Berantakan

2.6K 228 34
                                    

Hari terakhir liburan. Aku bersiap menuju makam Baa-Baa bersama Jii-Jii.

" Hinata kau mau kemana? "

Aku hanya menoleh lalu kembali berjalan bersama Jii-Jii. Dan dia pun mengekor pada kami.

Setibanya dimakam Baa-Baa.

" Ini makam siapa Hinata? " bisiknya.

" Baa-Baa " jawabku.

" Bukankah kau bilang nenek mu sedang dirawat "

" Ssstt " sahut Jii-Jii.

" Baa-Baa meninggal kemarin sehari sebelum kedatanganku "

Dia diam sesaat.

" Maafkan aku Hinata.. kalau saja aku tidak menahanmu kemarin "

" Kau sadar atas kesalahanmu "

" Aku menyesal "

Ku lirik dia, wajahnya sendu dan tampak sangat bersalah padaku. Lucu, kalau saja dia tau bahwa Baa-Baa meninggal hampir 10 tahun yang lalu.

Usai berdoa kami pun bersiap kembali pulang.

" Jii-san "

" Dousta Sasuke-kun? "

" Aku menyesal atas apa yang terjadi pada istrimu "

" Ah sudahlah.. ini sudah takdir " senyum Jii-Jii

" Kalau saja kemarin aku tidak menahan Hinata untuk datang, dia pasti bisa melihat Hinata untuk yang terakhir "

" Apa maksudmu Sasuke-kun? "

" Hounto ni gomennasai Jii-san "

Dia menunduk di depan Jii-Jii penuh penyesalan. Ini pertama kalinya aku melihat dia seperti ini.

" Tunggu.. untuk apa kau meminta maaf "

" Istri mu meninggal karna aku "

" Apa maksudmu Sasuke-kun? "

" Karna aku mencegah Hinata pergi kemarin, kalau saja Hinata bisa datang tepat waktu mereka mungkin bisa bertemu di rumah sakit "

Aku tak kuasa menahan tawaku. Kesalahpahaman ini sungguh menggelikan.

" Sasuke-kun aku tidak mengerti maksudmu tapi istriku meninggal 10 tahun yang lalu "

" Ha? "

" Iya sudah 10 tahun "

Dia lantas menatapku. Aku yang sadar langsung membuang muka dan mencoba mempercepat langkahku.

" Hinata kau.. "

Dan langsung berlari meninggalkan mereka di belakang.

" Hinataaa.. " panggilnya sambil mengejarku.

Ditengah pelarian aku berhenti sejenak saat ku lihat lariku sudah cukup jauh.

" Hah.. sepertinya dia tidak mengejar lagi " gumamku.

" Siapa bilang "

" He? "

Greb

Dia lantas menangkapku dari belakang dan mendekapku.

" Hanase "

" Iie.. kau sudah menipuku Hinata "

" Pfft... "

Tiba-tiba aku teringat ekspresi nya saat di makam tadi. Dan aku lantas saja tertawa lepas.

" Hentikan Hinata.. "

" gomen.. gomen... "

Aku mengusap beberapa air yang menitik di ujung mataku karna tertawa.

SasuHina - Hot ChocoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang