"Doa kita dikabulkan."Helin tersenyum lalu menggapai tangan Sisil yang sedari tadi membelai bahunya.
"Kakak, kok baru datang?" Tanyanya pada sang kakak yang sedang menatapnya lembut.
"Kakak baru tau, maaf." Ujarnya penuh penyesalan.
Helin menggigit bibir bawahnya pelan."maaf, gak sempat ngabarin kakak." Ujarnya tidak enak hati.
Sisil mengangguk sambil tersenyum. "Karena terlalu memikirkan suami tercinta kan?" Tanyanya menggoda.
Helin tertawa pelan, kali ini merasakan kasih sayang seorang kakak yang Asli, tulus. Tidak ada embel-embel apapun.
Helin mengalihkan perhatiannya ke arah lain lalu tersenyum. "Kak, dua cowok itu yang nolongin aku sama Andre."Sisil menoleh, ia melihat 2 cowok penuh wibawa dan 1 cewek cantik dengan senyum ramah.
Perlahan bibirnya terangkat menunjukan sebuah senyuman, Sisil memerhatikan gerak langkah mereka bertiga dengan tak sabaran, ia sudah ingin berterimakasih pada mereka bertiga. Meskipun Helin tidak mengikutsertakan si gadis yang sedang berada didekat 2 cowok yang baru ia kenal sebagai pahlawan Andre. Tetap saja, ia harus berterimakasih.Tidak ada salahnya bukan?
Kehadiran tiga manusia itu, membuat yang lainnnya ikut menoleh kearah mereka, keluarga besar Andre yang sebagian besar sudah tau bahwa Devanno dan Robert yang menyelamatkan Andre langsung menatap mereka bertiga dengan senyum. Termasuk Mr. Alex yang sebenarnya belum tau apa-apa tapi secara naluri ikut tersenyum pula, walaupun wajahnya terlihat pucat dan frustasi.
Ketika mereka bertiga sudah berada dilingkungan keluarga besar Andre, Cassandra yang berstatus sebagai Aunty nya Andre sudah menyapa kedua pria yang belum lama ini sudah ia kenal namanya.
"Robert, Devanno.. kalian kemana saja? Ada kabar baik, apa kalian sudah mendengarnya?"
Cassandra bertanya dengan ramah, ketahuilah logat indonesia nya tidak bisa dibilang bagus. Tapi gimana lagi? Dia wanita terbawel di lingkungan ini.
Belum lagi bahasa yang ia pakai, benar-benar baku, membuat siapapun yang sedang berbicara dengannya seperti terhipnotis untuk ikut bicara sebaku itu.Robert terlihat sedang tidak fokus pada lingkungannya, pikirannya seperti sedang sibuk dengan hal lain, ia berdehem sebentar mencoba menunjukan sikap SIAP untuk meladeni ritual basa-basi ini.
"Ng..."
"Oh, pasti sudahlah. Kan, kabar baiknya datang dari adikmu sendiri. Ia yang memberitahukan hal itu pada kami."
Belum sempat Robert menjawab, namun Cassandra ternyata tidak bisa mengunci bibirnya untuk sesaat saja, setidaknya sampai Robert selesai menjawab.
Namun cowok itu tersenyum, ia ingat sudah ke-12 kalinya ia tidak diijinkan menuntaskan perkataanya jika sedang bicara pada Cassandra, padahal baru terhitung dua hari, Robert berinteraksi dengan Cassandra, itu juga jarang. Tapi Cassandra berhasil memotong perkataan Robert sebanyak itu.Kalian bisa bayangkan sebawel apa dia?
"Belum." Jawab Robert singkat, lalu tersenyum legah ketika satu kata itu berhasil keluar tanpa sempat diselak.
Cassandra melotot sejenak, menunjukan sikap terkejut yang berlebihan. "Adikmu tidak mengabarimu? Apakah ini firasatku saja? Aku rasa kalian tidak dekat, aku rasa Ayahmu tidak mengajari kalian, bagaimana sikap untuk saling tidak mengabaikan antara seorang kakak dengan adiknya."
Baiklah, Cassandra hanya bercanda namun garis wajah Robert berubah, perlahan mengeruh. Apa? Ekspresi apa itu?
- - -
Mr. Alex melotot kecil mendengar candaan Cassandra yang seharusnya terdengar biasa saja, namun untuk sebagian orang itu memang menyakitkan. Apalagi Mr. Alex melihat garis wajah orang yang diajak bercanda oleh Cassandra mengeruh, membuat Mr. Alex seperti harus mencairkan suasana.
