Kare-shatsu

6.5K 715 42
                                    

Sepuluh menit sudah Jimin memanut-manut diri di depan wastafel. Pipinya bersemu merah, bibirnya tak kunjung berhenti menyunggingkan senyuman malu-malu yang begitu manis. Kembali ia memutar tubuhnya, melihat dengan seksama bagaimana bayang dirinya di dalam cermin. Bagaimana swetaer kuning bertuliskan 'I Feel Like Kobe' dibagian dada sebelah kiri itu membuat tubuhnya terlihat mungil.

Semakin diperhatikan, semakin membuat jantung Jimin berdetak tak karuan.

Ia menjongkok lalu meluapkan teriakan tanpa suaranya pada tautan jemari yang tenggelam oleh ujung lengan si sweater kuning. Pemuda Busan itu menutup mata erat-erat seraya menggigit bibirnya gemas menyalurkan antusias dan rasa malu yang siap meledak. Bertepatan dengan itu pintu kamar mandi diketuk pelan.

**** ****

Kare-shatsu

Min Yoongi x Park Jimin

Warning! Typo (s)!

Happy Reading

**** ****

"Jiminie, kau tidak apa-apa?"

Jimin cepat-cepat berdiri kembali, bergegas merapikan diri -untuk kesekian kalinya- dan membersihkan kerongkangannya, "aku tidak apa-apa, Hyung."

"Apa ada yang kau perlukan?"

"Ani. Aku sudah selesai kok, Hyung." Jimin kemudian membuka pintu secara perlahan -sangat, sangat perlahan-. Semburat merah di kedua pipinya kian pekat seiringan dengan dirinya yang sudah keluar sempurna dari kamar mandi. Ia mematung sebentar dengan wajah menekuk malu, lalu mencuri lihat ke arah kekasihnya karena suasana menjadi hening tanpa suara.

Sang kekasih yang ternyata juga sama-sama mematung seperti dirinya.

"Yoongi-hyung?"Jimin bertanya pelan. Pakaian yang kebesaran ia tarik-tarik ke arah bawah, menutupi paha yang terbalut boxer ketat berwarna hitam.

Yoongi yang semula terdiam memandangi Jimin dari atas ke bawah cepat-cepat memalingkan muka. Ia berdehem dan bergegas ke lemari pakaian, "ou, sepertinya celananya kekecilan ya. Kalau begitu- aish, di mana ya. Aku punya kok yang jauh lebih besar. Aduh, di mana ya. Hm, apa sudah dibuang, atau-"

Kata-kata yang meluncur sedikit panik itu terhenti ketika sepasang mata Yoongi kembali jatuh kepada Jimin. Pandangannya benar-benar memaksa untuk kembali melirik si kekasih manis. Calon composer itu menelan ludah susah payah, tangannya berhenti bergerak menelusuri isi lemari. Seolah setuju bahwa ia tak perlu mencari celana lain untuk Jimin. Maksudnya, lihat.

Bagian atas tubuh itu tenggelam dalam balutan sweater, membuktikan bahu Yoongi memang lebih lebar dari milik Jimin. Juga pinggang yang lebih berisi namun ternyata lebih kecil dibanding Yoongi. Tapi untuk bagian bawah, kaki yang montok itu.

Paha Jimin yang berisi membuat boxer hitam Yoongi menjadi ketat. Yang seharusnya tak jauh-jauh dari lutut tapi kini hampir tak bisa menutupi paha. Apa segitu semoknya-

Yoongi geleng-geleng kepala. Logikanya sedang berusaha menampar sisi emosinya. Yang harus ia lakukan sekarang adalah mencari dalaman yang cukup besar untuk Jimin dan jika memang tidak ada, apa boleh buat berarti ia harus bersegera menyiapkan kasur lipat, dan tidur secepatnya sebelum-

"Hy, hyung...?"

-sebelum ia tak dapat menahan diri untuk menyerang bocah manis yang masih di bawah umur itu.

Terkutuklah Kim Idiot Namjoon yang bisa-bisanya menumpahkan jus mangga ke seragam Jimin. Terkutuklah dirinya yang tanpa pikir panjang mengajak Jimin ke kos-kosan-nya untuk berganti pakaian. Terkutuklah badai yang tiba-tiba menyerang Seoul beberapa menit lalu. Terkutuklah dia yang seenaknya saja menyuruh Jimin untuk bermalam di sini.

YoonMin Anthology [Y. Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang