Sebuah gedung besar berisi ribuan manusia kini berada di depan netra Nindi. Iya, saat ini gadis itu sudah sampai di kampusnya.
" Duh, ramai banget, sih. Gue malu, Pak." keluh Nindi kepada supirnya
" Ya ilah neng, namanya juga kampus, pasti ramai atuh. Kalau sepi, kuburan namanya." Saut si bapak supir
" Dih, si bapak mah." Jawab Nindi sebal lalu memutar matanya kesal
" Ayo neng, nanti telat mau? Kalau telat malah berkali kali lipat malunya." Bujuk si bapak supir
" Hehe, iya deh pak. Nindi masuk dulu ya, pak?" Pamit Nindi lalu mencium telapak tangan sang bapak supir
" Iya, neng. Semangat ya!"
" Okay! "
Keluar dari mobil dan melangkahkan kaki panjangnya memasuki kampus. Sepanjang perjalanan entah kemana tujuannya, kepala Nindi selalu tertunduk.
BRUKK
" Aduh! Kalau jalan pakai mata dong!" Bentak seorang pemuda bertubuh tinggi menjulang yang kini sedang mengusap bokongnya kesakitan
" M-maaf kak! Gue ga sengaja!" ucap Nindi gelagapan sembari berusaha bangkit dari posisinya
" Lagian jalan bukannya lihat ke depan, malah lihat ke bawah? Nyari recehan?"
" Ngomong ngomong, lo si anak baru yang gak ikut ospek itu, kan?" Tebak si pemuda senior
" I-iya kak." Jawab Nindi gemetar
" Gue Kent Alvaro. Lo?" Intro si pemuda menjulang tadi yang kini sudah berdiri tegap
" Nindi Arisna." Balas Nindi
" Oh. Masuk jurusan apa?" Tanya Kent
" Tataboga." Jawab Nindi masih dengan kepala tertunduk
" Haha, gue di sini. Bukan di bawah." Ucap Kent lalu menarik dagu Nindi agar ia bisa melihat jelas wajah adik tingkatnya itu
" Kita sejurusan, mau bareng?" Tawar Kent lalu mengusak kepala Nindi
" Makasih, kak." Pekik Nindi lalu menatao wajah Kent dengan netra yang berbinar binar
" Sama - sama, cantik."
~000~
Sementara itu tak jauh dari gedung tataboga, lebih tepatnya di gedung kedokteran. Suara gaduh para wanita meneriaki nama sang calon dokter yang baru saja turun dari motor besarnya.
" Anjir, resiko orang ganteng ya gini." Monolog Alvin
Takk
" Kepedean banget, lo." Cibir seorang pemuda lagi yang entah dari mana datangnya
" Iri aja lo, tai ayam." Balas Alvin lalu berjalan meninggalkan Rega sendirian.
Masih ingat Rega, kan? Teman SMA Alvin yang juga masuk jurusan kedokteran.
" Dok! Periksa aku!"
" Dok! Jantung ku melemah!"
" Dok! Ganteng banget sih!"
Kira kira seperti itulah teriakan teriakan yang dilontarkan para gadis untuk Alvin maupun Rega.
" Gue ke kelas dulu, bro." Pamit Rega
" Hati - hati, lo! Jadi santapan cabe cabean mampus lo!" Ejek Alvin
" Dokter sialan!"
~000~
Setelah 2 jam lamanya para mahasiswa tataboga di tes praktik, akhirnya selesai juga. Seluruh mahasiswa baru kini sedang beristirahat di kantin.
" Nin, congrats ya!" Ucap Elvan, teman baru Nindi
" Congrats juga buat lo, Van. Mana jadi mahasiswa dengan nilai terbaik padahal baru tes pertama." Puji Nindi
" Semoga lo nyusul ya. Oh iya, sebelumnya lo SMA dimana?" Tanya Elvan sebelum memasukan sepotong bakso ke dalam mulutnya
" SMA langit." Balas Nindi
" Wait, wait! Lo, mantannya Alvin Prayoga bukan?" Tanya Elvan dengan dahi mengkerut
" Eh?! Iya itu gue. Kok, lo bisa tau?" Tanya Nindi dengan tatapan curiga
" Kita satu sekolah, anjir. Cuman jarang ketemu." Balas Elvan lalu tertawa renyah
" Loh?! Iya kah? Maaf gue gak tau." Jawab Nindi lalu diikuti kekehan di akhir kalimat
" Elvan! Elvan! Elvan!" Pekik seorang gadis berambut coklat yang sedang berlari kecil kearah Elvan
" Indri? Tumben kesini." Tanya Elvan yang heran melihat gadis berambut coklat itu ke kantin Tataboga
" Kangen!" Pekik Indri lalu memeluk erat tubuh Elvan dari samping
" Ekhem." Akhirnya Nindi memecah keheningan
" Hai! Kok gue baru lihat lo? Baru masuk ya?" Tanya Indri dengan suara imutnya
" Iya, gue baru masuk." Jawab Nindi lalu tersenyum manis
" Oh. Kenalin! Gue Indri kesayangannya Elvan!" Ucap Indri lalu menyodorkan tangan kanannya
" Gue Nindi Arisna, panggil Nindi aja." Jawab Nindi lalu menjabat tangan Indri
" Tumben kesini, ada apa?" Tanya Elvan lalu mencubit gemas hidung Indri
" Sakit, ih! Itu, ada mahasiswa baru di fakultas aku. Ganteng banget!" Pekik Nindi
" lo jurusan apa, In?" Tanya Nindi
" Kedokteran." Jawab Indri lalu diselingi senyuman manis
" Kamu tau namanya?" Tanya Elvan
" Gak tau pasti, sih. Tapi ada Rega Reganya gitu." Jawab Indri
" REGA KEMAL?!" Pekik Nindk dan Elvan berbarengan
" kalian kenal?" Tanya Indri kebingungan
" Kenal, ndri. Teman SMA aku dulu." Jawab Elvan lalu mengusak rambut Indri gemas
" Wah! Hebat itu anak. Bisa masuk jurusan kedokteran!" Pekik Nindi tak percaya dan disetujui oleh Elvan
" Tapi nih ya, katanya ada satu lagi mahasiswa baru dan dia juga baru masuk kaya lo, Nin." Ucap Indri tiba tiba
" Hah?!" Kaget Nindi
" Namanya siapa, ndri?" Tanya Elvan
Indri diam sebentar.
1 detik
2 detik
3 detik
" Gak tau, lupa. Hehe!"
" Sabar, Sabar, Nindi. Dia teman baru lo." - Nindi Arisna
" Untung sayang, untung sayang." - Elvan
~000~
Halo!
Bagaimana versi revisi kali ini?
Semoga kalian gak bosen bosen ya sama cerita aku yang rada abal abal ini :")Kali ini gak banyak bacotan lagi yang aku keluarin, jangan lupa untuk VOTE dan KOMEN jika kalian memang peduli dan menghargai karya orang :)
With all my heart, i say thank you so much
Kiranaamelia25
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan I Love You! ✔ [ PROSES REVISI ]
Teen Fiction( DON'T COPY THIS STORY, PLEASE!! ) 'Patah Hati' adalah pengalamann dimana seseorang akan merasa terkhianati dan kecewa. Pengalaman ini sedang terjadi pada salah satu gadis di SMA Langit, Nindi Arisna. Ia merasa terkhinati dan kecewa besar terhadap...