"Jangan dipercaya, firasat Nyonya cerewet ini selalu saja salah, kemarin ia berfirasat bahwa film yang ia tonton akan berakhir tragis. tapi nyatanya malah sebaliknya, Endingnya bahagia." Ujar Mr.Alex dengan santai.
Mendengar gurauan itu semua tertawa, tapi Cassandra yang merasa kalah itu jadi memanyunkan bibirnya lalu mulai mendumal dengan panjang, sungguh dumalannya tidak penting jika harus dijelaskan. Mr.Alex tidak sepenuhnya bohong, memang benar sekitar dua bulan yang lalu, email-nya sempat di BOM oleh Cassandra hanya untuk curhat tentang salah satu film, lalu sampai bertaruh pada Mr.Alex bahwa endingnya nanti akan tragis, hal itu membuat Mr.Alex harus menonton, namun keberuntungan ada di pihaknya, endingnya bahagia. Mr. Alex lah yang menang.
Kalian tau sebagai taruhannya Mr.Alex hanya menyuruh wanita itu tidak memenuhi email-nya lagi, untuk alasan yang tidak penting... ia benar-benar tidak ingin diganggu.
Tapi sialnya, aplikasi Line-nya yang jadi kena BOM chat. Mengharukan bukan?
Ya semua tertawa, kecuali Robert.
"Iya salah, tapi tidak sepenuhnya salah, tuan." Ujar Robert tiba-tiba.
Perasaan mereka saja atau memang nada perkataan Robert memang berubah dingin tidak seperti biasanya, hingga mereka harus berhenti untuk menertawakan Nyonya bawel ini?
Mr.Alex menoleh kearah Robert, bukan hanya Mr.Alex namun semua pasang mata disana yang berstatus keluarga besar Andre juga terpusat pada Robert.
Robert tidak kembali menatap mereka semua, hanya satu orang yang ia tatap dengan intens, yaa Mr.Alex.
"Kalau begitu apa kau mempercayainya? Jika aku jadi kau, aku akan percaya untuk menutup telingaku saja, daripada mendengar firasat menyesatkan itu." Ujarnya ringan dengan tingkah sok cool nya.
sementara didalam hati, ia sebenarnya heran, niatnya untuk mencairkan suasana, malah terasa makin beku. Tapi ia tidak bisa menyerah begitu saja? Anak ini sedang tersinggung mungkin.
Robert terkekeh pelan, kekehan ringan biasa memang, tapi jika ada yang terlalu peka disana, ia pasti sadar itu adalah kekehan menyedihkan. Perlahan matanya sayu namun beberapa detik kemudian berdehem lalu mengalihkan perhatiannya pada Nyonya bawel yang terlihat sedang menampilkan wajah tidak enak, sepertinya Cassandra sudah sadar bahwa bercandaanya memang keterlaluan.
"Kau benar Nyonya Cassandra, ayahku memang tidak pernah mengajariku untuk tidak saling mengabaikan, tapi sepertinya ia mengajari kami sebaliknya. Ia mengabaikan kami, sampai sekarang aku tidak tahu apa itu bentuk ajarannya atau memang ia ingin meninggalkan kami. Akhirnya kami berdua malah tumbuh menjadi kakak-beradik yang mungkin tidak goals . Firasatmu tidak salah Nyonya, hanya kurang tepat, karena ayahku bukan hanya tidak mengajari kami untuk tidak Saling mengabaikan, tapi memang tidak pernah mengajari kami sesuatu yang baik, tidak pernah."
Robert mengatupkan bibirnya, ia mengutuk dalam hati, mengapa tidak ada yang menyelak pembicaraannya? Disaat ia butuh untuk diselak? bahkan Nyonya bawel ini malah sibuk menatapnya dengan tatapan bingung dan kaget, ralat bukan hanya Cassandra tapi seluruh keluarga Andre.
- - -
Mr. Alex terkejut bukan main, mendengar jawaban seserius itu.
Tiba-tiba hatinya merasa aneh, perasaan tidak suka pada kata-kata itu perlahan ia rasakan.
Pandangannya kosong pada lantai, namun jawaban tegas itu masih terngiang di otaknya. Entah kenapa? Ia merasa.....Kata-kata itu memang ditunjukan untuk dirinya sendiri.
A/N :
Ayo kita main-main di konflik yang dalam, siapa tau bisa tenggelam bersama, dan mendapatkan akhir yang kita harapkan..
Semoga saja...
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR [COMPLETE]
RomanceAwalnya aku memang tidak mencintaimu, tidak menginginkanmu sama sekali. Tapi lihatlah sekarang? Betapa gilanya aku tanpamu! Andre Steffan Alarix Aku mencintaimu dengan amat sangat. Walaupun kamu sama sekali tidak menginginkanku. Terkadang aku benar...