16. Kecopetan

1K 113 6
                                    

"Gorengan gorengan!" teriak Jimin pagi-pagi sekali. Ia baru saja datang ke posko sambil membawa kantong keresek besar berisi gorengan.

Teman-temannya yang sedang asik masing-masingpun langsung rusuh menghampiri Jimin.

"Kirain ke mana, subuh-subuh udah mojok aja." celetuk Bobby pada Jimin yang datang bersamaan Rose.

"Tiap subuh kita suka shalat bareng ke masjid. Terus beli gorengan di si ibi depan. Kenapa sih pada fitnah gitu?!" seru Rose kesal.

"Sans aja napa, canda juga haha." seru Bobby.

"Jadi udah sholat nyari semak-semak gitu, Jim? Wkwk..." lanjut Yoyo.

"Lu kira gue cewek apaan!" balas Rose.

"Pasti kangen banget kan ya, udah lama putus terus balik lagi. Nyipok nya dalem banget tuh pasti wkwkwk..." balas Bobby lagi.

"ANJIR!" teriak Rose mulai melemparkan gorengan yang mereka bawa ke arah Bobby membuat gorengan itu berserakan di atas lantai.

Wajah Rose merah seketika. Jujur, Rose sangat marah saat ini. Baru saja ia merasakan kebahagiaan, ia harus merasakan sakitnya di lecehkan teman-temannya.

Rose tau mood nya semakin memburuk, ia berlari keluar posko meninggalkan Jimin dan teman-temannya begitu saja.

"Dia marah?" tanya Yoyo mulai khawatir.

"Udah lo semua makan aja. Biar gue susul Rose." ujar Jimin lalu mengejar Rose ke halaman.

"Ros," ucap Jimin menepuk pundak gadis itu.

"Kenapa lo diem aja sih, Jim? Mereka bakal nyangka ucapan mereka bener."

Jimin menarik lengan Rose lalu duduk di sebuah bangku di pekarangan itu.

"Ini hari pertama kita balik pacaran Ros, mau di pake marah-marah aja?"

Rose menatap Jimin seketika.

"Jangan dengerin kata orang lain. Karena kita yang menjalani. Sedangkan orang lain hanya bisa berkomentar."

Air mata Rose mulai menetes.

"Sumpah gue gak suka liat lo nangis. Tapi gue tau lo emang cengeng, dan galak. Hehe..."

"Jim...."

"Iya canda hehe... Tapi itu yang bikin gue susah move on Ros. Sumpah gue sayang sama lo." ucap Jimin lalu mengelus surai gold Rose.

"Maafin gue Jim. Karena gue kembali egois." lirih Rose menundukkan kepalanya.

"Gapapa. Mau lo egois, pemarah, bawel, ataupun suka ngupil, haha..."

Rose menatap intens Jimin seketika.

"Yang terpenting lo tetep jadi pacar kebanggan gue. Dan lo tau apa arti pacar buat gue?"

Rose mengkerutkan dahinya sambil menatap ke langit.

"Orang yang seutuhnya milik gue. Jadi jangan harap lo bisa deket-deket sama cowok lain. Termasuk Daniel."

Rose menghela napasnya dalam. "Daniel temen gue ko. Ga pernah ada hubungan apapun selama ini."

Jimin tersenyum kaku. Jimin tau Rose memang tak punya hubungan apapun dengan lelaki itu. Tapi Jimin masih sangat ingat dengan perjanjian Rose dan Daniel satahun lalu.

Perjanjian jika Rose hanya akan mengagumi Jimin dari belakang. Dan jika suatu saat nanti Rose ingin mendapatkan Jimin kembali, Rose harus pindah kuliah agar perasaannya menghilang.

"Jangan pernah pergi yah, Rose. Tetep di sisi gue sampe gue sukses nanti. Pokonya kalo gue udah kerja, punya rumah & mobil sendiri, gue bakal nikahin lo. Tunggu sampai saat itu tiba."

The Truth Untold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang