Hari pertama liburan.
" Hah.. akhirnya bisa libur juga " batinku.
Aku menggeliat sesaat mencoba menikmati liburanku. Ku lihat jam weker, masih jam 10 pagi.
" Apa yang harus kulakukan ya.. " pikirku.
Aku mulai memikirkan banyak hal yang sebelumnya tak bisa kulakukan sembari senyum-senyum sendiri.
" Sebelum itu.. tidur lagi saja " senyumku.
Ku tutup tubuhku dengan selimut dan kembali memejamkan mata.
Ting..tong..ting..tong..ting..tong..
Hingga suara belku yang ditekan berulang membuatku kembali terbangun karna emosi.
Cklek
" Siapa sih pagi-pagi mengganggu " seruku kesal.
" Hinata "
Greb
" Ka- "
" Ku pikir aku tidak akan menemukanmu disini "
Dia masih terus memelukku didepan pintu.
" Ha-hanase.. " kesalku.
" Aku takut kau pergi meninggalkanku Hinata "
Dia terus meracau tidak jelas disaat aku meronta meminta melepas peluknya. Aku lalu menatap tajam Suigetsu-san.
" Ahahaha.. " tawa garing Suigetsu-san.
Ku sipitkan mataku padanya menahan geramku.
" Go-gomene Hinata-chan.. "
" Suigetsu-san- "
" Aku akan menunggu di parkiran " ucapnya berlalu.
Sekejap mata dia sudah menghilang.
" Hayai " batinku.
Di dalam rumahku.
" Diam disitu dan jangan melakukan hal aneh padaku "
Dia duduk di lantai sedang aku berdiri didepannya, bersiap memarahinya.
" Bukankah sudah ku katakan pada Suigetsu-san bahwa aku cuti 3 hari "
" Aku tau "
" Lalu kenapa kau datang kesini "
" Karna aku mengkhawatirkanmu "
" Aku tidak ingin bunuh diri, kau tau "
" Aku takut kau tidak kembali lagi.. Hinata.. " ucapnya lirih.
" Aku hanya cuti 3 hari bukan selamanya "
Ku lihat jam dinding, sudah hampir jam 12 siang. Seharusnya dia sudah didepan Kakuzu-san sekarang. Bisa ku tebak Suigetsu-san pasti tengah menggigit baju karna memikirkan kemarahan Kakuzu-san.
" Atau mungkin menangis " pikirku.
Aku mendesah sesaat. Ini benar-benar kacau.
" Sekarang kau kembali kerja "
" Tapi Hinata.. "
" Kau masih tidak percaya padaku? "
Dia diam memalingkan wajahnya.
" Nenek ku sakit dan aku harus menjenguknya " dustaku.
Dia masih bungkam tak menjawab atau melihatku.
" Hayaku " lanjutku.
Masih tak ada jawaban darinya. Aku lantas menarik lengannya dan memaksanya keluar rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - Hot Choco
FanfictionKau tidak akan pernah sadar hingga kau merasa kehilangan. Maka selagi masih dalam genggaman cobalah untuk tidak melepaskannya. Karna hal tersulit dalam hubungan adalah mempertahan genggaman itu sendiri.