11

2.1K 211 15
                                    

Chapter 11

A/N : ini cuma di edit satu kali, mohon dimaklumi jika banyak typo.. Selamat membacah...

.

.

.

''Aku ikut denganmu,'' jawab Sasuke lantang dan tanpa ragu. Bagaimanapun dia tidak ingin Naruto terjebak dalam bahaya. Entah setan mana yang berani menghasutnya, sebelumnya Sasuke tidak peduli bahkan membenci Naruto tapi hari ini dimana ia mendapati si pirang sedang kepayahan, membuatnya tidak tenang. Sasuke ingin menolong.

Itachi tersenyum samar. Apa pun keputusan Sasuke, itu adalah yang terbaik untuknya. Ia tidak akan memaksa adiknya untuk menemani Sakura karena itu bukanlah haknya.

.

''Sudah merasa lebih baik?'' tanya Gaara. Naruto mengangkat sudut bibirnya dan mengangguk semangat seakan lupa dengan kejadian beberapa jam lalu yang hampir menghilangkan nyawanya.

Naruto celingukan, ia duduk di ranjang dengan bantal di punggungnya, melihat pada pintu keluar ruang kesehatan yang terbuka.

''Semua orang sudah pulang. Apa Gaara tidak ikut pulang?''

Gaara menepuk kepala Naruto ringan, si pirang mengerjab merasakan gelenyar hangat yang menjalar di rongga dadanya bahkan hangatnya sampai pada pipi chubby Naruto.

''Bagaimana aku bisa pulang jika seseorang yang akan ku antar pulang masih di sini?''

Perkataan Gaara membuat Naruto merona. Ingin rasanya ia membenamkan wajah pada bantal mendapati wajah tegas Gaara terlalu dekat. Aroma mint dari napas pemuda jade menggelitik hidung Naruto.

Ini adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanya walau Gaara masih ragu. Dan maka dari itu ia ingin membuktikannya. Gaara membisikan sesuatu yang nyaris rasanya membuat jantung Naruto Kehilangan kempuannya berdetak.

''Bolehkah aku menciummu?''

Ini yang pertama kali untuknya. Ia tidak pernah dicium atau mencium seseorang sebelumnya. Si pirang menahan dada bidang Gaara saat pemuda jade itu menghimpitnya pelan.

''Gaa-'' Naruto menahan napas dan memejamkan mata rapat. Merasakan sesuatu mengecup bibirnya untuk sepersekian detik. Ia kemudian membuka mata menatap lurus pada jade Gaara yang memakunya. Tiba-tiba otak Naruto mendadak blank.

Gaara berpikir, sebelumnya satu kecupan saja sudah cukup membuatnya puas, tapi tidak. Ia menjilat dan meghisap kecil benda kenyal itu, melumatnya pelan. Gaara melihat shappire di depannya perlahan-lahan sayu, pipi Naruto sudah sangat merah. Gaara menyeringai dalam hati, ciuman mereka bahkan tidak terhitung french kiss. Tetapi reaksi si pirang yang manis sudah membuat bagian di selatan tubuhnya terasa sesak.

Gaara melepas ciuman mereka sebelum dirinya kehilangan kendali, ''Ini yang pertama?''

''Hu-um...'' Naruto bergumam. Ia malu. Sangat Malu Sekali.

Gaara tersenyum kemudian menghela napasnya. Apapun yang terjadi setelah ini, ia tidak akan membiarkan si pirang menanggungnya sendiri. Jika Sasuke setuju dengan balapannya, Gaara tidak akan mengijinkan Naruto untuk ikut ke trek. Itu sangat berbahaya mengingat betapa liciknya Kyuubi dan orang-orangannya.

Naruto mengangguk lagi saat Gaara hendak mengantarnya pulang. Si pirang tidak bisa menolak karena pemuda jade memaksa. Ia menjadi tidak enak hati telah banyak merepotkan Gaara.

Entah perasaannya saja atau benar, Gaara merasakan seseorang sedang mengawasi mereka berdua dari balik pintu. Tetapi ia mengabaikannya untuk kali ini, dia sedang bersama Naruto. Gaara tidak ingin membuat keributan di depan si pirang.

ENMYTI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang