AN : Maaf jika banyak tipo
.
.
.
Murid SMA Konoha lebih memilih camp di tepian pantai dibanding di tengah hutan. Mereka mendirikan tenda di sepanjang pesisir laut. Naruto dapat mencium aromanya. Ini adalah yang pertama sejak tiga tahun terakhir, ibu dan ayahnya jarang mengajaknya ke tempat seperti ini karena sibuk bekerja.
Bersama Gaara juga tidak pernah. Pemuda jade hanyak membawanya ke taman bermain atau berputar-putar di lintasan dengan decitan pada ban. Tetapi bagi Naruto itu lebih dari cukup. Ia bahagia karena berarti Gaara tidak pernah mengabaikannya.
Naruto menancapkan kakinya di pasir, berdiri memandang Sasuke, Neji, Suigetsu dan Juugo yang mendirikan tenda. Mereka berlima akan tidur dalam satu tenda. Tidak ada pengecualian disini bahwa pengurus Osis harus mendapat tenda yang lebih besar dan mewah, semuanya sama dan Sasuke juga tidak keberatan.
"Kau harus mengikat dengan kuat, jika tidak tendamu akan roboh."Ujar Sasuke tanpa menoleh pada Naruto. Dia memperagakan bagaimana cara mengikat simpul tenda yang baik. Naruto sedikit terkejut mendapati Si raven yang selama ini terlihat seperti anak manja bisa besikap mandiri. Barusan dia menggantikan Naruto yang tidak bisa apa-apa, mengajarkannya melakukan hal-hal yang perlu dilakukan jika hidup mandiri.
"Setalah ini kau bantu aku mencari kayu bakar."
Naruto menganggukkan perkataan Sasuke.
"Neji, Suigetsu dan Juugo, kalian lihatlah peserta camp yang lain. Bantu dan ajarkan mereka yang tidak berpengalaman." Pemuda itu beralih pada tiga orang temannya.
"Laksanakan komandan!"
Dia nyaris menendang pantat mereka jika saja tiga orang sialan itu tidak kabur pontang-panting. Mereka hanya ingin mencairkan suasana yang kaku dengan sedikit candaan. Tapi mereka sadar dan mendapat pelajaran berharga bahwasanya lebih baik diam dan bersikap baik dari pada bicara dan pulang dengan anggota tubuh yang patah.
....
"Ayolah Ino, gerakan tangan dan kakimu itu." Sakura menghela napas.Ia memandang gadis berambut pirang dengan jengah. Ino sejak tadi hanya memainkan ponselnya sedangkan Sakura harus bekerja sendirian.
"Tunggu sebentar Sakura. Aku tidak bisa mengabaikan Chat dari Shikamaru senpai."
Decakan samar keluar dari bibir Sakura, "Jika kau tidak mau menolongku, bilang saja dari awal."
Kemudian Ino tersenyum minta maaf. Ia menyimpan ponselnya dan mulai membantu Sakura mencari kayu bakar. Akan tetapi sesuatu menghentikannya Sakura nyaris menyumpah jika saja Ino tidak lebih dulu berkata, "Sakura, lihat!"seraya memukul bahu Sakura dan berujar. Gadis merah jambu itu menoleh kemana arah jemari lentik Ino menunjuk. Ia menemukan sosok Sasuke dan Naruto yang berjalan dengan Sasuke tampak menarik Naruto di belakangnya. Sementara pemuda kuning itu menunduk.
Dada Sakura terasa panas. Iasesak mengingat ia tidak pernah diperlakukan demikian oleh Sasuke. Pemuda raven selalu membuang pandangan ketika ia memegang lengannya, sedangkan jika bersama Naruto dia sesekali melirik atau menoleh seolah ingin memastikan bahwa Naruto baik-baik saja.
Si pirang itu bukan lagi bocah 2 tahun yang perlu dibimbing agar tidak jatuh saat berjalan, asal kau tahu saja.
"Kenapa diam?Apa kau tidak ingin mendekatinya dan menyingkirkan Si Naruto itu? " Ino berkata lagi, alisnya mengerut mendapati Sakura yang tidak bergeming. "Jujur, mereka membuat mataku iritasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ENMYTI✅
FanfictionAntara permusuhan dengan pertengkaran kanak-kanak. Mana yang lebih kau pilih? SASUNARU. GAANARU. ITANARU. Warning : ada sedikit perubahan pairing! HANYA BERISI CHAPTER 8 - 25 CHAPTER 1 - 7 ADA DI FANFICTION.NET