Hilang

1.6K 30 17
                                    

10 Tahun Kemudian...


Saat ini di rumah sakit Pancasila 5 sedang ada operasi ginjal. " Dokter! Tolong cepat..." pekik Suster itu. Dokter itu dengan sigap mengambil beberapa perlatan dan memulai operasi

2 jam sudah operasi itu berjalan. Dokter bersyukur sebesar besarnya pada tuhan karena operasi kali ini berjalan lancar, setelah itu ia keluar dari ruangan dan dikagetkan dengan suara anak kecil yang berlari dari kejauhan

" Papa!!" Teriak anak itu. Dokter itu membuka lebar lebar lengannya dan bersiap memeluk anak yang sudah 2 hari tak bertemu dengannya

" Sayang... kamu sendirian?" Tanya Dokter itu. " tidak papa! Aku bersama Dady dan Mami " ucap anak itu memeluk erat papanya

" Adrian, dimana Dady dan Mami?" Tanya Dokter itu menggendong Adrian kecil. " Di kantin papa! Mereka sedang membeli makanan untuk Mama " ucap Adrian dengan wajah sangat lucu. Dokter itu berjalan menuju kantin dan meneumui 'Dady & Mami' Adrian

" Mas... beliin roti ini aja dia kan sukanya roti coklat " manja seorang wanita berambut pirang yang sedang bergelayutan di lengan suaminya. " terserah mu aja sayang aku akan menurti kemauanmu, ini demi dedek yang masih betah diem di rahim kamu " sahut suaminya yang membuat istrinya tertawa geli

" Assalamualaikum..." ucap Dokter tadi yang tiba tiba menghampiri kedua pasutri itu. " Ngapain lo kesini?!" Tanya sang suami. " mau bunuh lo " saut dokter itu.

" Sudah..  kalian sering seperti itu ya! " bentak sang istri. Lalu dokter dan suaminya itu daling berpelukan erat.

" Bang, mbak makasih banyak udah jaga Adrian" ucap dokter itu. " ga usah terimakasih kali, lagian si Adrian jugamau nurutin perintah kita kok dan setiap malan dia selalu ngajak ngobrol si dedek " ucap sang suami

" udahan ah ngobrolnya, ayo kita jenguk istri kamu " ucap sang istri yang menggandeng tangan  dokter tanpa muka bersalah di hadapan suaminya

" Apa apaan ini?! Malah gandeng gandengan?!" Bentak suaminya yang mengerutkan keningnya.

Kini sang Istri dan Dokter tertawa puas menjahili sang suami begitu juga Adrian kecil.

ROOM 325

" Pagi Sayang... maaf baru jenguk. Ini Bang Kent dan Mbak Cherry datang mau jenguk kamu " ucap dokter itu memegang erat tangan istrinya. " papa! Pangku aku " ucap Adrian yang berusaha duduk dipangkuan papanya

" Selamat Pagi mama! Hari ini aku sedang liburan... jadi aku bisa menemani mama disini setiap hari " ucap semangat Adrian. Dokter, Kent, dan Cherry hanya menatap penuh haru melihat tingkah laku bocah itu

" Mas... semoga Adik ipar bisa cepat sembuh " rengek Cherry di bahu suaminya. Kent.

Kent mendekati tubuh seorang wanita yang terbaring lemas yang dipasangi alat bantu di hidungnya. " Cepat Sembuh ya... " Ucap Kent yang mengelus ngelus puncak kepala wanita terbaring itu.

" Allahukabar Allahuakbar!! " suara Adzan magribh yang berasal dari ponsel milik si kecil Adrian berbunyi. " Papa! Dady! Mami! Ayo kita sholat habis itu berdoa untuk mama " ucap Adrian penuh semangat

Ketiga orang itu mengangguk setuju dan mulai mempersiapkan alat sholat dan memulai sholat Magribh di dalam kamar pasien itu

" A-Aallv-vviin " ucap wanita yang terbaring lemas itu dengan terbata bata. " Alhamdulillah... iya sayang? Aku disini" ucap Alvin bersemangat setelah mengetahui bahwa istri kesayangannya telah siuman

Wanita itu hanya memamerkan senyumannya dan kembali tidur. Adrian yang melihat kejadian itu dengan sigap naik ke tempat tidur mamanya dan memeluk erat tubuh lemas itu

Entah mengapa pikiran Alvin mulai tak enak saat itu, dengan cepat ia mengambil stetoskop dari kantong jasnya dan memeriksa detak jantung istrinya itu.

DEG

DEG

-------

Tak ada lagi detak jantung yang berdetak, dengan hati yang penuh kekhawatiran Alvin berteriak memanggil beberapa suster dan membawa istrinya ke ruangan UGD untuk diperiksa

Adrian yang melihat kejadian itu sangat bingung, kenapa mama dibawa pergi?. Cherry kini mulai menangis hebat dalam pelukan Kent yang erat. " Sini sayang ikut dady.. kita keluar yuk? Beli ice cream mau kan?" Ucap Kent yang memelas pada Adrian. Siapa sih yang tak menolak jika diberikan ice cream? Akhirnya mereka bertiga pergi ke kantin

DEG

DEG

DEG

sejak tadi jantung Alvin terus berdebar debar saat memeriksa kondisi istrinya. Ia memakai sebuah alat kedokteran yang dengan cara digosokan lalu ditekan pada dada istrinya dan berharap istrinya kembali bersama dirinya dan Adrian

Namun takdir berkata lain istir Alvin Prayoga meninggal dunia. Iya kalian pasti sudah tau siapa kan? Dia Nindi Arisna gadis periang yang dulu mantan Alvin kini menjadi teman hidupnya. Alvin menangis histeris di ruangan itu membuat seisi ruangan ikut menangis sedih. Seluruh perawat yang berdiri dibelakang Alvin ikut menunduk sedih.

•••

Sementara di tempat lain Ardan kakak Nindi satu satunya kini sedang duduk menemani Clarysa anak perempuam satu satunya yang masih berumur 5 bulan.

" Kak Ardan!" Ucap Alvin dengan suara tersengal sengal. " kenapa Alvin? Kenapa suara lo bengek gitu? Haha..." ujar Ardan mengejek Alvin

" Nindi..." ucap Alvin sekali lagi dengan tangisan yang mulai pecah. " Kenapa Nindi Alvin?!" Teriak Ardan dengan raut wajah ketakutann

Pergi. Kata itu masih terngiang ngiang di hati Ardan.setelah mendapat kabar duka itu ia menyuruh Tyas istrinya dan kedua anaknya bersiap siap menuju rumah sakit

"Sabar mas..." ucap Tyas yang berusaha menenangkan Ardan yang kini wajahnya banjir akan tangisan

💔💔💔

" Kamu cewek terhebat yang pernah aku temui Nindi, kamu satu satunya cewek yang bisa bikin aku ga bisa berpaling ke cewek lain... tapi kenapa?! Kenapa sekarang kamu pergi?!!" Ucap Alvin yang menggoyang goyangkan tubuh Nindi









Haloha...

Huwe~ T_T

hiks... sebenernya ga mau bikin ending begini...

author sendiri juga udah baca part ini dan nangis ngabisin 2 lembar tisu :,(

Semoga Nindi Arisna tenang disana ya..

Eitsss sebelum itu Author bawa kabar gembira juga. Part ini belum tamat loh...

Yuk baca next nya

Next Epilog

Babay 😢



Mantan I Love You! ✔ [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang