Tidak sebaik itu

3.5K 291 30
                                    

" Berkat kau aku harus memakai make-up lebih tebal dari biasanya "

" Huh "

Ku palingkan wajahku mengabaikannya.

" Tolong jangan banyak bergerak Uchiha-san " ucap make-up artis yang mengurus wajahnya yang memar.

" Oi bertanggung jawablah sedikit atas perbuatanmu "

" Kau pikir salah siapa yang tiba-tiba merubah posisi tempatnya "

" Ha? kau menyalahkanku? "

" Moo ii.. aku malas berdebat denganmu "

Aku bangkit dari tempatku dan bersiap meninggalkannya.

" Oi baka Hina "

" Ck "

Ku acuhkan dia dan tetap berjalan menuju bagian konsumsi mengambil minuman untuk Naruto-san nanti.

Tanpa ku sadari satu minggu sudah kami disini. Siang ini kami sudah bisa check out dari penginapan penuh emosi ini.

Tak banyak yang bisa ku ceritakan tentang keseharianku bersama mereka terutama bersama si baka itu. Karna semuanya tak ada yang membahagiakan atau menguntungkan bagiku. Tapi ada hal yang membuatku tak henti merasa penasaran, ada apa antara si baka itu dan Naruto-san.

Usai pengambilan gambar terakhir kami lantas kembali ke penginapan untuk bersiap kembali ke Tokyo.

" Naruto-san pakaianmu.. "

" Sudah ku rapikan semalam "

" Ah.. " anggukku mengerti.

Lagi-lagi dia melakukan segalanya sendiri. Lama-lama aku merasa kesal dengan sikapnya yang seolah tidak membutuhkanku. Bukan berarti aku tidak suka makan gaji buta, tapi aku bukan tipe orang yang hanya duduk manis dan melihat tanpa melakukan apa-apa.

Ku lirik dia yang tengah fokus melihat keluar jendela.

" Ah lagi-lagi melihat baka Uchiha " batinku.

Setelah merapikan semua barang, aku kembali duduk. Tapi melihat ekspresi Naruto-san yang berubah masam membuatku gatal dan sangat ingin menanyakannya.

" Naruto-san kau tidak apa-apa? " tanyaku.

" Ya "

Ku lirik Kakashi-san di pojok ruangan yang tengah asik membaca novel entah apa.

" Ano Naruto-san.. sebenarnya ada yang ingin ku tanyakan "

" Nani? "

Dia bahkan tidak melirikku yang tengah bicara padanya.

" Sebenarnya asisten ideal menurutmu itu seperti apa? "

" Tidak ada kriteria khusus "

" Apa itu artinya kau menerima semua? "

" Begitulah "

" Lalu sebagai asistenmu sekarang ini, tugasku apa jika tiap kali aku ingin membantumu kau slalu menolak.. katamu kau menerima semua kan "

" ... "

" Naruto-san? "

" Cerewet " gumamnya.

Meski pelan aku bisa mendengarnya dengan jelas!

" Naru- "

Bruk

Lavenderku mendelik seketika melihatnya tiba-tiba menyerangku dan menyudutkanku di dinding.

" Urusai.. urusai... " serunya.

" Oi Naruto " panggil Kakashi-san.

" Kau tidak seharusnya disini.. aku tidak pernah membutuhkanmu.. "

" Hentikan Naruto " tahan Kakashi-san.

" Bukan kau yang ku inginkan.. "

" Oi Naruto cukup "

Kakashi-san memegang lengan Naruto mencoba membantuku melepas genggamannya.

" Kau merusak segalanya.. kau.. "

" Naruto " bentak Kakashi-san.

Srrrttt

" Apa-apaan ini "

Seseorang datang ke ruangan kami dan itu baka Uchiha!

Seketika Naruto-san lantas melepas genggamannya lalu duduk di pojok ruangan.

" Hinata sebaiknya kau segera mengurus barang-barang kita "

" Ha.. ha-i.. "

Tanganku masih gemetar saat meninggalkan ruangan itu. Apa yang terjadi pada Naruto-san? Dia sungguh menyeramkan.

" Ada yang bisa kami bantu? " tanya resepsionis.

" A- "

Eh.. kemana perginya suaraku?

" Aku- "

Suaraku... hilang?

Ku pegang erat lenganku yang tak henti bergetar dan mencoba menstabilkan laju jantungku yang serasa ingin meledak.

" Kami akan check out " sahut seseorang.

" Ruangan apa tuan? "

Aku menoleh ke samping.

" Baka Uchiha? " batinku.

Pluk

Sebuah jas diletakkan diatas kepalaku.

" Biar aku yang urus, kau duduk saja di ruang tunggu " ucapnya.

Aku tidak bisa mengelak lagi. Bagaimana mau mengelak, bicara saja suaraku tak mampu keluar.

Aku berjalan menuju ruang tunggu sambil terus menstabilkan emosi dan laju jantungku.

Saat perjalanan pulang, aku memilih duduk sendiri di bus. Aku benar-benar harus menenangkan pikiranku. Ini pertama kalinya bagiku melihat Naruto-san begitu emosi.

Apa salahku?

Sejak kejadian itu hubungan kami semakin merenggang. Kontrak kerja kami tinggal satu minggu lagi dan aku memilih untuk menyudahinya sekarang.

" Gomennasai Kakashi-san, kurasa lebih baik aku tidak dengannya " ucapku.

" Aku mengerti perasaanmu Hinata, sebagai wali nya aku mohon maaf jika sikap Naruto menyakiti hatimu "

" Iie.. aku senang bisa bekerja sama dengan kalian "

" Arigatou Hinata "

" Um.. "

Dan itulah terakhir kalinya aku melihat Naruto-san dengan kedua mataku selain di tv. Aku tidak menyesal pernah bekerja dengannya. Setidaknya aku tau bahwa dia tidak sebaik yang terlihat. Sayonara Naruto-san.

Hinata POV End

~Skip~

SasuHina - Hot ChocoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang