Nadia melihat keadaan sekelilingnya, rasanya benar-benar mimpi, Andre benar-benar menepati janjinya untuk Weekend bersama.
Ia berada di taman yang tidak terlalu ramai, disana hanya ada beberapa orang saja."Nad, ada yang mau aku tunjukan."
Suara berat itu membuyarkan perhatian Nadia dari ruang lingkup sekelilingnya, sekarang perhatiannya tersudut pada Andre yang baru saja bicara.
"Tunjukin apa?" Tanya Nadia penasaran.
"Sesuatu yang ga akan mungkin bisa kamu lupakan" jawab Andre.
Nadia menatap mata Andre dengan rasa penasaran. Energi yang dipancarkan Andre benar-benar membuat dia tidak bisa berfikir apa-apa lagi untuk menebak.
Pria ini memang selalu saja begitu.
Misterius , cihhh...
"Nunjukin apa sih Andre?" Tanya Nadia mulai tidak sabar.
Andre masih diam sambil menatap mata Nadia lekat. Jelas saja, Nadia seperti terhipnotis dengan tatapan mata coklat milik Andre.
Nadia menggigit bibir bawahnya untuk menetralkan deguban jantungnya, tapi sia-sia saja. Justru debaran di hatinya bertambah kencang.Beberapa saat kemudian Andre mengeluarkan map bewarna merah pekat dari tas ranselnya.
Dengan wajah yang santai ia memberikan map itu kepada Nadia."Ini apa?" Tanya Nadia sambil menatap ke arah mata Andre dan map itu secara bergantian.
Andre membalas pertanyaan itu dengan senyuman menawannya "buka dan bacalah" perintah Andre lembut tapi masih terdengar tegas.
Nadia membuka map itu dengan hati-hati, ia khawatir isi map itu penting untuk Andre. Tentu saja, dia tak mungkin ceroboh dengan merusak map penting milik Andre, bukan?
Nadia mengernyitkan dahinya, ia tidak mengerti dengan maksud Andre memberikan map ini. Ada kekhawatiran lain yang dipikirkan Nadia, tapi ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja.
"I--ni a--pa pak?" Tanya Nadia terbata-bata.
Andre memakai kacamata hitam yang entah sejak kapan sudah ada pada jangkauan Andre.
"Gak usah pura-pura gak tau"
Intonasi lembut itu terdengar horor ditelinga Nadia, keyakinan yang ia bangun pada dirinya sendiri, entahlah sudah runtuh tanpa seizinnya.
Nadia diam seribu bahasa, sikap Nadia yang seperti inilah yang membuat Andre semakin mendekatkan dirinya pada Nadia, Lalu menatap mata Nadia dengan intens, namun ada perbedaan yang signifikan pada Andre, tatapannya tidak selembut tadi, kini ia menatap Nadia dengan tatapan tajamnya, seolah-olah ingin mengintimidasi Nadia dengan caranya sendiri."Kenapa kamu lakuin ini nad?"
Pertanyaan itu tak mampu membuat Nadia angkat bicara, Nadia sedang menahan rasa takutnya mati-matian menyaksikan sikap Andre yang semengerikan ini.
Sedangkan Andre ia bisa melihat tubuh Nadia bergetar, ia sepertinya sedang menahan tangisnya.
"Masih gak mau ngomong juga?" Tanya Andre memperdalam intonasinya.
Nadia yang mendengar pertanyaan sekaligus ancaman dari bibir Andre , ia reflek menggelengkan kepalanya. Ia benar-benar takut melihat sikap Andre yang mematikan ini.
Sekarang , Nadia tau.
Andre mendekatinya bukan karena Andre terpikat dengannya, tapi karena Andre sudah tau siapa pelaku teror yang sudah menerrornya selama ini.Memikirkan hal itu, membuat hati Nadia sakit bukan main.
Bagaimana bisa pria yang ia cintai selama ini tidak pernah memikirkan perasaannya sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR [COMPLETE]
RomanceAwalnya aku memang tidak mencintaimu, tidak menginginkanmu sama sekali. Tapi lihatlah sekarang? Betapa gilanya aku tanpamu! Andre Steffan Alarix Aku mencintaimu dengan amat sangat. Walaupun kamu sama sekali tidak menginginkanku. Terkadang aku benar...