EPILOG

2.2K 48 2
                                    

Mohon dibaca dan di resapi ya semua agar lebih berasa ceritanya









Entah dari mana datangnya anak ini? Adrian kini sudah berdiri tepat di samping jenazah mamanya.

" Adrian sini sayang... " panggil Alvin dengan penuh kasih sayang

" papa kenapa nangis? Dan kenapa wajah mama ditutup kain putih pa?" Ucap Adrian yang masih polos

Alvin memeluk erat anak kesayangannya itu. " Mama sudah pergi sayang..." ucap Alvin yang lagi lagi memeluk erat Adrian

" Mama pergi? Pergi kemana pa? Mama tidak pergi kok pa " ucap Adrian. Alvin justru kini makin erat memeluk anaknya

" iyaa sayang.. mama sudah pergi ninggalin kita. Mama sudah gak sama kita lagi sayang...." ucap Alvin yang kini mulai duduk lemas di lantai UGD

" Papa... jangan nangis papa " ucap Adrian menyeka buliran air mata yang terus menerus keluar dari pelipis mata Alvin

Adrian memberanikan diri memnyentuh untuk yang terakhir kalinya wajah cantik mamanya. " Mama tau? Sebenarnya aku hari ini sangat sedih ah tidak bukan sangat sedih tapi sangat sangat sedih! Karena mama ninggalin aku, papa, dady, mami, om Ardan, tante Tyas, Clarrysa, dan nino. Kenapa mama pergi? Padahal aku baru aja datang jenguk mama. Mama... aku mohon mama jangan pergi ya? Nanti kalau mama balik lagi aku bakal sayangin mama sepenuh hati aku mama... tolong mama jangan pergi. Mama tidak kasihan melihat papa menangis? Apa mama tau hati aku hari ini sangat sakit mama! Rasanya setelah mendengar kabar mama pergi hatiku ini seperti sedang digores gores oleh pisau Mama. Mama..  aku mohon.. kembali lah " Adrian menutupi akhir kalimat sambil mengecup kening Nindi

Seluruh orang yang melihat pemandangan itu kini hati mereka tergores gores oleh sebilah pisau yang sangat tajam. Anak sekecil itu sudah kehilangan mamanya? Sungguh malang nasibmu Adrian

Cherry yang melihat kejadian itu dari luar jendela kini menangis tak henti dalam pelukan Kent. Begitu pula Suaminya. Kent. Ia dulu juga pernah meraskan hidup berdampingan dengan Nindi walau akhirnya bersama Cherry.

Begitu juga Ardan dan Tyas yang sempat mendengar akhir kalimat dari bibir Adrian mulai berlutut di disebelah Cherry dan Kent. Hati mereka semua sedang dicabik cabik saat ini

Sementara di tempat lain

" Kenapa semua orang menangis?" Ucap Nindi yang heran melihat pemandangan itu.

" Pergilah anak ku, seharusnya aku tak dulu memanggilmu sayang. Sekarang kembali lah pada keluargamu, kembali menjadi orang yang periang dan tak melawan perintah suami. Jadilah orang baik dan perbanyak amal mu sayang" ucap Suara menggema ditelinga Nindi

Jari lentik milik Nindi mulai bergerak sedikit demi sedikit. " Papa Lihat! Jari mama bergerak!" Ucap Adrian yang kegirangan

" Sayang kemarilah..  jangan paksa mama mu sayang... biarkan mama mu pergi dengan bahagia, ikhlaskan kepergian mama mu sayang" ucap Alvin yang menggendong Adrian

" A-apa kamu yakin jika aku harus pergi lagi?" Suara rintih seseorang yang tadinya terdiam tak berdaya

Semua orang yang ada disana membelakkan matanya. Alvin yang mendengar suara itu mulai menganggapnya hanya kenangan dirinya dengan Nindi dulu

" A-alvin sayang..." ucap suara rintih itu lagi. Alvin menghentikan langkahnya saat akan keluar dari ruangan sambil menggendong Adrian. Ia membalikan badannya. Benarkah ini?!

Alvin menurunkan Adrian dan berlari menuju ranjang yang ditiduri Nindi. " Nindi!!! Kenapa kamu pergi tadi?!!! "Ucapnya berteriak

Kini air mata sudah tergenang diujung pelipis mata Nindi, ia sungguh kasihan jika harus meninggalkan suaminya tersayang bersama dengan adrian yang masih kecil

Nindi mengelus halus rambut coklat milik Alvin. " Aku tidak akan pergi lagi Alvin..." ucapnya sambil memamerkan gigi ratanya

Alvin hanya bisa memeluk erat istrinya dan meneteskan air mata bahagianya. " psst " bisik Alvin pada Kent yang sedang berdiri di luar. Dan Kent mengerti maksud dari adiknya itu. Ia menuyuruh semua orang keluar dan hanya menyisakan Alvin dan Nindi berdua.

" Jangan tinggalin aku lagi Nindi Arisna " ucap Alvin yang mulai mendekatkan bibir miliknya ke bibir Nindi yang berwarna pink itu

Alvin melumat lembut bibir Nindi dan kin keduanya meneteskan air mata bahagia. " ah mm Alvin " ucap Nindi melepaskan tautan keduanya. Suaminya itu hanya memandang wajah Nindi dari dekat

" Aku... Hamil!" Ucap Nindi yang lagi lagi meneteskan air mata bahagia. Alvin yang mendengar berita itu pun kini sangat sangat bersyukur pada tuhan atas rahmat yang berlimpah ini

Alvin lagi lagi melumat bibir istrinya dengan rasa penuh kasih sayang dan bahagia yang menyelimuti keluarga kecil mereka.





Haloha...

Yap akhirnya cerita ini tamat juga ya

Huwe~ aing kagak mau tamat T_T, tapi apa daya otak aing tentang cerita ini udah mentok gess

Tapi yaaa tapi... ini belum tamat loh ada extra part juga ntar kok

Jangan lupa dibaca ya next epsnya ya

Huhu~ bagaimana ini aing dilema 😢

Yasudah lupakan T_T

BABAY.. 😢

Mantan I Love You! ✔ [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang