3. 'Cantik'

85 8 4
                                    

"Semuanya gara-gara lo!" teriak Ratu. Ia menendang-nendang ember yang diberikan oleh Pa Dedi, lalu berjalan menuju kran air.

"Gausah marah-marah juga kali, cantiknya ilang loh" jawab Raja sambil mengisi air kedalam ember, tanpa menengok sedikitpun ke arah Ratu. Ratu hanya bergidik geli dan menjauhkan pandangannya dari pria tersebut.

Mereka berdua menyusuri koridor-koridor di sekolah dan menyiram bunga dan tanaman yang berada di sekolah. Entah kenapa Ratu merasa canggung berada di dekat Raja sejak Raja menyebutkan kata 'Cantik' kepada Ratu.

Raja membuka obrolan. "Lo ga pernah liat gue sembelumnya?" tanya Raja sambil membawa ember yang tadi diisinya, sedangkan Ratu, ia membawa alat khusus menyiram tanaman.

"Iya, kenapa?" tanya Ratu tanpa melihat sedikitpun kearah Raja, ia tetap menyiram tanaman di halaman belakang.

"Tapi lo sering comment di facebook gue" jawab Raja.

"Suka-suka gue" ketus Ratu. Ratu menyiram tanaman, sedangkan Raja hanya membawa ember. "Btw, lo osis kan?" tanya Ratu.

"Iya, kenapa? Baru gue nih baru" jawab Raja, Ratu hanya tersenyum licik. "Btw, mana PJ sama Bambang?" pinta Raja, lagi-lagi PJ PJ Pj dan PJ, Ratu yang mendengarnya pun rasanya ingin sekali menerbangkan tangannya ke atas pipi Raja.

"PJ apaan sih, ja? Gue ga jadian, sumpah" ucap Ratu, ia menaruh alat penyiram bunga dan bertolak pinggang di depan Raja.

"Tapi gue liat lo deket banget sama Bambang, gue sahabatnya Bambang dari kecil" jawab Raja. Ratu segera mengambil kembali benda itu dan berjalan sambil mencari-cari tanaman di sekolah.

"Apa urusannya sama gue kalo lo sahabatnya Bambang?" ucapan Ratu membuat Raja jengkel, ia segera mencubit tangan Ratu, Ratu pun tak kalah, ia membalasnya di bagian perut Raja, alhasil Raja meringis kesakitan. "Jangan macem-macem sama gue, udah nih selesai tinggal ambilin sampah" sambung Ratu lalu mereka berdua segera pergi ke kelas masing-masing untuk mengambil pollybag.
.
Krings...
Bel istirahat terdengar nyaring di telinga Ratu dan Raja, mereka menghela nafas lega dikarenakan sudah 1 jam lebih mereka berdiri di depan kelas Ratu.

"Akhirnya gue bisa duduk juga" ucap Ratu setelah mendengar bel tanda istirahat, Raja pun duduk di sebelah Ratu dan bersender di tembok, Raja memejamkan matanya sebentar. "Lo ga kebanyakan ngeluh ya, gue suka" tiba-tiba saja Ratu mengucapkan hal yang aneh kepada Raja, alhasil Raja membuka matanya dan menengok ke arah Ratu. Ratu tidak berkutik sedikit pun, ia merasa tubuhnya dingin, ia pun langsung menutupkan mulutnya rapat-rapat dan berlari masuk kelas. Raja yang melihatnya hanya terkekeh pelan, lalu berdiri dan pergi ke arah kantin.

"Gue suka" gumam Raja di dalam hatinya sambil mengingat perkataan itu, sesekali ia tersenyum senang.

Ratu duduk di tempatnya dengan tergesa-gesa, Ersia yang berada di sebelahnya yang sedari tadi memainkan game di ponselnya kini menatap Ratu dengan aneh.

"Kenapa lo? Kek di kejar jurig tangkil" ucap Ersia, ia segera memainkan game di ponselnya lagi.

"Ga ga ga!" teriak Ratu sambil menutup telinganya, lalu ia bergerak ke arah Nabilla yang sedang minum. "Bila!" teriak Ratu di telinga Nabilla, sontak Nabilla yang sedang minum pun tersedak, ia menepuk-nepukkan dadanya, Ratu yang melihatnya tertawa geli.

"Apaan sih, ganggu orang minum aja" jawab Nabilla.

"Lo pernah cerita kan kalo lo di tembak sama si Raja Raja depan kelas kita itu loh siapa tea namanya? Hmmm..." omongan Ratu membuat Nabilla menyipitkan matanya, Ratu berbicara layaknya sebuah kereta expres kecepatan penuh. *ga deng.

"Raja Zulkifri" sambar Ersia tanpa berpaling sedikitpun dari gamenya.

"Nah iya tuh. Gimana tadinya bisa jadian? Ah bodo amat lah gausah di jawab, ga penting" jawab Ratu sambil mengibaskan tangannya di udara, lalu ia pergi sendirian ke kantin sekolah.

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang