07. Kebodohan yang Hqq

1.8K 168 8
                                    

Hari ini adalah hari minggu. Hari yang biasanya di nikmati oleh para remaja dengan malas-malasan di atas kasur sampai siang hari. Tapi tidak bagi Lisa, wanita itu bahkan tidak bisa tidur semalaman.

Banyak sekali hal yang ia pikirkan. Mulai dari permintaan Jungkook untuk kembali dengan nya, sampai Guanlin yang tiba-tiba memeluknya di depan umum.

Lisa tidak membenci Jungkook, ia tahu Jungkook tulus dalam meminta maaf. Tapi karena ke egoisan dan rasa gengsi yang tinggi, ia sulit menerima Jungkook kembali. Di tambah lagi pelukkan semalam membayangi pikirannya. Tidak mungkin Lisa jatuh cinta pada anak itu kan?

Kring...

Kring...

Suara telepon berbunyi di pagi buta, membuat Lisa mendengus kesal. Ia pun melihat panggilan di HP nya. Alih-alih mengangkatnya, ia malah melihat panggilan itu tanpa berkedip.

Anehnya jantung nya biasa saja. Tidak seberdebar dulu. Akhirnya wanita itu memutuskan untuk membiarkan panggilan dari Jungkook itu.

Ia lalu bergegas memasuki toilet, membersihkan seluruh tubuhnya yang berkeringat. Bahkan ia melihat maskara yang belepotan di sekitar kantung mata nya.

Iya, Lisa bahkan menangis semalaman tanpa membersihkan sisa make up nya.

"Make up mahal juga lama-lama luntur juga." Lirihnya sembari membasuh wajahnya.

Setengah jam ia pakai dengan membersihkan diri di kamar mandi. Dengan handuk yang masih membelit tubuhnya, Lisa mengecek HP nya. Matanya membulat seketika saat layar HP nya di penuhi dengan panggilan dari Jungkook. Tepatnya 16x panggilan.

Jungkook begitu gigih dalam usahanya. Haruskah Lisa memaafkan semua kesalahan Jungkook? Tapi bagaimana cara ia meminta maaf karena membiarkan lelaki lain memeluknya? Hati Lisa berkecambuk bingung.

Akhirnya Lisa memutuskan untuk memakai pakaian nya dan bergegas keluar rumah.

Saat ini ia berada di kedai kopi. Secangkir moccachino menemani pagi nya.

Kring...

HP nya kembali berdering, sejak tadi ia sudah memikirkan apa yang akan ia katakan jika Jungkook kembali menghubungi nya.

"H..hallo?" Ucapnya mengangkat HP nya gemetar.

"Di mana?"

"Di kedai kopi deket kampus. Ke sini ya, kita harus ngomongin sesuatu!" Balas Lisa masih dengan suara gugupnya.

Tut....

Secepat kilat telepon itu menutup begitu saja. Lisa pun mulai memukul kepala nya sedikit keras.

"Bego, Lis! Apa yang mau lo omongin?" Gerutu nya.

*****

Di sisi lain, Rose tengah jogging di taman dekat rumahnya. Pikirannya melayang, ia sama sekali tidak bisa fokus untuk mengerjakan sesuatu. Akhirnya ia putuskan untuk mengolah fisiknya saja. Berkeringat sedikit menenangkan pikirannya.

Nafas gadis itu mulai tak teratur, ia tersenggal-senggal kelelahan. Akhirnya ia pun mulai ambruk di bangku taman. Keringat bercucuran dari sekujur tubuhnya membasahi training pink miliknya.

Ia sedikit mengegadahkan kepalanya menatap matahari yang mulai menyoroti sekitar taman. Entah kenapa saat beristirahat dan berdiam diri seperti ini air mata nya selalu mengalir. Bahkan saat ini ia membenci dirinya sendiri. Ia benci karena telah mencintai lelaki seperti Jimin, ia benci karena membiarkan Daniel memperlakukannya seperti semalam.

Kenapa akhir-akhir ini kebahagiaan sangat sulit ia dapatkan?

Di tengah tangisannya, Rose merasakan kehadiran seseorang di sisi nya. Seorang pria tengah berdiri di hadapannya dan memberikannya sebotol air mineral.

The Truth Untold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang