin bergantung pada Naruto. Sejak awal kepindahannya ke Tokyo dan bertemu pemuda pirang adalah mimpi paling buruk, seharusnya ia tetap tinggal di Mexico dan merasakan hidup bebas layaknya seorang remaja. Jika bukan karena ibu yang memaksanya Sasuke tidak akan mau kembali ketempat kelahirannya ini. Sial!
KAMU SEDANG MEMBACA
ENMYTI✅
FanfictionAntara permusuhan dengan pertengkaran kanak-kanak. Mana yang lebih kau pilih? SASUNARU. GAANARU. ITANARU. Warning : ada sedikit perubahan pairing! HANYA BERISI CHAPTER 8 - 25 CHAPTER 1 - 7 ADA DI FANFICTION.NET