Ketika kau ingin menangis, tunda saja dulu. Tunggu hujan menyambut sedihmu, lalu tumpahkan tangismu bersama tetesan angkasa. Agar alam tak tau kau menangis. Jangan merenung di tengah hiruk pikuk, agar kau tak tercap orang yang kesepian. Merenunglah saat senyap senja ada, agar tak ada yang tau kau merasa kesepian. Perlihatkan pada mata lain, kau riang dengan tawa. Tutupi gundahmu, sedikit muna tapi ini agar mata lain tak melihat dirimu lemah. -29 Juli 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Ujung Pena
PoesíaAksaraku menggambarkan kataku. Aksaraku mengintuisikan rasaku. Aksaraku menjelaskan renungku. Dan aksaraku menggerakkan pena yang diam lalu bertualang. Ini aksaraku yang sederhana." -Fina Pratiwi-