Inilah waktunya, menjemput kamu untuk tak lagi bersinggah. Waktunya, renggut harapan yang manis. Bolehkan aku bertanya? Satu saja. Bisakah aku ikhlas tanpa benci? Apa jika aku teringat janji, takkah benci meniti? Ketika suatu saat nanti, aku bernostalgia tentang hari itu. Dimana saat kau ucapkan kata puja tanpa jeda, seakan waktu seutuhnya pasrahkan hatimu untuk hidupku. Nyatanya? -8 Agustus 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Ujung Pena
PoesíaAksaraku menggambarkan kataku. Aksaraku mengintuisikan rasaku. Aksaraku menjelaskan renungku. Dan aksaraku menggerakkan pena yang diam lalu bertualang. Ini aksaraku yang sederhana." -Fina Pratiwi-