Malik menuangkan air mineral dingin untuk Raymond dan Robert, tak lupa juga es batu yang melimpah didalamnya.
Raymond menggapai gelas itu, lalu mengangkatnya dihadapan Robert dan Malik. "Apa gigi kalian sensitif? Sebaiknya jangan diminum ya." Nasihat Raymond lalu menyesap minumannya.
Robert memutar mata malas. "Cukup sudah nasihatnya, pak Dokter." Sindir Robert sambil terkekeh pelan lalu ikut menyesap minumannya.
"Mal, kayaknya kalo dilapak orang lain, cowok-cowok yang karakternya kaya kita gini disuguhi minuman Whiskey, Wine, atau bahkan Vodka... ya, yang beralkohol gitu lah.. tapi kok di cerita MAWAR kita malah disuguhin air mineral dingin?" Gerutu Robert pada Malik.
Malik mengangkat bahu, tak peduli. "Tanya aja sama yang nulis." Ucapnya diam-diam protes juga. Malik menghela nafas. "Lah, gue di episode kemarin malah minum teh madu, njirr." Komentar Malik ikut menggerutu.
Robert tertawa kencang. Ia reflek begitu. "Lah, gak apa-apa sehat.. dedek Malik kan dalam masa pertumbuhan, jadi konsumsinya harus yang sehat-sehat. Benar kan pak dokter?" Ejeknya pada Malik, lalu pura-pura bertanya pada Raymond.
Raymond yang sedari tadi tak ambil suara, ternyata sedari tadi sudah memasang wajah yang keruh. "Ah yasudahlah. Kalian berdua masih mending, daripada gue." Ocehnya menengahi, namun perkataan itu membuat Robert dan Malik menunggu kalimat selanjutnya.
"Episode kemaren gue malah jadi jomblo ngenes!" Lanjutnya kesal lalu meminum air es nya kembali, agar asap dikepalanya tidak keluar.
Robert tertawa lebih keras dari yang tadi.. sedangkan Malik yang sedari santai kini agak terkekeh, diam-diam Malik pun prihatin.
"Cowok yang modelan kaya lo, jadi jomblo?" Tanya Malik heran, setengah tak percaya.
Raymond hanya mengangkat bahu, Malik yang tau artinya itu langsung mengumpat dan tertawa, menyusul Robert kembali yang masih belum berhenti tertawa.
"Karakter lo kan Ganteng, Pinter, Baik, Ramah.. walaupun di kondisi tertentu lo bisa berubah dingin. Tapi masa iya jomblo?" Papar Malik.
Raymond yang mendengar itu, merasa sedang dipuji dan dihina dalam waktu bersamaan. Tapi ia tetap memilih diam saja.
"Di lapak orang lain juga ada yang begitu, karakternya hampir sempurna tapi jomblo. Jadi, jangan nyalahin penulisnya dong." Ujar Robert menengahi dan membela.
"Itu beda lagi ceritanya, di lapak sana mah, yang modelan gitu biasanya pasti jadi yang paling dikejar-kejar gadis-gadis. Sampai tuh cowok benar-benar dapatin cinta sejatinya." Komentar malik.
Raymond agak tersinggung. "Jadi, maksudnya lo mau bilang gu.."
"Enggak, Ray. Enggak." Elak Malik sebelum Raymond menuntaskan perkataanya. Tapi didetik kemudian Malik terkekeh, membuat Raymond yang tahu artinya mendesah panjang. Tak mau ambil pusing.
Robert bukan membela adeknya yang dihina secara tidak langsung, malah jadi orang yang tertawa paling ikhlas dibanding yang lainnya.
"Kata siapa? Dia ada kok yang ngejar-ngejar.. namanya Kayonna." Bela Robert pada akhirnya.
Malik mendongak. "Beneran cuy?" Tanyanya memastikan.
Raymond acuh tak acuh, walaupun sebenarnya saat Robert menyebut nama gadis itu, ia agak sedikit tersentak.
Benar? Apa kabar gadis itu ya?
"Permisi."
Ketiga pria itu menoleh, termasuk Robert yang tertawa terpingkal itu pun langsung menoleh dan berhenti tertawa, ketika melihat Mr. Alex muncul dari balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR [COMPLETE]
RomanceAwalnya aku memang tidak mencintaimu, tidak menginginkanmu sama sekali. Tapi lihatlah sekarang? Betapa gilanya aku tanpamu! Andre Steffan Alarix Aku mencintaimu dengan amat sangat. Walaupun kamu sama sekali tidak menginginkanku. Terkadang aku benar...