" kangen banget masa masa kayak gini. "
" Kita bisa ngelakuin ini kapan pun."
Seketika Nindi tersadar dari tidurnya lalu meringis memegangi kepalanya. Kalimat yang tadi berada dalam mimpinya mengingatkannya pada sebuah peristiwa entah apa, terlihat samar samar
" Nindi?! Sayang?! Kamu kenapa, nak?" Panik Bunda Nindi
" Kepala aku sakit, bun." Adu Nindi
" sebentar, biar bunda panggil dokter. Kamu tahan ya, sayang." Ucap sang Bunda khawatir lalu berlari keluar ruangan
Sementara Nindi kini memegangi kepalanya sembari sesekali meneriaki sang bunda ataupun nama 'Alvin'.
***
Sementara itu di lain tempat, Alvin, iya pemuda itu sudah berangkat sekolah pagi tadi." Lama banget istirahatnya, anjir." Gumam Alvin
" Bahasa, Alvin!" Bentak seseorang yang mampu membuat Alvin membulatkan lebar matanya
" Nindi?! Bukannya lo di rumah sakit? Ngapain kesini? Udah boleh pulang?" Crocos Alvin sementara dibalas kekehan kecil dari 'Nindi'
" Jangan khawatir, gue akan selalu ada di hati dan pikiran lo. Selamat tinggal, Alvin. Semoga lo selalu bahagia!"
Seketika Alvin tersadar dari tidurnya dengan nafas tersengal sengal dan keringat dingin yang bercucuran.
" Heh, tiang! Bangun lo, udah jam istirahat. Lo ga jenguk Nindi?!" Teriak salah satu teman Alvin, namanya Ando
Tanpa babi apalagi bu, Alvin tergesa esa merapikan peralatan tulisnya dan menggendong tasnya.
" Gue duluan, bro." Pamit Alvin lalu menepuk bahu Ando
" Hati - Hati, lo."
Setengah jam kemudian, akhirnya Alvin sampai di rumah sakit, ah lebih tepatnya di kamar Nindi dengan nafas tersengal sengal.
" Nindi!!" Teriak Alvin frustasi
" Maaf mas, ini rumah sakit. Dimohon untuk tidak membuat keributan dan menganggu ketenangan pasien lainnya. " saut sang perawat yang sedang berada di dalam kamar Nindi, merapikan ranjang Nindi.
" Argh!!! Lo tau Nindi kemana? Nindi kemana?!!" Teriak Alvin frustasi dengan air mata yang perlahan turun dari pelupuk matanya
" Mohon tenang ya mas, pasien atas nama Nindi Arisna sudah meninggal-" belum selesai suster itu berbicara, Alvin memotongnya dengan tangisan histeris
" NINDI ARISNA KENAPA LO NINGGALIN GUE SENDIRI?!!"
" Lo tega, lo tega Nindi!!"
" mohon maaf sebelumnya, tapi-"
" Apa? Apa lagi yang mau anda jelaskan?! Atau anda ingin tertawa melihat saya kehilangan orang yang saya sayangi?!" Teriak Alvin histeris
" maaf mas, tap-"
" APA LAGI?!"
" Maaf mas!, tapi pasien atas nama Nindi itu sudah meninggalkan kamar dari tadi, sekarang sedang di taman rumah sakit dengan perawatnya. " ucap Suster dengan muka memerah yang rasanya ingin meledak
Setelah mendengar penjelasan dari sang perawat, dengan langkah besar dan tegesa gesa Alvin berlari menuju taman belakang rumah sakit. Netra Alvin menerawang ke setiap sudut taman, guna mancari Nindi. Sampai mata indahnya tertuju pada sosok gadis yang duduk kursi roda dekat air mancur.
" Nindi?!" Panggil Alvin namun nihil tak ada jawaban
" Nin, are you o- sialan! Nindi! Hidung lo berdarah! " ucap Alvin panik lalu berusaha berjongkok di depan gadis itu sembari mengusap cairan merah kental yang keluar dari hidung Nindi
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan I Love You! ✔ [ PROSES REVISI ]
Teen Fiction( DON'T COPY THIS STORY, PLEASE!! ) 'Patah Hati' adalah pengalamann dimana seseorang akan merasa terkhianati dan kecewa. Pengalaman ini sedang terjadi pada salah satu gadis di SMA Langit, Nindi Arisna. Ia merasa terkhinati dan kecewa besar terhadap...