-Lelaki itu, menangis tanpa air mata. Diam membisu, membeku bersama dendam yang mengakar. Dia masihsaja menuangkan dendam itu dengan tangis. Setelah masa itu renggut tawanya, dan hadirkan badai sepi untuknya. Sekain detik, dia bernostalgia mengingat semua.Hatinya masih sakit, jiwanya terasa pahit. Tapi satu hal, perihal masa lalu.Yang perlu diingat, masa lalu menguatkan orang yang kuat. Tapi juga, melemahkanorang yang lemah. Untuk mengatasi masa lalu yang tak enak hati, alangkahbaiknya berdamai dengan semua yang menyakiti. Berdamai dengan hati, berdamaidengan waktu, dan berdamai dengan masa lalu. Itu yang terpenting- 28 Desember 2016[fiksi]
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Ujung Pena
PuisiAksaraku menggambarkan kataku. Aksaraku mengintuisikan rasaku. Aksaraku menjelaskan renungku. Dan aksaraku menggerakkan pena yang diam lalu bertualang. Ini aksaraku yang sederhana." -Fina Pratiwi-