LS : 1

41.9K 2.1K 126
                                    

"NARAAAAA," gue menutup telinga saat Sana berteriak memanggil gue dari bangkunya.

"Kaget anjir, gila lo." Gue menghampiri Sana dan segera duduk di sebelahnya.

"Hehehe maap deh. Eh btw, ada guru baru gantinya Pak Yana, katanya gurunya gans juga.

Gue menatap Sana malas. "Halah bodo amat, kalau ngajarnya matematika, ya sama aja gue tetep begok!" Sana tersenyum kikuk karena jawaban gue.

Pak Yana itu, guru matematika gue yang baik banget! Gue berkali-kali gak pernah ngerjain tugas dari beliau dan beliau cuma nasihatin gue yang gue yakin gak pernah gue hiraukan.

Kring...

"Pagi anak anak, sekarang pelajaran matematika?" Tanya Pak Rosyid. Beliau kepala sekolah di sekolah gue.

"Iya pak sekarang matematika." jawab teman-teman gue kompak.

"Baiklah, mulai sekarang yang mengajar matematika kalian bukan Ibu Rena lagi, melainkan guru baru yang akan mengajar matematika di sisa kelas kalian. Baik, gurunya akan datang sebentar lagi, saya tinggal dulu." Seisi kelas mulai ramai karena membicarakan kucing yang ditabrak Pak Rosyid sampai seorang pria tinggi datang dan membuat seisi kelas terdiam.

"Pagi semua, perkenalkan saya guru matematika baru kalian. Nama saya Park Chanyeol, kalian boleh manggil saya apa aja."

"Sayang boleh gak pak?" Pak Cahyo tersenyum kikuk karena pertanyaan Somi.

"Skip, hehehe." gue hanya bisa menatap Pak Chanyeol malas.

'Cih, tebar pesona.'

"Bapak kenapa tinggi?" ok, di sini gue mulai malas karena pertanyaan yang menurut gue sangat unfaedah.

"San, ntar kalau ada Pak Cahyo bangunin gue ya, gue ngantuk." Gue mulai meletakkan kepala gue perlahan dan segera menutup mata gue untuk memasuki dunia kapuk.

"Lo jangan buat masalah deh!" Sana mengguncang badan gue dengan tangannya yang langsung gue tepis.

"Psst, gue ngantuk." Gue mengibaskan tangan gue dan melanjutkan kegiatan gue yang tertunda.

"Yang di belakang itu tidur, ya?"

"Nara bangun woy, Pak Chanyeol ngeliatin elo!" ucap Sana yang terdengar panik.

"Berisik!" bentak gue.

"Bangun," pipi gue ditusuk-tusuk sama seseorang.

"Hei, bangun!" gue kesal karena suara berat yang mengusik waktu tidur gue, mau gak mau gue membuka mata.

"Berisik tau gak!?" gue menatap Pak Cahyo dengan mata khas orang bangun tidur.

"Siapa nama kamu? Kenapa tidur saat saya menjelaskan di depan!?" Bentak Pak Cahyo ke gue.

"Saya Kanara Saa. Maaf Pak, ngantuk tadi malam marathon drama." Jawab gue polos.

"Maju ke depan sekarang dan kerjakan soal di papan." Ucap Pak Cahyo geram.

Gue berjalan ke depan dan berdiri di depan papan tulis yang penuh dengan soal dan jawaban yang gak gue ngerti satu-pun.

'Selamat Nar, lo buat guru baru marah ke lo!'

Gue berdiri dengan modal keberanian di depan papan tulis selama hampir 10 menit hingga sebuah suara berhasil memecah keheningan selama 10 menit.

"Mau sampai kapan kamu di situ? Ayo ikut saya ke kantor. Untuk semua, saya akhiri hari ini." Kata Pak Cahyo ke anak-anak di kelas.

Gue bergegas mengikuti Pak Cahyo yang sudah melangkah ke kantornya. Dengan susah payah gue mengejar Pak Cahyo menggunakan kaki-kaki gue yang tidak begitu panjang, gue mengejar Pak Cahyo yang udah jauh kayak jodoh.

Love Scenario - PCY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang