22

1K 116 31
                                    

Sehari setelah kepulangannya, Gaara baru hadir di sekolah. Neji bilang pemuda itu sempat datang ke apartementnya. Naruto menahan napas, ia cemas Gaara melihat yang tidak-tidak. Takut Gaara menduga bahwa ia selingkuh, walau nyatanya iya.

"Punya waktu? Aku ingin bicara."

Naruto menghadang langkah Gaara, membawa pemuda itu ke atap belakang. Tapi ia malah diam.

Gaara tersenyum, merentangkan tangannya, mendekati Naruto untuk merengkuhnya, meluapkan perasaannya sementara Naruto sudah berkaca-kaca.

"Aku tidak marah.." Ujar Gaara, "..hanya sedikit kecewa."

Naruto benar-benar pendosa.

"Jangan kecewakan aku lagi karena aku sudah terlalu percaya padamu."

"M-maaf.." Naruto meremat punggung Gaara. Ia tahu kata maaf saja memang tak dapat menebus kesalahannya, tapi apa lagi yang bisa ia ucapkan selain itu? beruntung ia memiliki pria sesabar dan sebaik Gaara. Naruto tersenyum tanpa ragu berjinjit untuk mengecup pipi Gaara. Pemuda jade itu merubah wajah temboknya, memandang Naruto yang menunduk dan memerah sampai telinga.

"Lagi!" Gaara mendekatkan pipinya yang satu lagi pada si pirang, ia memejamkan mata dengan senyum yang entah kenapa menimbulkan hasrat Naruto untuk menaboknya.

"Mau lagi?"

Gaara mengangguk.

Si pirang mengangkat tangan dan menarik pipi Gaara dengan tampang iblis.

"Enak?"

Gaara menekuk wajah sembari mengusap pipinya. Naruto tertawa-tawa, yang demikian membuat Gaara gemas. Ia menggelitik Naruto hingga pemuda itu kepayahan.

"Ulangi sekali lagi, jangan menangis karena lain kali aku akan menggelitikimu di atas ranjang."

"GAARA!"

Delikan maut Naruto sungguh mematikan, pukulannya juga lebih sakit dari yang terakhir kali.

"Porqué senôrita."

Gaara terkekeh saat Naruto meminta izin untuk muntah. Tak perlu muluk-muluk, kebersamaan semacam ini sudah lebih dari segalanya. Jika begini mungkin ia bisa menepati janjinya pada ibu.

.

.

.

.

.

"Aku tak mengerti sebenarnya apa yang anakmu inginkan." Fugaku memijat pelipis, menatap nyalang dengan onyxnya sepucuk surat di atas meja kerja.

Mikoto tersenyum sendu ,"Kau akan memarahinya lagi?"

Fukagu menggeleng, percuma ia marah. Sasuke sudah menyumbat telinganya. Disini Fugaku juga sadar bahwa sikap keras kepala itu juga berasal darinya. Fugaku tak tahu harus menaruh muka dimana, bayangan kemiskinan sudah ada di depan mata.

Kekecewaan Haruno Corp membuat Uchiha di black list. Mikoto tak akan sedih jika mereka mendadak miskin. Sederhana itu lebih baik. Ia juga tidak khawatir dengan Itachi dan Sasuke karena bisa dibilang mereka jarang memakan uang ayahnya.

Sebelum beranjak keluar Mikoto berkata, "Lebih baik minum tehmu, nanti dingin."

.

.

.

.

.

ENMYTI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang