14

1.7K 198 12
                                    

A/N : Sorry for typo(s)... karena sumpah! Kay gak ngedit terlalu detail.. ^^

Preview chapter..

Grab!

Pemuda beriris shappire membelalak saat Itachi tiba-tiba merengkuhnya. Naruto bahkan nyaris lupa bagaimana caranya bernapas. Dia memang merasa aneh, namun si pirang tidak berusaha untuk melepaskan pelukan mereka, dia mengabaikan detakan jangtungnya yang menggila akibat perlakuan pria ini. Naruto dapat mencium aroma parfum Itachi yang memabukkan dari dada bidangnya. :3

''Biarkan seperti ini, untuk kali ini saja.''

Karena dia tahu Itachi butuh tempat bersandar.

.

.

.

Chapter 14

.

.

.

Naruto memberanikan diri mengusap punggung Itachi, mencoba memberi sedikit dorongan semangat. Entahlah, tangannya bergerak secara reflek tidak dikendalikan oleh syaraf pemikirnya.

Kriuk.. kriuk...

Dia tersentak. Naruto menghentikan usapan lembutnya dengan ekspresi kaget. Matanya berkedip setelah mendengar bunyi gemuruh kecil dari bawah sana. Sesaat kemudian ketika dia menyadari darimana asal bunyi tersebut, Naruto bersusah payah menahan tawa hingga pipinya memerah.

''Kau menertawakanku, eh?'' ujar Itachi yang meski matanya terpejam mengantuk dia masih bisa mendengar kikikan Naruto yang memang ditujukan untuknya. ''Baiklah...''

Jemari Itachi yang semula berada di punggung Naruto merambat turun lalu hinggap di pinggang ramping pemuda itu. Dengan brutal menggelitikinya hingga si empunya tertawa menggelinjang.

''Hahahah.. Ja-jangan Itachi... Jau-jauhkan.. ah! Ta-tangan -haha.. Tangan mu..''

''Tidak~ sebelum kau meminta ampun.''

Naruto berlari mengelilingi kawasan rumah sakit menghindari kejaran Itachi yang menggila di belakangnya dengan seringai jahil. Tetapi sayang karena kaki Itachi lebih panjang -otomatis langkahnya lebih lebar- dia berhasil menangkap Naruto dan menggelitikinya lagi.

''Haha ha-ampun... A-aku -haha.. M-minta maaf! T-tolong hentikan Itachih..''

Meski ini kawasan yang dilarang untuk berbuat berisik Itachi tidak peduli. Tidak bolehkah sebentar saja dia menikmati kesenangan ini? Dia akui kesempatan berkelakar bersama Naruto tanpa dilihat orang-orang terdekatnya tidak datang dua kali. Dan juga... Bolehkah Itachi melepaskan segala beban pikirannya untuk sekarang? Dia lelah, terlalu lelah memikul masalah yang menimpanya maupun keluarganya.

Biarkanlah Itachi tersenyum dan tertawa di balik hatinya yang remuk karena si pirang manis ini menghiburnya dengan tawa yang renyah dan jernih merasuk ke otaknya bagai aspirin tidak berefek samping.... Lucu sekali seorang Uchiha Itachi yang angkuhnya tak kalah dengan Sun Go Kong memohon.. tapi apa mau dikata, kebahagiaan butuh pengorbanan.

"No~pe.. Bukan begitu caranya sayang.. Panggil aku nii-chan mulai sekarang dan aku akan melepaskanmu.''

Itachi tidak mengacuhkan celananya yang kotor bergesekan dengan rumput di bawahnya, dia berada diatara dua kaki Naruto yang ditekuk terbaring terlentang karena tadi terjatuh menginjak tali sepatunya sendiri.

''He-hentikan nii-chan..a-aku hah.. Minta maaf..''

Sudut mata Naruto berair dengan wajah berpeluh terlihat sekali bahwa dia kecapaian, melawan seorang Uchiha Itachi bukanlah pilihan yang bijaksana apalagi kalau kau bukanlah orang yang tahan gelitikan.

ENMYTI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang