Hal menyebalkan. Mudah bagi Suigetsu-san mengatakan hal itu padaku. Tapi kenyataannya tidak pernah berhasil pada orang itu.
" Ok break.. kita istirahat 30 menit "
Suting usai. Dia berjalan mendekat padaku.
" Hinata aku lapar " ucapnya manja.
" Ha-i.. "
Ku berikan bento yang sudah kupesan sebelumnya.
" Udon? " ucapnya saat membuka bento itu.
" Kenapa? mau protes? " gertakku.
" Iie " senyumnya.
Aku membuang muka sesaat, sungguh menjijikkan melihatnya tersenyum begitu. Udon, makanan yang paling dia hindari dan aku sangat hafal itu. Aku sengaja memberikannya agar dia marah padaku seperti yang biasa dia lakukan dulu.
" Baiklah kita lanjutkan " ucap sang sutradara memberi aba-aba.
" Ittekimasu " ucapnya berlalu meninggalkanku.
" Hm " jawabku singkat.
Seperginya dia ku lihat kotak itu. Dan kau tau, bersih. Tak tersisa satu makananpun disana.
" Sebenarnya dia suka kan? " batinku.
Malamnya setelah pekerjaan hari ini selesai.
" Kalian berdua pasti lelah, bagaimana kalau kita makan di resto- "
" Burger " potongku.
Suigetsu-san lantas melotot padaku. Ya.. ya.. aku tau dia tidak suka burger karna menurutnya burger itu merepotkan dan menjijikkan ketika dimakan.
" Sasu- "
" Aku juga mau " potongnya.
Dan kamipun makan burger di sebuah restoran keluarga biasa dekat lokasi. Setelah memesan menunya.
" Suigetsu, bagaimana cara memakannya? " bisiknya yang terdengar jelas olehku.
" Bukankah tadi aku menawarkan tempat lain " sewot Suigetsu-san.
" Aku tanya bagaimana cara makannya " ucapnya penuh penekanan.
Aku yang mendengar jelas percakapan mereka hanya membuang muka dan berpura-pura tidak mendengarnya.
" Rasakan " batinku.
Dan banyak hal lain yang tidak dia suka atau dia hindari yang ku lakukan padanya. Tapi seperti yang kau tau dia melakukan segalanya, menerjang semua dinding yang dia buat sendiri.
Hingga kadang membuatku putus asa memikirkan cara agar dia bosan padaku bahkan membenciku.
Di hari lainnya saat suting sebuah drama televisi. Aku yang tak ada kegiatan dan tak ada teman bicara, duduk dari kejauhan melihat aktingnya didepan kamera.
Dia sangat mendalami perannya dan itu cukup membuatku terkesan. Dia pandai mengekspresikan adegan demi adegan dan membuatnya benar-benar menyentuh dihati. Dan tanpa kusadari akupun terbawa suasana saat melihatnya.
" Aku.. mencintaimu... "
Deg
Jantungku terasa berhenti mendadak saat mendengarnya.
" Are " gumamku.
Kenapa aku merasa aneh saat mendengarnya mengatakan hal itu pada lawan mainnya. Itu kan hanya akting.
Bukankah setiap hari bahkan setiap kali bertemu dia selalu mengatakannya padaku.
Aku berbalik sesaat mencoba menstabilkan laju jantungku yang terasa begitu sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - Hot Choco
FanfictionKau tidak akan pernah sadar hingga kau merasa kehilangan. Maka selagi masih dalam genggaman cobalah untuk tidak melepaskannya. Karna hal tersulit dalam hubungan adalah mempertahan genggaman itu sendiri.