Black Coffee, Maple Pancake, Flu and Strawberry Cake

1.5K 149 18
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

Aroma kopi mulai menguar memenuhi apartemen sederhana itu hingga menyeruak masuk ke dalam kamar tidur satu-satunya. Mewangian yang begitu Yoongi suka hingga dia yang semula enggan untuk membuka mata akhirnya menyibak selimut guna beranjak dari ranjang.

Begitu dia telah keluar dari kamar sesosok bercelemek biru menyambutnya dengan senyuman hangat, dan seorang bocah yang tengah bermain mobil-mobilan langsung berlari memghambur memeluk kakinya.

"Papa! Pagi!"pekik riang si bocah bergigi kelinci.

Yoongi menggendong dan menciumi pipinya, "selamat pagi, Jagoan Papa!"

Balita itu terkikik geli karena serangan ciuman Yoongi, setelahnya dia meminta turun untuk kembali bermain seraya menunggu waktu sarapan tiba. Yoongi lalu melangkah menuju dapur, memeluk dari belakang tubuh seorang namja yang tengah mengaduk sup.

"Selamat pagi, My Love,"bisik Yoongi mengecup singkat perpotongan lehernya lalu menumpu dagu pada bahu mungil itu.

"Selamat pagi, Hyung. Tidur nyenyak?"balasnya mengusap-usap kepala Yoongi.

"Sangat nyeyak sekali."

"Ke kamar mandi gih. Sebentar lagi sarapan akan aku hidangkan."

"Roger."

Begitu pelukan dilepas sebuah suara tiba-tiba mengagetkan Yoongi, gedoran pintu yang cukup kuat. Entah mengapa Yoongi merasa tak perlu menghiraukannya, pun dia lihat Jimin sama sekali bergeming tak merespon apa-apa. Jungkook juga masih asik bermain di ruang tengah padahal biasanya dia akan langsung bersembunyi dibalik kaki Appa-nya jika merasa ada tamu yang datang.

Suara keras itu terdengar lagi ketika Yoongi keluar dari kamar mandi. Ketika sarapan telah terhidang di atas meja makan, Jungkook telah duduk manis di kursi balitanya, Jimin telah melepas celemek dan duduk di samping anaknya dan segelas kopi hitam pekat telah siap diminum di hadapan kursi yang akan diduduki Yoongi.

Lagi, dua orang di hadapan Yoongi sama sekali tidak mengubris padahal dia mulai terganggu dan merasa risih. Siapa yang berani merusak acara sarapan keluarga kecilnya pagi-pagi begini. Yoongi hanya ingin memulai hari dengan damai bersama dua sosok yang sangat dia sayangi. Tidak diusik oleh gedoran pintu yang kian lama kian terdengar menyebalkan dan membuat sakit hati.

"Demi Tuhan! Min Yoongi buka pintunya! Aku tahu kau di dalam!"

"Fuck,"desis Yoongi kesal yang membuat Jimin langsung menatapnya tajam.

"Hyung, kau tak boleh mengumpat di depan Kookie."

"Eh? Oh, maaf maaf. Aku tidak bermaksud-"

"Kau selalu saja memberi contoh yang buruk,"sambung Jimin berhenti menyuapi Jungkook. Dia bergerak bangkit memutari meja untuk sampai ke hadapan Yoongi seraya berkata dingin, "kau selalu saja mengeluh ketika Jungkook menangis, kau selalu saja memarahi Jungkook ketika dia tanpa sengaja merusak barang-barangmu, kau selalu saja enggan mengajak Jungkook bermain di taman, kau selalu pulang tengah malam setelah aku dan Jungkook sudah tertidur lelap."

Rasanya gedoran pintu semakin memekakkan telinga. Dan kali ini Yoongi ingin sekali melangkah ke sana. Kata-kata Jimin begitu menusuk, ekspresi Jimin bukanlah sesuatu yang pernah dia lihat sebelumnya. Lalu suara tangisan menyusul untuk menambah kekacauan pendengaran Yoongi.

YoonMin Anthology [Y. Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang