5. lo cuek, Ka

48 6 0
                                    

"Yakin ada angkot jam segini? Mau gue anterin?" ucap seorang pria. Ratu mendongakkan kepalanya lalu menatap pria itu lekat-lekat. "Kenapa liatin gue? Gue emang ganteng" terusnya lagi. Ratu berpaling wajah, ia kembali menatap layar ponselnya.

Pria itu mendekati Ratu, lalu mengambil ponsel yang di genggam Ratu. Ratu berdecak, mukul lengan kanan pria itu, pria itu meringis kesakitan.

"Kembaliin hp gue" Ratu mengambil ponselnya di tangan pria itu. Pria itu mengacak pelan rambut Ratu.

"Gue anterin, maafin gue udah bikin lo seharian ngelamun" permintaan maaf dari Raja berhasil membuat Ratu berpaling ke wajahnya, tatapan Raja membuat Ratu meleleh. 30 detik mereka saling pandang, tiba-tiba saja ponsel Ratu berdering, menyadarkan keduanya. Ratu mengangkat telpon itu sedangkan Raja berpaling ke yang lain, Raja tidak ingin Ratu melihat pipinya yang merah.

"Iya mah? Ratu ada di halte depan sekolah, Bunda gabisa jemput?" Ratu menepelkan ponselnya ke telinga, lalu ia mengisyaratkan agar Raja menjauh darinya, Raja pun menurut lalu ia duduk di atas sepeda motornya.

"Mamah masih di rumah sakit, kamu naik taksi aja. Nanti uangnya mamah gantiin" jawab Ibu Tini (ibunya Ratu).

"Yaudah deh mah. Dahh" Ratu mengakhiri telponnya dengan bundanya lalu memasukan ponsel kesayangannya ke saku androknya. Ia melirik kanan dan kiri untuk melihat taksi.

"Gue anterin sebagai permintaan maaf, udah mau malem loh, fajar udah mau tenggelam. Gue anterin deh ya, gabaik cewe pulang pas petang" Raja menyalakan mesin motornya lalu memakai helm. Ratu mengangguk, ia segera berjalan ke arah motor dan menaikinya.
"Pegangan aja, tapi di pundak gausah di pinggang" terusnya lagi, Ratu yang mendengarnya spontan memukul bagian belakang Raja, Raja hanya terkekeh pelan lalu melajukan motornya. Diam-diam seseorang memperhatikan di depan gerbang sekolah, memperhatikan gerak-gerik mereka berdua.

Motornya membelah jalanan kota Jakarta, Ratu melihat kiri dan kanan, banyak orang yang baru pulang kerja, banyak pula pedagang kaki lima yang bersiap-siap untuk bertemu dengan malam. Ratu berpegangan pada pundak Raja, sesekali melihat di kaca spion. Raja tersenyum, senyum yang paling indah yang pernah Ratu lihat di dalam diri seorang Raja Zulkifri, karna Ratu hanya tau bahwa Raja adalah orang yang paling mahal untuk tersenyum, ia juga sangat cuek dan angkuh, tapi di dalamnya, ketika Raja tersenyum, membuat seorang wanita di dekatnya menjadi takaruan, meleleh karena sosoknya yang sangat tampan. Tampan dan cuek, itulah ciri khasnya.

Sesampainya di depan gerbang rumah Ratu, ia berterima kasih kepada Raja, Raja segera pergi di karenakan fajar sudah tenggelam. Ratu tersenyum sambil melambaikan tangan kepada Raja. Lalu ia masuk dengan hati yaa... bisa di bilang sudah menjadi pelangi.

*malamnya*

21.15

Messenger

Raja Zulkifri
Udah gamarah lagi kan sama saya?

Ratu Allisyalina
Padahalmah ga marah sama sekali, cuman kepikiran doang. Slow aja kali

Raja Zulkifri
Yoi
Sleepwell, tu

Read

Ratu tersenyum samar, ia menutup buku pelajarannya dan segera berjalan ke atas kasur, ia melihat kembali isi chat Raja, sambil tersenyum. Lalu ia membalasnya...

Ratu Allisyalina
Makasih udah nganterin gue, sleepwell too

Ratu menbanting hpnya lalu menaruhnya di bawah bantal, ia tidak ingin melihat balasan dari Raja. Namun, sesaat setelahnya ada notifikasi dari Raja.

Raja Zulkifri
bjk, si Putra tu. Gue lagi manggang di rumah Putra, mau kesini ga? Rumah kita ga jauh ko, mau gue jemput?

Balasan Raja berhasil membuat Ratu kecewa, matanya berkaca-kaca. Ia melepar hpnya setelah selesai membalas.

Ratu Allisyalina
Hm..
Gausah deh, ja. Udah malem, gue gaboleh keluar malem. Gue tidur ya

Read

"anjir read doang" ucap Ratu di dalam hatinya. Ia melepar hpnya dengan kesal lalu menutupkan wajahnya dengan bantal sambil menggerutu tidak jelas.

*keesokannya*

"Mah, Ratu masih di skors? Ratu males nunggu di halte, naik taxi ngamburin duit. Padahal rumah deket" ucap Ratu kepada ibunya saat sarapan pagi.

"Salah kamu sayang, kenapa telat terus lari-lari di koridor" jawab ayahnya ketus, Ratu menghentakkan kaki kesal.

"Yaudah kamu boleh bawa motor" jawab ibunya. Yang awalnya hatinya mengebul karena asap amarah, kini hadirlah pelangi kebahagiaan yang tak terduga.

*disekolah*

"Kemarin dari kemana bareng Raja?" tanya seorang pria di belakang Ratu saay Ratu sedang mengambil buku paket di dalam loker. Andika.

"Dia nganterin gue pulang" jawab Ratu ketus. Gue kata yang jarang diuucapkan oleh seorang Ratu kepada Andika Pratama.

"Gue? Aku liat kamu di gerbang sekolah, kamu lagi ngobrol bareng Raja terus kamu naik motor bareng Raja" ucap Andika, ia membalikkan tubuh Ratu untuk menghadapnya. Andika menatap Ratu, tapi pandangan Ratu tidak menatapnya, ia mengalihkan pandangan.

"Kenapa ga nyamperin gue? Gue butuh kendaraan, gue butuh lo. Angkot? Mana ada jam segitu, bus? Yang ada gue nyampe malem, taxi? Ngamburin duit, rumah gue ga jauh-jauh amat" jawab Ratu, ia membalikkan diri lalu mengambil buku paketnya. Ia menutup lokernya, lalu berjalan ke arah kelasnya. Andika mengejar Ratu, di pegangnya tangan Ratu dari belakang, Andika menariknya agar tidak pergi.

"Maaf aku emang bodoh. Tidak ada keberanian. buat deket sama kamu aja aku susah" jawab Andika, ia melepaskan tangan Ratu.

"Kamu bukan ga berani, tapi kamu itu terlalu cuek. Gue mau ke kelas, ada ulangan sekarang" Ratu berlari menuju kelasnya. Andika masih terdiam di tempat menatap punggung Ratu yang makin menghilang, ia terdiam sambil melamunkan sesuatu. Tiba-tiba di arah belakang, ada seseorang yang menyentuh pundak Andika, Andika menengok kebelakang. Raja.
.
Ulangan harian Ipa sudah selesai anak X-2 melepaskan penat. Ratu membaca novel kesayangannya.

"Hari senin udah PAT ya? Ga siap gue" ucap Ersia tiba-tiba. Ratu memalingkan matanya, kini ia berpaling pada Ersia ya.. yang pasti sedang memainkan ponselnya.

"Belajar aja" jawab Ratu, lalu ia segera kembali membaca novelnya. Tiba-tiba dari arah pintu kelas, Andika memanggil Ratu. Ratu mendongak kaget lalu segera mendekatinya.

Ratu berdiri tepat di hadapan Andika. Andika menatapnya begitu juga dengan Ratu. Andika menarik Ratu, ia membawanya ke taman belakang sekolah, hanya ada beberapa orang disana.

"Mau apa?" Ratu memulai obrolan, ia duduk di bawah pohon yang rindang. Andika hanya berdiri di hadapan Ratu, ia masih menatapnya.

"Oke, aku bakalan berani nih!" jawab Andika. Ratu merasa heran, apa yang sebenarnya ingin di katakan Andika. "Jauhin si Raja, itu yang aku mau. Aku cemburu, tu. Tolong ngertiin perasaan aku" terusnya. Ratu diam, tanpa suara. Ia kaget dengan perkataan Andika barusan, ia masih mencerna kata demi kata seperti orang bodoh. "Tu?" panggilnya sambil melambai-lambaikan tangan di hadapan Ratu. Ratu kembali ke dunianya.

"Hm? Ah itu doang ya? Iya semoga bisa. Gue eh aku balik ke kelas ya, Ka"

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang