Gue melangkahkan kaki gue ke arah pasien yang bernama Nyonya Kyra.Bagaimanapun juga udah tugas gue menangani pasien. Ini udah kewajiban gue, gue bodoamat sama sosok anaknya yang terkenal angkuh.
Pasien sudah ada di dalam kamar, bersama seorang pria muda yang gue duga itu adalah anaknya yang sombong dan satu lagi sosok wanita muda yang cantik yang gue duga itu juga anaknya.
Nyonya Kyra terlihat senyum ke gue, entah apa yang ia pikirkan. Tapi gue seperti mengenal sosok ini.
Gue genggam tangannya, untuk mengecek suhu badannya. Tangannya dingin.
"Maaf, kalian boleh keluar sebentar? " Perintah gue tanpa menoleh ke arah si pria, gue cuma menoleh ke sosok wanita yang ada di sebelah kanan Nyonya Kyra.
Walaupun gue tidak menoleh sedikitpun tapi gue tahu pria ini sedang menatap tajam ke arah gue, gue bodoamat. Ga peduli, cerita-cerita yang menyeramkan tentang lelaki ini, tidak pernah gue pikirkan sama sekali.
Dengan menghela nafas berat ia menuruti perintah gue, kalo saja tidak ada Nyonya Kyra disini bisa gue pastikan lelaki ini akan berbuat buruk ke gue sama yang kaya dia lakuin ke orang lain.
"Ibu kurang aktifitas ya?" Tanyaku lembut sambil menatap matanya, untuk menenangkan Nyonya Kyra.
"Kamu memang dokter yang handal, baru saja menyentuh telapak tanganku, kamu sudah tau penyebabnya" katanya membalas senyuman gue.
Gue tertawa renyah mendengar pujian si pasien.
"Raymond?" Panggilnya.
"Iya Bu? Ada keluhan apa?" Gue tidak terlalu terkejut, dan tidak harus bertanya kenapa ia tahu nama gue, karna itu pasti sangat mudah. Ia mengetahui nama gue dari name tag yang gue kalungin ini.
"TANTE KANGEN! APA KABAR SAYANG?" Teriaknya antusias sambil tersenyum.
Deg. Gue bingung setengah mati melihat kegirangan pasien gue.
Dengan sikap tetap tenang, gue tetap senyum ke arahnya.Tapi suasana bingung gue cuma sebentar karena tiba-tiba gue ingat sesuatu.
Flashback
"Raymond? TANTE UDAH TITIPIN ROTI KEJU KE ANDRE. kamu makan jangan sampai enggak"
"Seriusan Tante? Terimakasih Tante."
"Akur yah sama Andre , jangan berantem"
"Iya Raymond janji"
Oke gue inget sekarang, dia itu adalah ibu dari Andre, temen masa kecil gue.
Sekarang senyuman gue tulus, udah ga ada lagi kebingungan.Gue kangen banget sama sosok yang sudah gue anggap kaya mamah gue sendiri. Yang udah lama ga gue temuin.
Gue memeluk Nyonya Kyra dengan hangat. Rasanya benar-benar rindu. Sosok ini lah selalu jadi penyemangat hidup gue sewaktu gue kecil. Berkat sosok ini masa kecil gue yang seharusnya kelam, dan kekurangan kasih sayang seorang ibu, menjadi indah seperti kebanyakan anak-anak yang lain.
"TANTE!! Maafin Raymond, Raymond baru ingat."
"Tidak apa-apa sayang"
"Tante beda, Tante pucat. Raymond tidak mengenali Tante" kata gue jujur.
Nyonya Kyra tersenyum tulus. "Kamu kenapa gak bilang-bilang kalo udah balik ke Indonesia?"
"Raymond cuma gak tahu harus hubungi Tante lewat mana"
"Coba sini periksa Tante" canda Nyonya Kyra.
Gue cuma bisa nyengir gak jelas. Dalam hati mah bahagia! SANGAT. karena bisa ketemu dengan sosok ini.
Gue langsung memeriksa kecepatan denyut nadinya, semuanya normal. Hanya saja ada masalah metabolisme saja.
" Jadi yang tadi Andre?"
"Iya" jawabnya seadanya.
"Tante, ada gangguan metabolisme."
"Emm. Apa bahaya?"
"Beruntunglah ini baru tahap awal."
"Oh syukurlah."
"Tante harus banyak beraktivitas, makanlah makanan yang sehat."
"Yaa Raymond, Tante udah jarang beraktifitas. soalnya sekarang ada menantu Tante, yang ga bolehin Tante ngapa-ngapain. Ini ga boleh , itu gaboleh. Pokoknya harus istirahat"
Gue kaget pas denger kata menantu . yang gue tahu Nyonya Kyra hanya mempunyai anak satu yaitu Andre , jadi Andre sudah menikah? Tidak nyangka si batu es bisa nikah juga. Andre ? Setau gue sosok itu dari kecil memang udah kejam. Oh mungkin sejak dia dewasa sikap kejamnya memudar. Mungkin. "Batin gue.
Tapi wait...
Dia tetap kejam pasti!
Gue ga lupa sama suster yang tiba-tiba datang ke ruangan gue masang ekspresi panik saat menceritakan sedikit tentang Andre .
Cerita singkat! Tapi cukup menegangkan. Haha tidak itu berlebihan, gue bukan tipe orang yang gampang tegang sama suatu hal."Jadi tadi itu istrinya Andre?"
Tiba-tiba gue inget sama cewek cantik yang menemani Nyonya Kyra bersama Andre.
Nyonya Kyra mengangguk.
"Raymond udah selesai memeriksa Tante, maka dari itu Raymond keluar dulu yah Tante"
"Tapi janji kesini lagi?"
"Iya iya Tante"
***
Gimana dok? Keadaan mamah saya?" Ucap Andre.
Jujur dalam hati gue bercampur aduk. Gue beneran kangen. Tapi dia ga inget sama sekali sama gue, gue ga tau harus mulai dari mana ngasih taunya kalau gue adalah sahabat kecilnya.
"Kami masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut." Kataku berbohong. Aku sengaja ingin melihat reaksi Andre.
"Apa parah dok?sampai harus menunggu pemeriksaan lebih lanjut?" Tanyanya dengan tatapan cemas.
"Ya seperti ada yang tidak beres di salah satu organ tubuh 'Nyonya Kyra'. Kataku dramatis, ingin lihat gimana reaksi Andre jika dirinya digantung seperti ini. Tidak ada kejelasan yang pasti.
"Katakan apa itu?" Desak Andre.
"Kami belum bisa menjawab suatu yang belum jelas. Mohon maaf , saya harap anda sedikit mengerti."
Andre menatap lekat mata gue, ia terlihat tidak puas dengan jawaban gue.
"Baiklah saya pergi dulu. Ada pasien yang harus saya tangani."
"Aku sedikit menyesal ----" Andre menjeda perkataanya sebentar.
Perkataanya berhasil membuat langkah gue terhenti. Gue menunggu Andre untuk melanjutkan perkataannya.
"Aku menyesal membawa mamahku kerumah sakit ini" ucap Andre dengan tersenyum miris.
Deg. Gue terkejut mendengar respon andre, gak nyangka Andre bisa seketus ini.
Tapi gue tetap tersenyum, seolah-olah gue tidak terkejut atau apapun. Pura-pura stay cool.
Gue melanjutkan langkah gue tanpa merespon kemarahan si batu es oplosan. Gue ga peduli kalo otaknya penuh dengan sumpah serapah tentang gue.
***
"ohhh astaga! GAWAT!"
Gue panik setengah mati melihat pemandangan mengerikan di depan mata gue."Gue haruss gimana sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR [COMPLETE]
RomanceAwalnya aku memang tidak mencintaimu, tidak menginginkanmu sama sekali. Tapi lihatlah sekarang? Betapa gilanya aku tanpamu! Andre Steffan Alarix Aku mencintaimu dengan amat sangat. Walaupun kamu sama sekali tidak menginginkanku. Terkadang aku benar...